curhat lagi

523 63 19
                                    

Iyok pulang setelah memasak makan siang. Katanya ada tamu tapi enggak ada orang yang nyambut, makanya dia dijadiin tumbal buat nemenin kerabat yang datang tiba-tiba.

Di sini, teras kosan Faros. Fano, Wayan, dan si penyewa kost lagi duduk anteng sambil ngerokok. Setelah mabar dan abisin cup pop mie, tiga lelaki bercelana kolor malah santuy seperti gak ada beban hidup.

"Kata Fano dia putus sama Laura, Yan." celetuk Faros membuka obrolan. Sepuluh menit dihabiskan buat buang asap tembakau ke udara tanpa topik pembicaraan. Seolah hening terasa nyaman bagi mereka.

"Serius kamu, No?" Wayan menegakkan duduknya yang tadi total nyender ke senderan kursi.

Fano ngangguk acuh. Fokus lagi godain Iyok lewat chat.

"Kok bisa? Katanya mau seriusin anak orang, eh malah dapet kabar kalo udahan." Wayan mematikan rokok. Mulut kebas lama-lama.

Kembali dapat acuhan. Fano kalau sudah menyangkut Iyok, semua orang seperti hantu —gak keliatan.

"Kethek, malah aku dicueki." Wayan lempar kulit kacang ke arah Fano.

"Bawel banget. Ngegosip aja. Aku udah putus, yaudah. Sekarang emang lagi seriusin anak orang." Fano menunjukkan chat room ia dan Iyok. Emoji bertebaran dan itu membuat mata Wayan serta Faros sakit.

Bucin, duh.

Faros tuang teh ke gelas. Teh melati tanpa gula jadi kesukaannya yang malah nular ke Fano karena selalu disuguhkan minuman itu jika bertamu. "Alesannya apa putus sama Laura, ndes? Kita kan temen, temen pengen tau."

"Gak satu jalan lagi. Berantem mulu. Pusing." Fano memasukkan ponsel ke saku celana kiri. "Salah paham terus kalau aku kasih alesan sibuk. Pokoknya komunikasi busuk padahal chatan tiap hari."

Faros mengelus dagunya. "Bukan Iyok jadi orang ketiga kalian putus, kan?"

Giliran si penyewa kosan yang ditimpuk kulit kacang sama Fano. "Enggak lah. Malah Iyok suruh aku pilih Laura aja. Aku udah coba jalan sama Laura, akhirnya tetep aja gak bisa sama."

"Bentar. Kok jadi bawa Iyok?" Wayan menggebrak meja dengan wajah clueless.

"Ck, males aku jelasin." decak si manik jelaga.

"Intinya Fano suka sama Iyok. Lagi pdkt. Masa kamu gak ngerasain sih kalau Fano punya perhatian lebih sama Iyok? Dasar cowok gak peka." Faros julid sekali.

"Hah?" respon terkejut yang berlebihan.

"Aku pulang dulu. Manisku kangen katanya." Fano melenggang pergi setelah memberikan satu kotak rokok L.A menthol buat Faros.

"Bentar. Aku gak ngerti."

"Dahlah."

END

⌨ 23 Maret 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang