kue

784 96 26
                                    

Total kesal karena jam tidur siangnya terusik akibat suara gaduh mbak Bilqis dan Fano yang rebutan kue kering. Iyok turun ke bawah dengan muka bantal sambil memeluk guling, niat sekali ingin memukul dua orang yang lebih tua darinya.

Iyok berdiri di ujung tangga sampai eksistensinya terlihat oleh Fano.

"Mbak, gembulku bangun." Fano menunjuk Iyok yang berdiri dengan meremas guling. Wajahnya tertekuk, masam.

Mbak Bilqis dan Fano lantas menaruh kembali toples yang menjadi bahan adu mulut.

"Mbul, kebangun, ya?" Fano ngenges yang ngeselin.

Iyok berbalik. Naik lagi ke atas setelah mbak Bilqis pura-pura sibuk sama majalah kecantikan.

Fano naik mengikuti Iyok.

"Kamu bersisik."

"Berisik, sayang. Bersisik mah ikan."

Iyok mendengus.

"Kamu rebutan kue sama mbakku?"

Fano memilih untuk menyusul Iyok naik ke kasur.

"Berisik tau. Kenapa gak beli aja sih keluar?"

Fano menarik selimut lalu menyamankan diri.

"Aku ngomong sama kamu, bajingan. Mati aja sana kalau aku dicuekin."

Fano terkekeh, merebahkan badan Iyok sampai lelaki muda itu telentang. "Iya, maaf. Abisnya mbakmu ngerebut, terus gak mau gantian ambil kuenya."

Iyok hampir terlelap karena usapan lembut Fano pada kepala sampai bisik rendah menyapa indra pendengarannya. "Nanti malem.. jalan, yuk?"

END

05 Januari 2020

[A/N]
Selamat malam.
Besok Senin, selamat kerja yang kerja, selamat sekolah buat yang sekolah dan selamat tidur lagi buat kaum rebahan.

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang