39. Bebas Ola

11K 1.2K 140
                                    

Sesak dada yang dirasakan Ola kali ini luar biasa hebat saat melihat tatapan kesungguhan Akhyar. Ini terlalu cepat baginya. Haruskah dia terima tawaran Akhyar yang ingin segera menikahinya, malam ini juga? Seyakin itukah Akhyar? Apa yang ada di dalam pikiran pria gagah itu?

Seketika bayang-bayang senyum bahagia Farid yang mengiringi langkahnya bersama Akhyar muncul di benak Ola. Sepertinya Farid juga mengharapkan dirinya hidup bahagia bersama pria yang ada di hadapannya ini. Pria yang pernah membuatnya bahagia sekaligus kecewa. Pria yang menyebabkannya berada di dalam jeruji besi beberapa bulan.

Tapi pria itu sudah meminta maaf dengan sungguh-sungguh. Ola pun memaafkannya, hingga dia tidak bisa mengelak dari perasaan cinta yang mulai kembali memenuhi jiwanya.

Kepala Ola mendongak menatap wajah Akhyar. Dia pasrah sekarang.

"Olaaa..." desah Akhyar yang mengerti isyarat tatapan Ola. Kemudian dia dekatkan wajahnya ke wajah Ola. Lalu melumat habis bibir Ola yang merekah pasrah.

Ola dengan perlahan membalas lumatan bibir Akhyar sambil meremas-remas rambut tebal Akhyar yang ikal dan sedikit gondrong. Sementara Akhyar memagut bibir Ola sembari mengusap-usap pinggang ramping Ola.

Dengan mata terpejam mereka berciuman hebat cukup lama. Sekejap terdengar jelas suara decak-decak dari mulut yang beradu di ruang sempit itu. Suara yang sangat menggairahkan.

Sadar Ola yang pasti lelah mendongak, Akhyar mengangkat tubuh Ola dengan memeluknya dan mendudukkannya di atas sebuah meja.

"Oh, Mass..." desah Ola yang benar-benar mabuk ingin merasakan sentuhan Akhyar lagi dan lagi.

Ola yang ingin menuntaskan hasrat kerinduan yang selama ini terpendam mulai kembali memburu bibir sang kekasih dengan sesekali mengecup-ngecup lehernya sambil menghisapnya dalam-dalam.

Terdengar lenguhan Akhyar saat merasakan dahsyatnya permainan bibir Ola yang menghujam leher serta bibirnya bertubi-tubi. Sempat pula membayangkan malam pertama mereka yang pasti lebih berguncang dari ini. Ola benar-benar pencium ulung.

Sepertinya Ola tidak mau memberi kesempatan Akhyar untuk membalas kecupan-kecupan mautnya. Dia ingin memimpin kegiatan ini.

Akhyar yang merasakan miliknya mengeras, mulai berani meremas-remas dua paha Ola yang berada di atas meja dengan posisi mengangkang di hadapannya dengan kedua tangannya.

"Olaaa..." desah Akhyar saat Ola memberi bibirnya untuk dilumat penuh habis oleh bibir Akhyar. Akhyar lumat bibir Ola dengan lumatan selembut mungkin.

"Mas Akhyar..., aku rindu, Mas..." ucap Ola tertahan saat Akhyar menarik pelan bibirnya.

"Jangan buat aku cemburu lagi..., aku mohon dengan sangat..." mohon Ola. Wajahnya bersimbah air mata.

Akhyar terenyuh dengan permohonan Ola. Dia menyadari adanya kekecewaan yang sangat mendalam yang dirasakan Ola selama mendekan di dalam penjara. Kembali merasa bersalah saat mengingat pertemuan tidak sengajanya dengan Ola di sebuah restoran. Dia sangat menyadari kesalahannya yang tidak mengacuhkan Ola sama sekali saat itu.

"Nggak akan ada lagi yang membuat kamu cemburu, Sayang. Cintaku sepenuhnya hanya untuk kamu seorang. Sekarang aku khawatir akan cintamu terhadap Yusuf yang begitu dalam..." balas Akhyar. Dia juga menangis menyesal telah mengecewakan seorang Ola.

"Nggak, Mas. Aku janji..., akan aku lupakan dia. Aku sadar dia sudah pergi selama-lamanya dariku. Dia juga nggak pernah muncul lagi dalam tidurku. Mas nggak akan cemburu..." balas Ola yang masih terisak.

Akhyar tersenyum bahagia. Dia sangat lega. "Malam ini juga aku ingin kamu jadi istriku..." desahnya penuh harap. "Kita akhiri kerinduan ini..."

Ola memejamkan matanya saat Akhyar kembali melumat lembut bibirnya.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang