96. Pesan Ola

5.1K 871 70
                                    

Pagi ini rumah Ola ramai dikunjungi anak-anak dan cucu-cucunya. Ada Nayra dan keluarganya dan Ayu juga bersama keluarganya. Mbok Min juga tidak ketinggalan, Nesrin terlihat sangat lengket dalam gendongan jariknya. Sementara Farid dan keluarga sedang berada di kediaman Hanindita di PIK, sedang mengikuti proses serah terima kepengurusan usaha-usaha milik Hanin.

Perasaan Akhyar bercampur aduk mendengar kabar Farid yang akan mengurus bisnis usaha Hanin ke depan. Farid juga berencana akan mengurusnya bersama istri tercinta. Cemburu tidak terelakkan dari dalam diri Akhyar. Ola telah berhasil mendidik anak-anaknya menjadi orang yang memiliki hati yang tulus. Sementara dirinya, malah memiliki seorang anak yang menurutnya tidak memiliki empati dan rasa syukur sama sekali.

Ola yang tidak ingin membiarkan pertanyaan-pertanyaan timbul di benak masing-masing keluarga menjelaskan perkara yang sedang dia dan suaminya hadapi secara baik-baik di hadapan keluarganya. Bahwa memang, mulai sekarang dia dan suami sepakat untuk hidup bersama di rumah kontrakannya. Akhyar juga tidak lupa menjelaskan duduk permasalahannya dengan Sabine, anak kandungnya.

Ada sanggahan yang diungkapkan Said yang keberatan dengan sikap Akhyar yang terlalu terburu-buru mengambil keputusan. Sebaiknya ada pembicaraan serius yang melibatkan keluarga besar apakah mereka setuju dengan keputusan Akhyar yang pindah dari kediamannya, juga pembicaraan serius dengan Sabine sendiri secara personal.

Said sangat meragukan sikap Sabine yang mempertanyakan masalah harta warisan Akhyar. Dia mengenal Sabine meski tidak begitu dekat, dia juga mengenal Niko yang kepribadiannya sangat baik. Rasanya tidak mungkin Sabine bersama suami mempermasalahkan harta warisan yang dijanjikan Akhyar, karena kehidupan mereka sendiri sudah lebih dari cukup. Niko yang sekarang sudah menjadi pemilik perusahaan keuangan yang dulu dikelola Igor, pun memiliki banyak aset di kampung halamannya. Niko juga diketahui banyak memiliki sejumlah apartemen serta sebuah hotel yang dikelola keluarganya di Bantul. Said sangat menyesalkan jika memang keduanya 'menagih' janji Akhyar.

Tapi Akhyar memiliki alasan lain. Dia sangat menyayangi Sabine. Dia sebenarnya memang menyesalkan sikap Sabine yang mempertanyakan warisan, padahal adik-adiknya belum lahir serta dirinya saja belum meninggal dunia. Menurut Akhyar, dengan memberikan surat warisan tersebut akan menenangkan perasaan Sabine, juga tidak membuat Sabine merasa bahwa dirinya berbeda dari adik-adiknya kelak. Dia juga yakin, pada akhirnya Sabine pasti akan mau berbagi.

Mengenai penghidupannya dengan Ola sudah dia perhitungkan secara matang. Dia masih memiliki uang yang cukup untuk kehidupannya ke depan. Ola pun tidak perlu bekerja keras lagi. Namun tidak masalah jika Ola masih menginginkan kesibukan yang menghasilkan uang, akan tetapi bukan menjadi tumpuan hidup. Akhirnya mereka pun memahami alasan Akhyar dan Ola pindah ke rumah kecil Ola.

"Papa tau belum saatnya kita membahas masalah ini. Tapi Papa benar-benar ingin hidup Papa dan Ibu kalian tenang. Terutama Ibu kalian. Kalian sudah pahamlah hidupnya bagaimana dari kecil sampai sekarang. Ibu nggak minta macam-macam. Dia hanya ingin ketenangan. Papa juga..." ungkap Akhyar di hadapan anggota keluarga yang hadir.

Semua yang hadir di rumah menatap Ola penuh rasa haru yang mendalam. Mereka akhirnya mengetahui kisah hidup Ola yang sebenarnya. Tampak Ayu dan Nayra duduk mendampingi Ola sambil menggamit lengan Ola erat-erat, karena sedih mendengar cerita Akhyar mengenai hidupnya. Terutama Nayra, dia sama sekali belum mengetahui kisah hidup ibunya waktu kecil. Ola selalu mengisahkan bahwa masa kecilnya bahagia, dia memang yatim piatu sejak kecil, tapi memiliki banyak teman. Ola bahkan bercerita bahwa dia hidup bersama seorang tetangga yang baik hati, dan bukan di Panti Asuhan.

Ola tidak ingin anak-anaknya sedih akan kisah hidupnya. Lagipula Ola merasa bahwa dia baik-baik saja dan tidak merasa kekurangan apapun selama hidupnya. Ada dua hal yang membuatnya sangat sedih adalah ketika kehilangan Yusuf dan saat Nayra meregang nyawa di rumah sakit, itu saja.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang