mas julio (2)

820 113 24
                                    

Iyok duduk di teras nungguin Fano yang lagi siap-siap di kamar, sampai mas Julio datang.

"Nungguin Fano, dek?"

Iyok mengangguk. Mas Julio rapi seperti biasa. Parfum mahal langsung tercium dari jarak mereka yang lumayan jauh.

Mas Julio akhirnya mengambil duduk di sebelah Iyok.

"Mau kemana?"

"Ke pasar malem, Mas. Sekalian tahun baruan bareng." Entah insting dari mana, tetapi rasa was-was mendadak menyergap Iyok ketika melihat senyum aneh mas Julio.

"Berdua doang?"

Iyok mengangguk.

"Sampe malem banget?"

Iyok mengangguk lagi.

"Makan malem bareng?"

Iyok mau tak mau lagi-lagi mengangguk.

"Emang hubungan kalian apa?"

Iyok menggaruk tengkuknya. "Sahabat."

Senyum mas Julio lebar sekali. Iyok merasa jika ia senyum selebar itu, pipinya bisa robek.

"Mas dulu sahabatan gak kayak kalian."

"Maksudnya, Mas?"

"Mas dulu punya sahabat cowok juga, tapi cuma sebatas partner game. Gak sampe nginep bareng, pelukan pas bobo, teleponan sampe pagi."

Bibir Iyok tertekuk ke bawah.

"Mas juga gak pernah tuh saling traktir terus posting foto di sosmed berdua sama sahabat lebih banyak dari posting foto sama pacar."

Iyok meremas tali tasnya.

"Mas juga,"

"Yaudah kalau mas gak pernah. Nyatanya aku sama Iyok emang begitu. Salah?" Tiba-tiba Fano datang dari balik pintu utama.

"Mas cuma ngejelasin ke Iyok doang, No." Bela mas Julio.

Fano tutup telinga. Ia meraih tangan Iyok yang mengepal untuk berdiri bersama.

"Aku sama Iyok mau jalan-jalan. Udah izin sama mama. Jangan ganggu." Fano berjalan ke arah mobil bersama Iyok yang masih ia genggam tangannya.

"Mas titip sate dong."

"Iya kalo gak lupa." Teriak Fano setengah peduli.

Mobil keluar dari halaman rumah. Iyok betah diam.

"Jangan dipikirin omongan mas Julio, mbul." Fano jadi tidak fokus menyetir.

"Siapa yang mikirin?" Suara Iyok jutek banget.

Fano menghentikan mobil di depan komplek. "Ini jidatmu mengkerut."

Iyok mendengus. "Aku males sama mas Julio." Keluhnya.

"Iya, besok dia aku pukul pantatnya."

Iyok menatap Fano. "Jitak juga."

Fano mengangguk. "Sekarang senyum, terus kita abisin makanan di pasar malem."

Iyok tahu jika ini salah, tapi bolehkah ia merasa memiliki Fano malam ini?

END

31 Desember 2019

[A/N]
Lanjut lagi jam 12 malem ya. Aku mau bobo bentar.

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang