ingkar

827 90 22
                                    

"Kalau aku makan manis terus kamu marah, sekarang boleh gak aku marah kalau kamu ingkar janji?"

Fano total bingung. Seingatnya janji untuk Iyok selalu ditepati. "Janji apa, Mbul?"

Iyok bersedakap. "Pikir aja sendiri."

Fano menarik pinggang Iyok untuk mendekat. "Gak mungkin aku tau salahku kalau gak dikasih tau, sayang."

Iyok berdecih. "Lupa aja terus kalau jatah ngerokok cuma boleh dua batang. Emang kurang aku stok permen di mobil, kantong sama tas?"

"Siapa yang kasih tau?"

Kesalnya di ubun-ubun. "Tuh kan! Jadi selama ini kalau mabar sampe subuh dibiasain ngerokok banyak-banyak? Mau cepet mati? Makan aja gak teratur, minum cola terus, begadang. Terusin aja sih, aku palingan cuma dateng ngelayat doang. Sekalian pengen cobain besek dari rumahmu."

Fano terkekeh. Iyok itu cerewet sekali. "Siapa yang bilang, Mbul? Aku mau timpuk dia."

"Kalau dia kenapa-napa aku gak dapet sumber informasi lagi. Mending kamu yang aku timpuk."

Saat tangan Iyok melayang untuk menyentuh kepalanya, secepat kilat Fano raih pergelangan tangan Iyok. Digenggam lembut lalu di usap pelan dengan ibu jari Fano.

"Dengerin aku, Mbul." Fano menautkan jemari mereka. "Aku semalem emang mabar sama anak-anak, tapi kita gak ada yang ngerokok. Sibuk mantengin hp jadi mana sempet bakar rokok."

Iyok memicingkan mata. "Bohong."

Elusan itu masih Fano berikan. "Tanya anak-anak aja deh, atau ke mama aku sana. Dia yang beresin bekas kita semua makan sama minum tadi pagi."

Menghembuskan napas. "Kalau sampe aku nemu buktinya gimana?"

"Aku pasrah kamu apain juga."

Iyok terkekeh. Muka Fano memelas seperti kucing minta dipungut. "Yaudah, aku samperin mama dulu. Jangan kabur."

Fano mengangguk saja dan membiarkan Iyok menuntaskan rasa ingin tahu dan pedulinya pada Fano.

Bahagia sekali melihat Iyok perhatian meski harus kuat dengan mulut bawel sahabatnya itu.

END

07 Januari 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang