"Mandi, Mbul." Fano kasih handuk baru ke Iyok yang duduk santai di single sofa sambil sesap cokelat hangat. Hidungnya merah karena dingin; lucu, bos.
"Gak bawa baju ganti."
Fano reflek mendelik. "Itu setengah lemariku isinya baju kamu."
"Oh iya. Lupa, hehehe.." Tawa Iyok ngenges sekali. Fano sedang tahan buat gak unyel-unyel manisnya, nanti ngambek terus malas mandi.
"Gak ada air anget, kalau kedinginan aku peluk aja."
Iyok mendengus. "Peluk terus." Jalan ke arah kamar mandi.
"Abisnya kalau minta cium belom boleh." Suara Fano menyebalkan, buat imajinasi yang gak kepikiran malah timbul pelan-pelan.
"Apa sih. Ngawur." Bilangnya ngawur, tapi pipinya hampir sewarna sama hidung yang memerah ujungnya.
"Yok." Yang punya nama noleh. "Kamu nginep, kan?"
Anggukan jadi jawab. Tatap si manik arang yang duduk di tempat sebelumnya ia tempati. "Kenapa?"
Fano mendongak, balas tatap caramel yang bersinar diterpa cahaya lampu tidur. "Mama kamu pergi dua hari, mau stay di sini aja?"
Iyok geleng. Kelamaan di rumah Fano buat dia jadi malas pulang terus. Sekali-kali ingin jauh dari Fano buat tahan rindu, meski akhirnya gagal terus. "Aku besok pagi pulang aja."
"Aku temenin?"
Lagi-lagi Iyok geleng. "Ayo nabung. Tahan tiga hari gak ketemu, si pemenang boleh minta hadiah."
Fano gak setuju. Jalan mendekat. Berdiri menjulang di depan Iyok. "Kamu tau lemahku; rindu sama kamu. Jangan diuji terus, Yok. Kalau beneran aku terbiasa jauh dari kamu, gimana?"
Lidah Iyok kelu, tidak pernah terlintas kalau pada akhirnya mungkin Fano akan lelah mengejar dirinya. Mematung sambil otak berfikir keras.
"Yok, hey. Jangan blank." Fano menjentikkan jari di depan wajah Iyok.
"Aku.. Kamu.." Iyok sulit merangkai kata. Pandangannya mendadak kosong.
"Apa, Mbul?" Fano sedikit menunduk, dua telapak tangannya menekan pipi Iyok.
"Kamu mau nyerah?" tanya itu pelan sekali suaranya.
Tersenyum lembut, Fano paham akhirnya. "Gak, tapi kalau kepastiannya ngambang terus, kemungkinan besar aku boleh lelah, cuma gak bakal nyerah. Sesayang itu aku sama kamu."
Kalut. Iyok bingung. Hatinya mencelos. "Jangan tinggalin aku sebelum aku tau mau dibawa kemana perasaan aku, No." Tiba-tiba, peranakan manusia-marmut ini memeluk Fano dengan sangat erat. Seolah takut Fano pergi untuk menjauh.
Yang dipeluk balas melingkar tangannya di pinggang si manis. "Gak, Yok. Jadi beneran mau nabung, hm?"
Iyok geleng kuat. "Gak mau. Gak mau pisah." cicit itu terdengar pelan namun kuat di setiap kata yang keluar.
Ya, akhirnya emang dua-duanya bucin.
END
1 Februari 2020
[A/N]
Bakal begadang nih. Kerjaan oh kerjaan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemilan | FaYok vers ✔
Humor2019, Cerita singkat dua anak adam yang ngakunya sahabat tapi saling kode ambigu. *debut story; 16/10/2019 on Stupid F *debut work; 23/10/2019 *graduation; 02/05/2020 _______________ story; kejukopi original cover; tumblr design cover; kejukopi