107. Aksi Akhyar (2)

7.3K 945 130
                                        

Akhyar yang sudah rapi, meraih sebuah bantal dan menyenderkannya ke dinding mobil sebagai sandaran duduknya. Perlahan dia raih tubuh Ola yang lemah dan membimbingnya duduk di dekapannya.

Kini Ola sudah berada di dalam dekapannya.

"Sabine dan Selita telah menyelamatkan hidupku," mulai Akhyar. Dia kecup pucuk kepala Ola dalam-dalam.

"Aku hampir mati, Ola," ucap Akhyar kemudian.

Ola sejenak memperbaiki duduknya. Dia tidak memahami maksud kata-kata Akhyar.

"Selita sudah berhasil menemukan orang yang mempengaruhi pikiran Sabine, hingga Sabine mempertanyakan warisan itu kepadaku,"

Ola usap-usap lengan Akhyar yang mendekap lehernya erat, memberi tanda bahwa dia siap mendengarkan keluh kesahnya.

"Namanya Evi. Mungkin kamu kenal. Dia istri Bira, adik sepupuku..."

Ola terkesiap. "Evi. Aku tidak mengenalnya. Tapi Nayra pernah bercerita..."

Giliran Akhyar yang tersentak. "Apa yang Nayra ceritakan padamu tentang Evi..." tanyanya ingin tahu.

"Sudahlah. Hal sepele yang tidak perlu diceritakan..."

"Ceritakan Ola."

Ola meluruskan pandangannya ke tabir penyekat mobil.

"Keni. Matikan musiknya!" seru Akhyar yang akhirnya menyadari bunyi musik cukup mengganggu ketenangannya bersama Ola.

Ola tersenyum menggeleng. Akhyar terkadang tidak sabaran.

Dua detik kemudian, musik pun dimatikan dari depan.

"Cerita, Sayang," bujuk Akhyar.

Ola menarik napasnya dalam-dalam.

"Saat acara pernikahan kita di rumah Uzma, Nayra duduk di luar bersama Sabine dan seorang perempuan. Sabine memperkenalkan dirinya ke Nayra bahwa perempuan itu bernama Evi. Tapi Nayra tidak tahu kalau Evi itu adalah istri sepupu Mas. Nayra waktu itu tidak begitu nyaman dengan dia yang selalu berdekatan dengan Sabine, sehingga Nayra susah mendekatkan diri ke Sabine. Nayra lalu pergi ikut aku ke kamar Uzma. Dan dia mendengar kata-kata Evi ke Sabine saat berada di balik pintu kamar Uzma. Evi bilang bahwa Nayra pasti akan mencari perhatian Papa baru yang kaya raya. Dia juga mendengar kata-kata Evi bahwa perhatian Mas pasti akan berkurang untuk Sabine. Namun Sabine tidak mempedulikan kata-katanya..."

"Kenapa kamu nggak cerita ke aku?"

"Sudah aku bilang. Hanya masalah kecil. Nayra pun tidak mempermasalahkannya. Karena dia meyakini bahwa Sabine tidak menanggapi kata-katanya..."

Akhyar eratkan dekapannya.

"Ya. Dia selalu mengatakan hal yang sama kepada Sabine tentang kita, bahkan sebelum kita menikah. Puncaknya saat acara resepsi itu. Dia terus menakut-nakuti Sabine bahwa Sabine akan tersisih dari perhatianku, termasuk pembagian harta..., Sabine termakan hasutannya..."

Akhyar usap-usap bahu kiri Ola dan mengecupnya.

"Selita mengejarnya ke rumahnya yang ternyata kosong. Dia dapatkan info dari sana bahwa Evi telah melakukan penggelapan dana asuransi..."

Ola menggelengkan kepalanya. Selita yang sangat tangguh, gumamnya tersenyum. Dia ingat betul saat pertama kali berbincang dengan Selita di kota Melbourne. Otot lengannya yang jelas terlihat, rahangnya yang kokoh, serta tatapannya tajam ke depan, membuatnya mudah menilai bahwa Selita adalah seorang perempuan kuat dan tahan banting, tidak takut apapun.

"Selita kejar ke Bogor. Dia sedang menunggu Evi di sana. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan. Biarkan saja..."

Ola sedikit menoleh ke Akhyar.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang