35. Usaha Akhyar

8.6K 1K 78
                                        

Akhyar mengurut dahinya ketika Anggiat mengatakan bahwa keberadaan Ola di dalam penjara selama beberapa bulan ini ternyata tidak diketahui Farid dan keluarganya yang sedang berada di Caen, juga tidak diketahui Ayu yang berada di Melbourne. Anggiat mengatakan ini adalah keinginan Ola yang tidak mau keberadaannya di dalam penjara mengganggu proses kuliah anak dan cucunya. Ola ingin Farid menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan cepat. Dia ingin Ayu bahagia menjalankan perannya menjadi calon ibu serta menyelesaikan kuliahnya dengan baik pula.

Apalagi sekarang Farid sedang menjalankan laporan akhir kuliahnya. Ola tidak ingin keberadaannya di dalam penjara justru menghambat kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Juga Ayu yang sedang mengandung. Ola yakin pasti keduanya akan sedih dan malu jika mengetahui dirinya yang tersandung kasus memalukan.

Akhyar mengira Farid sudah mengetahui kabar ibunya. Niatnya menemui Farid ingin bekerjasama meyakinkan ibunya agar mau ke luar dari penjara secepatnya. Mengingat penjelasan Anggiat sebelumnya mengenai sulitnya membujuk Ola agar bisa bebas secepatnya karena penahanan terhadap dirinya masih bisa ditangguhkan. Dari Bu Hanin, Guntur, hingga Nayra. Tak satupun sanggup meluluhkan hati Ola. Akhyar pun pernah mencoba, namun gagal, bahkan Ola pun tak sudi menemui dirinya.

"Hormati keinginan Bu Ola, Pak Akhyar. Atau Bapak akan menyesal nanti," ujar Anggiat mengingatkan. "Tunggulah sampai Farid menyelesaikan kuliahnya. Baru kita mainkan peran kita," lanjut Anggiat meyakinkan. Dia sangat mengkhawatirkan keadaan Ola. Dan kini dia sedang menghadapi Akhyar. Orang yang tidak gampang menyerah jika memiliki keinginan.

"Aku tidak peduli, Anggiat. Aku ingin Ola ke luar dari penjara secepat mungkin."

Anggiat berpikir sejenak. Dia sebenarnya tidak mendukung keinginan Akhyar yang satu ini karena beberapa pertimbangan yang harus dia pikirkan. Tapi...

"Ok, Pak. Saya tunggu kabar dari Paris..." ujar Anggiat. Dia akhirnya mendukung apa yang Akhyar lakukan, mengajak Farid pulang ke Jakarta untuk membujuk ibunya agar mau menempuh jalur hukum membalas orang-orang yang sudah membuat hidupnya menderita, dan bebas sesegera mungkin.

"Satu lagi, Pak Akhyar. Saya mendapat penemuan baru ini. Manager perusahaan yang menyuap pihak Yusuf sekarang berada di Sydney. Jika tidak keberatan, coba rundingkan dengan Said. Siapa tau dia bisa membantu proses hukum selanjutnya. Karena manager inilah satu-satunya kunci yang mengetahui pelaku tabrak lari terhadap saudara Yusuf..."

***

***

Akhyar yang biasanya selalu dikawal Keni ke manapun dia pergi, kini dia bertekad pergi jauh ke Paris seorang diri. Dia ingin sendiri, ingin lebih fokus berbicara dari hati ke hati dengan Farid. Akhyar tidak memperdulikan jika dirinya dibenci Ola karena langkahnya sekarang. Yang dia inginkan hanya satu, Ola bebas sesegera mungkin dan bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.

Akhyar tidak segera menemui Farid di Caen. Dia menyempatkan diri singgah di rumah salah satu sahabat bisnisnya, Corrin Deschamps, mertua Farid.

Tentu saja Corrin dan Lizett tidak mampu menahan rasa kaget mereka ketika Akhyar bercerita mengenai kabar terbaru besan mereka. Apalagi saat mereka akhirnya mengetahui kasus yang dihadapi Ola. Lebih mengenaskan lagi, Akhyar akui bahwa dia juga yang menyebabkan Ola masuk penjara dan mengaku bahwa dia sempat memiliki hubungan khusus dengan Ola dalam waktu singkat.

