laper

734 90 18
                                    

Ngantuk luar biasa setelah syuting menjadikan Fano tepar di sofa ruang tamu rumahnya, sedangkan Iyok lagi ngobrol sama mas Julio di teras.

"Kalian udah makan?" mas Julio sama Iyok jalan barengan ke dalam rumah.

Iyok menggeleng. "Fano ngantuk banget, semalem tanding mobile legend sampe subuh terus syuting paginya sampe sore gini bareng aku."

Mas Julio tersenyum. "Itu dimasakin mama, makan gih."

Iyok tersenyum ceria. "Aku bangun Fano dulu ya, Mas."

Mas Julio lantas pergi ke kamar setelah mengangguk diselingi senyum lembut.

Iyok jalan ke arah Fano yang tidur tengkurap. Dadanya diselip bantal lalu kepala menyandar bebas di lengan sofa.

"No, bangun." Iyok mengguncang badan Fano.

"Hemm~."

"Fano. Ayo makan." Iyok menusuk-nusuk punggung lelaki yang lebih tua darinya.

"Iyaahh~." Suara sarat kantuk dengan nada menyeret itu menyebalkan di telinga Iyok.

"Aku laper."

Fano bergeming.

"Fano. Ih, makan dulu. Tadi siang makannya kelewat, gak bisa muter balik lagi, kan."

Fano menggeliat. Badannya telentang. "Aku ngantuk. Kamu makan duluan aja sana." Mata bermanik arang masih terpejam.

Iyok disodori dompet serta ponsel Fano, isyarat untuk Iyok bebas memesan makanan.

"Mama masak. Gak mau order makanan dari luar." Sekarang Iyok menusuk lengan atas Fano, terasa otot serta urat besar menonjol dari balik baju.

"Beneran, Yok, aku ngantuk."

Iyok mendengus. "Iya, habis makan tidur lagi, tapi sekarang makan dulu. Aku laper, No. Kalau mau mati kelaperan ya gak usah ngajak-ngajak."

Berakhir Iyok mengadu ke mas Julio untuk menggeret Fano ke kamar dan Iyok membawakan makanan.

END

6 Januari 2020

Cemilan | FaYok vers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang