"Halo?"
"Kamu udah pulang?"
Fano terkekeh. Menjepit ponsel di bahu agar menempel ke telinga, tangannya sibuk cari kotak tisu. "Di mobil."
"Masih lama?"
"Rindu banget emangnya?"
"Siapa, ya?"
Ketawa kecil sambil benerin poni yang nutupin mata. Fano ngerasa peluh bahasi dahi. Nyala AC belum kasih sejuk, kalah sama suara Iyok.
Masih belum bersuara di ujung sana, Fano tarik seatbelt lalu usap muka pakai tisu. Lelahnya hilang setelah dengar suara indah di seberang.
"Yok, masih di sana?"
"Hu'um"
"Ngantuk? Gak tidur siang, ya?"
"Mana bisa? Gak dipeluk."
"Hoo, manja." Nada goda itu keluar bersama senyum yang kian lebar. Bersyukur sekali candunya itu Iyok serta rokok, bukan alkohol atau canabis.
Iyok tertawa. "Dibiasain sih sama kamu."
"Jadi aku yang salah."
"Emang. Kan aku bener terus."
Lalu hening. Deru napas Iyok terdengar pelan.
"Dek.""Ih, apaan sih. Jangan ikutin mama deh."
Ih-nya Iyok itu adalah titik akhir dari manis gertak yang lucu.
"Aku mau pulang. Biarin aku bawa mobil sambil teleponan? Nanti nabrak."
"Hati-hati. Langsung pulang."
"Ke kamu?"
"Rumah kamu aja."
"Rumahku itu kamu. Tempat aku pulang."
"Gombal."
"Nyatanya gitu."
"Terserah. Pokoknya jangan ngebut."
"Iya, sayang." Sambungan akhirnya diputus.
Sepi, biasanya ada Iyok yang merusuh di sampingnya. Ngacak dashboard yang diisi camilan, nyanyi gak jelas, nyalain tape atau malah ngocek sepanjang jalan.
Bukannya gak biasa sendiri, tapi kemana-mana selalu berdua ya mulai terasa bedanya.
Ketergantungan, bos.
END
24 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemilan | FaYok vers ✔
Humor2019, Cerita singkat dua anak adam yang ngakunya sahabat tapi saling kode ambigu. *debut story; 16/10/2019 on Stupid F *debut work; 23/10/2019 *graduation; 02/05/2020 _______________ story; kejukopi original cover; tumblr design cover; kejukopi