"Oh My God. Sorry to hear that, Akhyar. Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk meringankan beban Ola..." ujar Lizett penuh rasa simpati. Dia sangat tahu, Akhyar sebenarnya pria lembut hati. Pasti dia sangat terpukul begitu menyadari ulahnya yang menyebabkan seorang perempuan masuk dalam penjara. Padahal dia sama sekali tidak berniat memenjarakan Ola.

"Aku hanya minta tolong bantuan kalian. Tolong jaga Paris dan Hera di sini. Aku ajak Farid untuk membujuk Ola supaya dia bisa bebas dari penjara secepat mungkin..."

Tentu saja Lizett menyanggupinya. Dia bahkan menghubungi kerabatnya di Jakarta untuk mempersiapkan pengacara khusus buat Ola.

______

Akhyar tidak berlama-lama di Paris, malamnya dia langsung menuju Caen. Berbekal alamat yang diberi Farid sebelumnya, Akhyar dengan mudah menuju ke sana.

***

Sementara itu di ruang kunjungan lapas.

Hari ini Nayra mengunjungi ibunya di lapas sendirian. Guntur tidak bisa menemaninya karena kesibukan di kantornya.

"Sampai kapan ibu terus menerus menutupi kebenaran di balik kasus ibu ini? Sebaiknya ibu turuti saja kata-kata Om Anggiat untuk bisa bebas. Biarkan mereka mencabut laporan mereka dan ibu bisa bebas..." bujuk Nayra dengan nada sesal. Dia tampak sedang menyiapkan makanan khusus ibunya siang itu.

"Aku kepingin Ibu pulang secepatnya. Liat Farid wisuda, Ayu lahiran..." Nayra menuangkan kuah sop ayam ke dalam nasi putih untuk kemudian disantap ibunya. "Apa ibu nggak menginginkannya? Aku jadi terpaksa harus bohong terus-terusan, Bu. Padahal ibu ngajarin aku untuk jujur. Nggak boleh bohong..."

Ola diam saja mendengar keluhan Nayra. Dia sambut makanan yang sudah dipersiapkan Nayra untuknya.

"Ibu minta bantuan kamu, Nay. Biar bisa selesaikan urusan ibu. Setelah selesai hukuman ini ibu jalankan, ibu yakin kita bisa hidup seperti biasa lagi. Nggak akan ada yang ganggu atau menuntut-nuntut lagi ke kita."

Nayra menghela napas kecewa. Dia tidak menyepakati kehendak ibunya.

"Apa bedanya jika ibu bisa bebas cepat? Mereka juga nggak pernah peduli dengan kehidupan kita."

"Ibu nggak enak dengan mertuamu, Nay. Minta tolong terus-terusan..."

"Justru Ibu Hanin kecewa dengan keputusan ibu. Kecewa karena Ibu kekeh nggak mau ikut proses." Nayra menghela napas berat. Dia suapi ibunya dengan penuh rasa sayang. "Ibu egois..." lirihnya sedih.

Ola ikut sedih melihat tetes air mata yang jatuh dari mata Nayra.

"Maafkan ibu, Nayra. Kali ini ibu mohon..." ucap Ola sambil mengunyah makanan yang disuapi anaknya.

Nayra mengangguk lemah.

Meski sedih, Nayra senang masih bisa melihat senyum ibunya. Ibunya juga semakin kelihatan lebih muda dan segar. Apalagi saat mendengar cerita ibunya yang memiliki banyak kegiatan baru dan pengetahuan baru. Cara bicara ibunya yang juga lebih teratur. Mungkin pergaulan ibunya kini sedikit lebih berkembang.

"Teman-teman ibu itu ternyata banyak yang kaya-kaya dan pintar-pintar, Nay. Ada yang kena kasus korupsi, selingkuh sama bos-bos, penipu arisan puluhan milyar..., cantik-cantik..., ibu diajari dandan juga olah tubuh. Apa ya namanya itu..., hm... anu, Nay. Yoga. Dan Ibu ajarin mereka buat jamu. Jadi kita itu istilahnya take and give..."

Ah..., Olaaaa.

***

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang