jujur

758 70 44
                                    

Masih pagi dan Fano tidak tidur terhitung dua hari belakangan. Khawatir, rindu dan bingung menyerang hatinya.

Membakar tembakau kedua, Fano tidak juga bisa menghilangkan pusing dari pikiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membakar tembakau kedua, Fano tidak juga bisa menghilangkan pusing dari pikiran. Semua tertuju pada satu nama; Iyok.

Genap seminggu komunikasi mereka terputus. Berakhir dengan dingin dan dinding tinggi yang menghalangi Fano untuk menemui sahabatnya.

Total gusar. Ia butuh setidaknya pesan singkat bahwa Iyok baik-baik saja.

Entah naluri dari mana, Fano membuka Instagram dan menemukan notifikasi pesan dari Iyok, si pembuat onar perasaannya.

Iyakiyok
Mau ketemu
Aku rindu
Gak tau kamu

Hampir ponselnya terlempar karena kaget. Dan setelah melihat timeline Instagram, Fano terkejut caption Iyok yang seolah menyindir dirinya. Padahal Direct Message Iyok masuk lima menit setelah dikirim dan secepat kilat Fano membalasnya.

Berganti baju karena bau rokok, Fano tak lupa menyemprot cologne.

Setelah siap, ia memanaskan mobil selagi menyiapkan beberapa barang. Niat sekali ingin menculik Iyok.

Tak butuh waktu lama, Fano sampai di depan rumah Iyok. Sesuai harapan, ia disambut anak bungsu si pemilik rumah yang hanya memakai kaos belel yang sebentar lagi akan bertransformasi sebagai lap.

Rindu sudah di ujung. Fano mendekap Iyok. Menenggelamkan yang lebih muda pada pelukannya. Fano menghirup aroma sampo di rambut lelakinya itu.

"Keliatan orang nanti, bisa diarak keliling komplek sambil telanjang kita, No." Mendengar celetukan Iyok, Fano tertawa. Ah, sudah lama sekali ia tidak merilekskan otot pipi untuk tersenyum.

Usai pamit dan meminta izin, Fano menarik Iyok untuk segera masu ke mobil. Banyak tempat yang ingin ia kunjungi bersama Iyok. Banyak hal yang ingin ia lakukan bersama Iyok. Dan banyak topik yang ingin ia bahas bersama Iyok.

Mobil melaju santai, Fano menahan bahagia yang meletup kurang ajar dengan menekan stir dan mengigit pipi bagian dalam.

"Senyum aja, No. Ditahan gitu malah mukamu serem. Aku takut."

Sesuai permintaan Iyok, Fano tersenyum. Sangat lebar. Lebar sekali.

"Bahagia banget ketemu aku?"

Fano menoleh sekilas. "Bohong kalau aku bilang enggak, nyatanya mau mati nahan kangen, Mbul." Fano menjitak Iyok atas pertanyaan konyol yang terlontar.

Mobil berhenti di pinggir lapangan berumput dengan beberapa orang sedang adu bola sepak.

Fano menatap intens Iyok. "Aku mau ngomong serius."

Tadinya fokus Iyok tertuju pada teriakan anak-anak yang sedang memperebutkan bola, namun atensi serta dagunya ditarik tangan dingin Fano.

Arang itu bergerak gelisah. Reka ulang kenangan mereka seolah terputar ulang di sana. Iyok bergetar.

"Sekarang kita harus saling jujur. Kamu seneng, sedih atau gak suka itu bilang. Aku gak mau kayak gini keulang lagi."

Nada Fano serius sekali. "Gak mau cuma pas seneng doang kita bagi-bagi. Semua, Yok. Semua rasa juga harus dibagi. Harus saling tau satu sama lain. Aku peduli sama kamu. Aku mau kamu tetep betah sama aku."

Iyok terkejut kala mata Fano menggelap. Permintaan yang seharusnya tidak perlu diutarakan malah keluar. Iyok kira mereka sudah saling terbuka, nyatanya hanya Fano yang aktif bercerita tentang perasaan sedangkan Iyok hanya bercerita tentang keseharian yang sepertinya Fano juga tahu.

"Maaf, No. Aku gak maksud buat tutup apapun dari kamu. Aku ngerasa kayak banyak banget repotin kamu dan pengen coba mandiri, tapi jatohnya malah begini."

Fano maklum. Mengusap kepala sahabatnya, Fano meremas pundak Iyok. "Sekarang saling jujur, ya. Ada aku tempat kamu berbagi. Jangan mikir ngerepotin aku kalau akhirnya sikap kamu jadi aneh kayak kemaren. Aku gak mau ditinggal lagi, Yok."

Hati Iyok menghangat. Permintaan sederhana itu pasti akan Iyok kabulkan meski harus menumbalkan sesuatu dikemudian hari.

Iyok rasa ia siap memasukkan Fano ke dalam hidupnya lebih jauh lagi.

END

15 Januari 2020

[A/N]
3 hari aku ngilang.
Rindu aku atau cerita yang digantung?

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang