bahagia

809 115 22
                                    

Jika ada hukum aksi-reaksi, maka seharusnya reaksi Iyok atas aksi tiba-tiba Fano yang beberapa detik lalu ia lakukan adalah menamparnya.

Tetapi, entah bagaimana, kekuatan Iyok hilang. Ia mendadak lemas. Hanya mampu terpaku dengan mata bulat sebening madu yang gemetar takut.

Iyok menyentuh bibirnya. Panas atas tindakan Fano masih terasa. Cecap akibat rasa Fano masih bisa Iyok rasakan secara nyata.

Aroma citrus terendus kuat. Napas hangat Fano menerpa wajahnya. Iyok sedang mengumpulkan puing-puing rohnya yang tercecer sembarangan.

Arang masih menatapnya intens. Menunggu reaksi lebih dari si caramel. Fano siap atas kemarahan Iyok.

"A-aku.. Aku m-mau p-pulang, N-no." ucap Iyok terbata.

Fano tidak tahu setan mana yang bercokol dalam jiwanya sampai ia bisa membuat Iyok begitu kalut.

"Yok." Fano menyentuh pundak Iyok yang seolah tenggelam dalam jok mobil.

"Aku minta maaf." Suara Fano bagai angin lalu. Iyok tergugu.

"P-pulang." Pinta Iyok seraya meremas sweater Fano.

Fano total abai. Ia menarik tangan Iyok dan mendekap tubuh gemetar sang sahabat. Rusuk Fano tertusuk tuas rem.

Iyok gemetar hebat dalam peluk. Entah apa yang dirasakan Iyok, Fano tidak tahu.

"Maaf, Yok. Maaf. Aku gak tau kenapa bisa ngelakuin tadi. Maaf." Untaian kata maaf takzim Fano lakukan.

Iyok mengangguk saja.

Citrus itu menikam dada Iyok dengan nikmat. Afeksi yang Fano berikan menjadikan Iyok lebih tenang.

"No." Suara Iyok bagai gumaman.

"Jangan tinggalin aku." Pintanya pelan, sepelan bisikan angin.

Fano eratkan pelukan mereka. Merasakan hangat yang membungkus dirinya dengan lembut. Fano sudah sampai pada akhir perjalanannya. Fano sudah menemukan pelabuhannya. Fano.. sudah bahagia.

END

01 Januari 2020

[A/N]
Trilogi kisseu-kisseu udah selesai.
Harusnya dua chapter sebelumnya tbc aja ya jangan end.
Huh dasar aku, membingungkan.

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang