eyes on you

1K 112 63
                                    

Iyok tersedak ludahnya sendiri setelah dengan kurang ajar tangan Fano menyentuh ikat pinggangnya. Mengelus sepanjang tali gesper berbahan serat kain halus. Memberikan belaian halus seperti ciuman kupu-kupu.

Hangat berganti panas. Deru napas Fano memburu. Hidung Fano menempel ketat serta bibir dingin itu mulai berjalan.

Iyok terserang gairah dalam gelisah. Menolak serangan liar lain namun terlalu penasaran atas sikap Fano selanjutnya. Tubuh Iyok dipeta Fano.

Jemari panjang Fano menekan punggung Iyok. Merasakan kekenyalan kulit serta halus kain bahan baju sang sahabat.

Bibir Fano menjelajahi leher Iyok. Menekan dengan bibir lalu mengecup singkat.

Iyok bergetar. Gairahnya naik.

Yang lebih tua senang menatap betapa frustasi Iyok menunjuk puncak.

Caramel terpejam. Mencari nikmat dari perlakuan Fano. Membiarkan dirinya dibuai oleh sentuhan ringan. Lembut. Memanjakan. Memenjarakan.

Arang terus merekam dan menyimpan dalam memori otak. Menikmati degup jantung Iyok yang terasa di kulit dadanya. Fano tersenyum miring. Iyok sensitif.

Yang lebih muda total lemas. Kulit hangat bagian punggung tersentuh jemari dingin panjang yang menggesek dengan kuku. Menyisir pelan lalu mengelus, dilakukan berulang sampai Iyok bergetar.

Total hilang rasional saat Fano mengecup pipi lalu menggeret bibir ke telinga, rahang dan kembali jatuh pada kulit lehernya.

Iyok mengerang. Hembusan napas Fano menggelitik liang telinga. Membangkitkan penasaran dengan cara yang salah.

"Yok." Panggil Fano. Nada seduktif itu menyentak kesadaran Iyok.

"Tatap aku." Pinta Fano. Menjepit dagu Iyok dan membawa manik madu itu untuk terbuka.

Iyok hanya menggeleng. Total malu melihat entitas Fano yang terbaring di bawahnya.

"Kenapa?" tanya Fano dengan suara dalam. "Hm?" deham sarat emosi terpendam menarik Iyok untuk patuh.

Caramel jatuh pada arang. Jatuh pada bola mata hitam tanpa dasar.

Tidak sampai dua detik Iyok menelusup kepala di leher Fano. Deru napasnya kacau.

"Kenapa, hm?" Fano mengangkat wajah Iyok.

Merah. Rona itu mengembalikan sisi waras Fano.

"Malu." Cicit Iyok.

Fano terkekeh. Memeluk Iyok sampai lelakinya jatuh dalam dekap lalu membaringkan Iyok kembali pada kasur.

"Aku ke kamar mandi dulu." Fano pergi.

Iyok menghembuskan napas lega. Gelanyar panas itu masih terasa namun Iyok bisa menetralisir, tidak dengan Fano. Ada yang berdiri tegak namun bukan keadilan.

END

03 Januari 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang