15. Masih Cinta

6.3K 961 114
                                    

Ola tertawa menggeleng melihat wajah bersalah Akhyar. Akhyar berkali-kali mengucapkan kata maaf karena salah menyebut nama anaknya, Nayra menjadi Nayura yang tidak lain adalah nama mantan kekasih Akhyar. Berkali-kali pula Ola mengatakan bahwa dia tidak marah dan juga cemburu.

"Maaf, Ola. Aku nggak menyadarinya sama sekali. Soalnya nama anakmu mirip sekali dengan namanya," ucap Akhyar. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang cukup dalam.

Ola menghentikan tawanya.

"Ya ampun, Mas. Aku itu nggak papa. Namanya juga salah sebut."

"Aku takut kamu cemburu,"

Ola tersenyum simpul mendengar kata-kata Akhyar.

"Ya nggaklah. Kita kan teman dekat. Bukan kekasih. Nggak ada alasan aku cemburu..."

Terdengar helaan berat napas Akhyar setelah mendengar kata-kata Ola. Pandangannya lepas menembus kaca mobil di samping tempat duduknya. Dia amati kendaraan-kendaraan lalu lalang dengan perasaan gamang.

"Teman dekat..." desahnya kecewa.

Ola menoleh ke arah Akhyar yang sikapnya semakin muram meski dirinya sudah berkali-kali mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Kenapa, Mas?" tanya Ola hati-hati.

Akhyar lalu tertunduk.

"Aku mau kamu jadi kekasihku, Ola."

Ola tersenyum kecut. Masih terngiang-ngiang di telinganya kata-kata mesra Akhyar kala menghubunginya lewat telepon genggam. Dia memang menyukainya. Tapi...

"Teman dekat saja, Mas. Aku juga masih belum bisa lupain Mas Yusuf. Aku nggak mau jadi kekasih Mas, sementara hati dan pikiranku masih ke Mas Yusuf. Mas silakan saja bilang sayang ke aku, cinta ke aku," Ola berusaha membujuk Akhyar yang merajuk kecewa karena harapannya menjadikan Ola sebagai kekasihnya dicegah Ola sendiri.

Akhyar kembali melempar pandangannya ke luar kaca mobil.

"Udah, Mas. Jangan cemberut begitu. Mas juga belum bisa lupain dia kan?"

Akhyar perlahan mengalihkan pandangannya ke Ola.

"Setidaknya aku sudah mencoba. Apalagi sejak kamu terima aku jadi 'teman dekat', sejak aku selalu bilang sayang ke kamu, Ola. Aku sudah bisa lupain dia..."

Ola menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Makanya aku kepingin kita lebih dari sekadar teman dekat. Pacaran. Biar aku bisa melupakannya sama sekali," ungkap Akhyar selanjutnya.

"Yah. Gimana, Mas. Hatiku masih cinta Mas Yusuf..."

"Dia sudah pergi, Ola. Bukalah hati kamu untuk aku,"

Ola menelan ludahnya.

"Bagiku dia masih hidup, Mas. Masih nemanin aku ke manapun aku pergi. Makanya selama ini aku sebenarnya nggak benar-benar merasa sendiri, walaupun rasa sepi itu terkadang ada."

Ola meraih tangan Akhyar dan menggenggamnya. Ola agak terenyuh melihat wajah kusut Akhyar yang memohon. Tetiba ada rasa iba menyulut pikirannya. Ola cepat-cepat menepis rasa iba itu.

"Mas sendiri juga belum bisa melupakan Nayura..." lanjut Ola kemudian.

Akhyar perlahan melepas genggaman tangan Ola.

"Dia milik orang lain, Ola. Tak ada alasan lagi aku mengharapkannya. Sekiranya dia berpisah dari suaminya hidup atau matipun, hatiku tidak akan sama lagi terhadapnya. Karena kamu sudah hadir di hatiku,"

Ola menghela napasnya. Kini gantian dia yang mengamati lalu lalang berbagai macam kendaraan di luar kaca mobil di sampingnya.

"Kita sudah dekat, Ola. Apa salahnya saling bantu. Kamu bantu aku melupakan apa yang sudah terjadi di masa laluku, aku akan bantu kamu membahagiakan kamu."

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang