Bu Hanin mengurut dahinya mendengar masalah yang muncul kembali antara Akhyar dan Bu Ola. Pagi itu Akhyar lagi-lagi menghubunginya mengeluhkan sikap Ola yang menurutnya sangat berlebihan.
"Ya sudah, Akhyar. Kamu minta maaflah. Wajar toh dia tersinggung."
"Aku sudah minta maaf, Nin. Tapi kayaknya dia tidak tulus maafin aku,"
"Ya kamu ngapain kek. Kirim dia makanan atau apa. Dia suka martabak manis. Kasih yang terbaik. Aku dulu pernah begitu, tapi setelah aku kasih dia martabak, dia baik lagi. Ola itu nggak mau hatinya nggak tenang. Percayalah..."
Terdengar Akhyar menghela napas panjang.
"Satu lagi yang harus kamu tau, Akhyar. Ola nggak suka sedan. Dia lebih suka van..."
_______
Sore menjelang malam, Bu Ola yang sedang mencuci piring di dapur, mendengar pintu depan rumahnya diketuk. Bu Ola bergegas menuju ke pintu depan setelah melap-lap tangannya yang basah.
Bu Ola menyingkap tirai gorden jendela rumahnya sedikit. Dilihatnya ada dua orang berbadan tegap berdiri membawa sebuah kotak plastik yang berisi makanan. Bu Ola sekilas melihat wajah kedua orang itu. Dia ingat, orang-orang tersebut adalah orang-orang yang selalu menemani Akhyar ke mana-mana.
Bu Ola buka pintu rumahnya.
"Sore, Bu Ola. Maaf kita mengganggu sebentar. Sebentar saja, Bu. Ini ada titipan dari Pak Akhyar Sirojuddin. Ini juga ada catatan kecil dari beliau," ucap orang itu sangat ramah.
Bu Ola tersenyum kecut melihat wajah kedua orang itu. Tapi akhirnya dia sambut juga kotak plastik tersebut. Bu Ola mengamati kotak plastik berwarna hijau muda tersebut dengan seksama.
"Tunggu sebentar, Mas. Saya letakkan dulu makanan ini ke piring saya. Nanti saya kembalikan kotaknya..." ujar Bu Ola sopan.
Orang itu tersenyum simpul.
"Nggak papa, Bu. Ini kotak dan makanan memang buat ibu..."
"Oh. Begitu."
Bu Ola mengamati kotak yang dia pegang sekali lagi. Kotak plastik hijau muda yang berukir indah. Harganya pasti mahal, gumamnya.
"Itu saja, Bu Ola. Maaf mengganggu waktu ibu. Kita mohon diri..."
"Ya, Mas. Sampaikan terima kasih saya untuk Pak Akhyar," ucap Bu Ola seraya menganggukkan kepalanya.
_____
Mata Bu Ola terbelalak. Ada martabak kesukaannya yang sangat wangi aromanya. Bu Ola yang sangat berbahagia malam itu karena sudah cukup lama dia tidak menyantap martabak.
"Menteganya beda ini...," gumamnya sambil mengambil satu potong martabak.
"Hm. Enak banget..." decak Bu Ola. Dia senyum-senyum sendiri menikmati satu potong martabak malam itu.
Lalu Bu Ola teringat pesan orang yang mengantar martabak untuknya, bahwa ada sebuah catatan kecil dari Akhyar untuknya. Bu Ola raih sebuah kertas yang menempel di kotak tersebut.
Ola. Aku minta maaf. Terima maafku. Mohon hubungi aku, jika kamu punya waktu.
Tanpa pikir panjang, Bu Ola langsung menuju kamarnya dan mengambil ponselnya.
Bu Ola memang tidak suka menabung masalah. Jika ada orang yang merasa memiliki masalah dengannya, dia selesaikan dengan sesegera mungkin dan juga dengan cara yang baik dan sopan. Jika tidak bisa diselesaikan, dia yang menjauh.
"Halo, Mas..." mulai Bu Ola dengan mata mengerling malas.
"Hai, Ola."
"Terima kasih, Mas. Martabaknya enak sekali. Baru aku makan satu potong."
![](https://img.wattpad.com/cover/270749651-288-k670351.jpg)