perkara sayang

728 74 17
                                    

"Kamu udah makan yang manis terus. Aku gak bakal beliin kamu es krim." Tolak Fano atas permintaan Iyok meski mereka sudah berhenti di depan gerobak es krim.

Iyok mengigit lengan atas Fano. "Jahat."

Mengusap bekas air liur Iyok duduk di bajunya, Fano menarik Iyok untuk masuk ke dalam mobil. "Besok cek kesehatan. Kalau kadar gula, kolesterol, asam urat, sama tensi kamu normal, aku bakal kasih hadiah makan sepuasnya seharian."

Iyok melipat tangan di depan dada. Jelas saja ia akan kalah. Mereka bulan lalu sudah tes kesehatan dan hasilnya Iyok memiliki gula darah tinggi. Membuat menu makannya dibatasi habis-habisan. Nasi putih hangat, kue manis, cokelat, dan buah kematangan saja harus dihindari. Berakhir lemas seperti diet, Iyok hampir pingsan di hari ke lima.

"Aku sayang sama kamu makanya gak mau kamu sakit, mbul." Fano menatap Iyok yang wajahnya tertekuk masam.

"Ngerti ya, sayang."

Iyok mendesis. "Males sama kamu. Jahat."

Fano memegang pundak Iyok agar mereka berhadapan. "Bilang apa kamu? Aku jahat? Aku begini karena peduli sama kamu, mbul. Seneng emangnya aku batasin makanmu? Enggak."

Si manik madu meremas seatbelt. "Fano.. "cicit pelan menghentikan ucapan Fano. "Kamu nyeremin. Aku takut."

Fano menghela napas untuk menetralkan degup jantung akibat rasa cemas yang berlebihan. Memeluk Iyok dengan ketat. "Aku lebih seneng bisa beliin apapun yang kamu mau tanpa khawatir sama kondisi kamu, tapi sekarang kamu lagi dipantau sama dokter. Umur kita masih muda. Diabetes itu bahaya, sayang."

Iyok menumpu dagu di pundak Fano. "Maafin aku yang keras kepala."

"Besok ke dokter, ya? Sama aku. Kita cek kesehatan barengan. Aku juga mau tanya-tanya pantangan buat kamu."

Pelukan terlepas. Iyok tersenyum lebar sekali sampai matanya hilang. "Terima kasih, Fano. Sayang kamu banyak-banyak."

Fano terkekeh. "Sayang kamu lebih banyak, mbul."

END

23 Februari 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang