Alvin sudah mendorong-dorong punggung Fano untuk nyamperin Iyok yang duduk anteng melipat tangan di sofa sendirian. Mukanya nekuk berlipet sampai pipinya jatuh ke bawah.
Faros, Kevin, Wayan dan Alvin sudah meremas telapak kaki karena Iyok yang merajuk adalah pemandangan lucu yang sayang banget kalau dilewatin.
Fano dari tadi sebenarnya mau hampiri sahabatnya itu, tapi ajakan nyebat dari Faros juga haram dikasih kacang.
"Iyok kalau ngamuk gak mukul, tapi ngocehnya bikin pusing." Bisik Alvin sebenarnya sampai ke telinga Iyok, cuma dia pura-pura budek aja, emosinya masih bisa ditahan.
"Aku ajak dia pulang." Fano bangkit dari duduk lalu berjalan ke arah Iyok yang sibuk dengan ponsel.
Yang lain gigit bibir, gemas campur takut.
"Ayo pulang. Nanti dicariin mama kalau kesorean." Fano memasukkan power bank, topi dan korek miliknya ke tas Iyok.
Iyok ikut langkah Fano usai pamitan sama teman-teman yang duduk mojok deket stop kontak —lagi mabar.
Di mobil suasana hening mendominasi. Fano bingung harus ngapain karena inisiatif buat mulai obrolan juga lenyap karena aura dingin yang Iyok keluarin.
"Kamu kenapa? Diem aja kayak ayam lagi nelor." Fano coba ngelawak tapi malah dapet respon mata Iyok yang menyipit penuh dendam.
Fano bergidik
"Hey, sini tatap aku." Fano menangkup kedua pipi Iyok yang turun ke bawah bersama dengan bibirnya yang tertekuk.
"Coba cerita, kamu kenapa? Kalau diem aja aku gak tau." Arang itu menatap lembut. Tidak mencoba mengintimidasi.
Iyok luluh. Manik caramelnya bergetar. "Aku gak suka."
"Hm?" Deham berat Fano membuat Iyok kesal. Ia ingin respon lebih.
"Aku gak suka kamu ngerokok banyak-banyak. Nanti cepet mati."
Fano tertawa dengan tangan masih menempel di pipi Iyok. "Kamu kalau lucu jangan ditambah bikin sayang dong. Hatiku repot nih jadinya."
Iyok blank.
"Liat aku, Mbul." Tangan besar Fano menekan pipi Iyok sampai bibir lelaki itu mengerucut seperti bebek.
Iyok menjatuhkan seluru atensi pada arang yang bersinar.
"Aku ngerokok cuma dua batang. Sesuai perjanjian kita. Dari pagi belum ngerokok baru tadi sama anak-anak aja, makanya kamu liat aku ngerokok banyak padahal cuma dua kok."
Iyok tidak sadar berapa banyak tembakau yang Fano bakar karena setelah menghabiskan rokok pertama, Iyok sudah malas memperhatikan Fano.
"Jadi jangan ngambek. Nanti makin lucu terus akunya diabetes."
Iyok menangkis tangan Fano. "Siapa juga yang ngelucu? Aku ganteng gini kok." Iyok menyisir rambut di spion tengah.
Fano tertawa sembari melajukan mobil membelah jalan. Mengantar lelakinya untuk pulang dengan selamat.
END
05 Januari 2020
[A/N]
Part 100..
Nyaman gak baca ketikan yang begini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cemilan | FaYok vers ✔
Mizah2019, Cerita singkat dua anak adam yang ngakunya sahabat tapi saling kode ambigu. *debut story; 16/10/2019 on Stupid F *debut work; 23/10/2019 *graduation; 02/05/2020 _______________ story; kejukopi original cover; tumblr design cover; kejukopi