senyum

920 122 10
                                    

"Kamu ngapain, No?" Iyok keluar dari mobil dengan menyedot bubble tea.

"A-ah enggak. G-gak ngapa-ngapain kok." Fano gelagapan.

"Ngomongmu gagap gitu. Jangan bohong, ndes." Iyok duduk di kursi teras bersama Fano.

"Gak beliin aku es bubblenya?"

"Kamu ga nitip." Iyok kembali menyedot es sampai matanya melotot kayak bubble
(〇_〇)

Hening. Tiba-tiba dengan gerakan cepat Iyok mengambil ponsel Fano dan membukanya. Omong-omong Iyok tahu passworsd ponsel sahabatnya itu.

Hidung Fano kembang-kempis.

"Heh, ini apaan maksudnya?" Iyok menunjuk Fano pakai sedotan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heh, ini apaan maksudnya?" Iyok menunjuk Fano pakai sedotan.

"Y-ya itu.."

"Itu apa? Ngomong yang jelas."

"Kangen aku sama kamu."

"Kangen? Kita tiap hari ketemu kalau kamu lupa." Iyok tutup aplikasi Instagram lalu meletakkan ponsel Fano di tengah meja.

"Kangen liat kamu senyum, Yok."

"Klasik. Aku tiap hari senyum terus juga."

"Ya iya sih. Terserahku dong mau buka Instagram siapa juga."

"Emang, tapi aku ga ikhlas dijadiin fantasi kotor kamu."

"Et nuduh."

"Terserahku juga dong mau nuduh apaan."

END

25 Desember 2019

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang