tanding

738 79 10
                                    

Gabut sekali. Iyok dan Fano setelah syuting langsung pulang ke rumah Iyok. Mereka memang nolep, bukan karena tidak ada teman, tetapi memang lepas kerja yang paling enak langsung rebahan.

Tidur asal di lantai Iyok tanpa karpet menjadikan Fano merasa nyaman, sebab tubuhnya yang bersuhu hangat membuatnya gampang keluar keringat.

"Pake baju, ndes. Masuk angin." Iyok menendang kecil bagian rusuk Fano dengan jempol kaki.

Fano hanya menggeser badan menjauh, enggan mengikuti perintah sang sahabat.

"Gini nih, bandel."

Fano terkekeh.

Iyok memainkan ponsel dengan mulut masih mendumel. "Kalau kecil makanya dikasih asi biar pas gede gak jadi asu." Lalu Iyok memekik kaget ketika Fano mencubit bibirnya.

Fano naik ke atas kasur. Duduk bersebelahan dengan Iyok yang mengelus bibirnya, sakit bos.

"Kita tanding, yang tahan napas paling lama nanti menang. Mau?"

Yang lebih muda memantapkan duduk dengan seluruh badan menghadap Fano. "Taruhannya apa?" Iyok sepertinya tertarik.

"Kalau kalah dia harus peluk yang menang."

Iyok mendelik. "Asu, kan. Itu sih gak ada ruginya."

Fano meraih baju yang tersampir di sandaran kursi. "Emang gak ada. Sama-sama enak."

Setelah itu Fano harus tahan ringis sebab punggungnya ditinju Iyok.

END

11 Januari 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang