Cemilan | FaYok vers ✔

hoy

Alvin lagi ngerokok pas Iyok banting pintu mobil kenceng. Indukan marmut itu buat kaget penyewa kost lain.

"Fano mana?" napasnya Senin-Kamis.

Alvin menunjuk kamarnya yang terbuka. Suara teriakan anak laki-laki bergema.

Iyok berjalan cepat langsung memukul pintu setelah mendapati Fano duduk mojok sama teman-temannya.

"Iyok?" Fano panik. Langsung menarik Iyok menjauh dari kerumunan.

Yang lain saling pandang-pandangan heran.

Iyok memukul dada Fano setelah mereka sampai di ujung lorong kost. Paling pojok dekat mesin cuci.

"Maaf, sumpah aku lupa." Fano memohon sambil tangannya mencoba untuk menangkis serangan Iyok.

"Bohong aja terus. Aku males. Mati sana." Iyok terus memukul dada Fano membabi buta. Matanya terpejam, menahan amarah untuk mendorong Fano ke dalam mesin cuci.

"Tadi ditelepon Wayan buat mabar jadinya aku langsung pergi."

Iyok abai. Dia kesal. Emosi di ujung tanduk.

"Kalau gitu gak usah ketemu sama aku seminggu ke depan." Ancam Iyok dan langsung Fano menarik lelaki yang bertubuh lebih pendek ke dalam dekapan.

Iyok berontak namun tidak terlalu keras mendorong Fano.

"Maaf, Yok. Janji gak lagi-lagi ninggalin kamu tidur sendirian kayak tadi. Ancamanmu anjing sekali, loh." Fano bicara tepat di telinga Iyok. Napasnya Fano menggelitik.

"Aku mimpi buruk." Adu Iyok.

Iyok sengaja menginap di rumah Fano karena rumahnya kosong. Lagipula beberapa hari ini jadwal tidur Iyok kacau karena mimpi buruk yang menghantui setiap ia memejamkan mata.

"Maaf. Ayo sekarang pulang, aku temenin kamu tidur." Fano mengurai pelukan. Menatap mata Iyok yang memerah.

"Kamu nangis?"

Iyok mengangguk. "Takut. Pas bangun gak ada kamu. Cuma diselimutin doang."

Fano mengigit bibir gemas. "Aku jagain kamu sampe bangun. Janji."

Iyok mendengus. "Jangan janji kalau diulangin lagi."

"Enggak, Yok. Apa perlu pulang dari sini aku beliin borgol buat iket aku sama kamu?"

"Gak mau. Nanti tangan kamu sakit."

Fano mengigit pipi bagian dalam. Tolong, Iyok gemasnya overload.

END

06 Januari 2020