30. Aksi Anggiat

6.4K 1K 172
                                    

Anggiat seperti mendapat durian runtuh saat menemukan titik terang kasus Ola. Akhirnya dia mengetahui asal muasal serta motif kasus pemalsuan surat kematian Ahmad Yusuf Adam.

Ternyata keluarga Yusuf mengetahui pelaku tabrak lari terhadap mendiang Yusuf lewat ketua RT, Pak Musrif, yang menyaksikan kejadian tersebut. Saat itu Pak Musrif sedang duduk-duduk santai merokok di sebuah warung tepat di tempat perkara kejadian. Pelaku tidak lain adalah seorang supir yang mengendarai sebuah truk perusahaan makanan terbesar dan terkenal di daerah Bogor.

Sang manajer perusahaan tidak ingin kejadian tabrak lari tersebut diketahui pihak pusat perusahaan. Dia tidak ingin perusahaannya terlibat dalam kejadian tersebut karena akan menimbulkan masalah besar dan perusahaan akan mengalami kerugian besar. Akhirnya manajer perusahaan menyuap pihak Yusuf dengan sejumlah uang yang cukup menggiurkan dengan catatan pihak Yusuf tidak melibatkan mereka dalam kecelakaan yang menyebabkan kematian Yusuf.

Pak Musrif yang memiliki kerabat yang bekerja di puskesmas menawarkan kepada pihak Yusuf  agar catatan kematian Yusuf didaftarkan di sana saja. Dan penyebab kematian Yusuf adalah jantung, dengan kronologi Yusuf mengidap serangan jantung saat mengendarai motor. Karena serangan jantung adalah alasan yang paling masuk akal. Pak Musrif juga tidak dengan cuma-cuma membantu. Dengan kata lain, dia juga mendapat upah yang tidak sedikit pula dari pihak Yusuf.

Lalu bagaimana pula dengan hutang Yusuf yang tiba-tiba ada di sebuah bank? Liyas, kakak Yusuf yang mengurus kematian Yusuf, memang menggunakan nama serta identitas Yusuf untuk memuluskan pinjamannya di sebuah bank. Karena Yusuf adalah pegawai negeri yang diberi kemudahan berhutang di bank. Kesalahan Yusuf di sini adalah dia tidak memberitahu Ola. Wajar saja, karena hutang tersebut telah berjalan sebelum Yusuf menikah dengan Ola.

Sebenarnya cicilan hutang tersebut memang dibayar oleh Liyas, karena dia yang menggunakan uang tersebut untuk menjalankan usahanya di bidang bengkel mobil. Namun dengan kematian Yusuf, Liyas tergiur pula untuk menyudahinya. Apalagi hutang tersebut disertai dengan asuransi. Jadi, berlipat-lipatlah keuntungan yang didapat Liyas, hutang lunas, dia pun mendapat uang ganti rugi dari perusahaan makanan yang sebenarnya terlibat dalam kecelakaan maut Yusuf.

Lalu bagaimana dengan kasus perselingkuhan Ola? Sebenarnya mereka tahu Ola tidak melakukan perzinahan dengan tetangganya. Ini dalam rangka menekan kondisi psikis Ola agar panik dan menuruti apa yang mereka kehendaki.

Karena itu, keluarlah sebuah ultimatum bahwa Ola tidak boleh mengungkit-ungkit kematian Yusuf, karena kebusukan mereka akan diketahui dengan mudah. Jika Ola mengungkitnya, penjaralah akibatnya.

"Jangan pernah kamu ungkit kematian Yusuf. Jangan pernah kamu langkahkan kakimu ke pusara suamimu. Jika tidak, kamu tanggung akibatnya. Kamu masuk penjara duluan. Tidak masalah kami menyusul. Yang paling penting kamu yang duluan masuk penjara," tekan Liyas, kakak Yusuf.

Ola benar-benar pihak yang dirugikan dari kematian suaminya. Dia pun rela menjual rumahnya ke Liyas dengan harga murah. Karena Liyas mau mengambil keuntungan besar dengan menjual rumah mereka lagi ke orang lain.

Sungguh malang nasib Ola. Dia akhirnya bertekad agar penderitaannya tidak sampai ke anak-anaknya dengan bekerja sekeras mungkin. Ola berdoa siang malam, agar anak-anaknya bisa menempuh pendidikan setinggi-tinggi mungkin agar tidak dibodohi. Agar anak-anaknya bahagia hidupnya kelak. Lebih bahagia dari hidupnya sendiri.

Anggiat menghela napas lega setelah mengumpulkan berkas-berkas bukti kasus Ola. Sambil mengerjapkan mata menahan air mata, Anggiat menyisihkan berkas-berkas tersebut ke sebuah file dokumen khusus. Anggiat berharap tidak ada yang terjadi pada Ola sekarang. Jika terjadi suatu hal dengan Ola, dia sudah siap dengan pembelaan terhadap besan kliennya itu, bahkan siap memenjarakan pihak-pihak yang terlibat.

Anggiat pun menjadi tenang. Ini juga berkat bantuan Derby, anaknya, yang banyak memberi masukan serta ide untuk mendalami kasus pemalsuan yang sudah belasan tahun lamanya.

Baru saja Anggiat ingin merebahkan tubuh besarnya di atas tempat tidur, ponselnya berdering.

"Anggiaaaat! Aku mohoooon. Keluarkan Olaaaaa..." teriakan lirih Bu Hanin menghilangkan kantuknya.

***

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang