87. Masalah Tata

5.2K 810 16
                                        

Dugaan Akhyar bahwa Tata akan merusak acara wisuda Farid tidaklah benar. Tata sangat cantik dengan gaun maroon selutut yang dirancang khusus mamanya dalam rangka menghadiri acara wisuda Farid. Meski bertubuh tambun dan tinggi, Tata tampak anggun dan sangat elegan. Mata Ola berbinar-binar melihat penampilan Tata. Terutama saat Farid dengan percaya diri menggaet lengan istrinya tanpa ada keraguan sedikitpun. Tak sadar doa-doa terucap dalam hati Ola agar keluarga anaknya ini selalu dilimpahkan kebahagiaan selama-lamanya.

Kebahagiaan Ola pun memuncak saat nama Farid disebut untuk naik ke panggung. Dadanya bergemuruh hebat melihat langkah mantap Farid di atas panggung dengan pakaian toganya. Ola berusaha menahan tangisnya karena tiba-tiba saja terbayang masa-masa kecil Farid di benaknya. Terutama di awal-awal kematian Yusuf. Masih terngiang di telinganya akan suara kecil Farid kecil bertanya, "Apa Bapak bisa hidup lagi, Bu? Aku takut nggak bisa sekolah. Ibu nggak bisa naik motor antar aku."

Akhyar yang duduk di sampingnya tersenyum melihat binar mata Ola yang tak lepas dari panggung saat Farid dengan senyum menghadap kamera yang hendak mengabadikan momen wisudanya. Ola sangat bangga atas pencapaian Farid.

________

Setelah acara wisuda, malamnya Lizett mengajak Ola dan keluarga menuju kediamannya di Paris. Lizett dan suami ingin mereka menikmati makan malam di rumahnya sekaligus berbincang-bincang mengenai anak-anak dan cucu mereka. Lizett juga sepertinya ingin sekali menyinggung rencana resepsi pernikahan besannya. Selama perjalanan, Lizett terus saja mempromosikan gaun rancangannya kepada Akhyar dan Ola.

"Nanti kita pikirkan, Lizett," ujar Akhyar. Dia merasa terlalu dini membicarakan resepsi pernikahannya sementara Ola masih dalam suasana bahagia dengan wisuda anaknya.

Lizett yang tidak sabar senyum-senyum memandang Ola. Justru menurutnya inilah momen tepat membicarakannya.

"Aku akan memakai rancanganmu," bisik Ola ke telinga Lizett. "Aku suka sekali gaun yang dipakai Rena tadi. Warnanya pun sesuai dengan kulit tubuhnya yang penuh gambar-gambar..." sambung Ola disertai tawa kecil. Lizett ikut tertawa. Pantas saja Ola selalu berada di dekat Tata saat acara ramah tamah wisuda Farid. Ola juga meminta Farid mengambil gambarnya dengan Tata beberapa kali. Ternyata Ola sangat menyukai gaun yang melekat di tubuh Tata.

________

Ola takjub dengan rumah Lizett yang cukup besar dan mewah, yang lokasinya tidak begitu jauh dari pantai yang tidak begitu besar. Banyak kaca besar yang mengelilingi rumah Lizett yang menghadap ke arah lautan lepas. Suasananya sangat tenang, tidak sehiruk pikuk di sekitar apartemen yang didiami Farid di Caen.

Begitu memasuki bagian dalam rumah, Ola sekilas menoleh ke arah kaca besar. Lalu dia lirik Akhyar yang ternyata juga melakukan hal yang sama.

"Aku tau apa yang kamu pikirkan, Ola," bisik Akhyar sambil mengerdipkan matanya.

Ola mengangguk tersenyum.

"Masih ingat peristiwa di Great Ocean Road kan?"

Ola mengangguk lagi. Kejadian itu tidak pernah Ola lupa, terutama saat bercinta di sebuah hotel yang kaca besarnya menghadap lautan lepas. Entah kenapa miliknya berkedut mengingat aksi lidah liar Akhyar memainkan miliknya hingga mencapai kepuasan sempurna.

"Mau lepaskan hasratmu?" tanya Akhyar berbisik. Tangannya dua detik meremas bokong istrinya.

Tidak ada anggukkan dari Ola. Matanya sibuk melihat-lihat isi rumah Lizett.

"Olaaa...," bisik Akhyar. Dia tampak gemas melihat reaksi Ola.

Ola melirik ke arah suaminya sambil mengerdipkan mata kirinya.

_________

Ada yang sedikit aneh saat makan malam berlangsung. Sikap Tata yang lebih banyak diam. Hampir semua berbicara, termasuk Hera kecil. Hera memang terlihat sangat antusias berbicara jika dilibatkan.

Ola yang menyadari diamnya menantunya melirik ke arah pangkuan Tata yang kebetulan duduk di sebelahnya. Ternyata tangan Farid dan tangan Tata sedang bertumpu seakan saling menguatkan. Sementara tatapan keduanya memandang Corrin yang sedang berbincang serius dengan Akhyar. Sepertinya ada yang tidak beres dengan diri Tata, pikir Ola.

Setelah makan malam, Ola cari-cari kesempatan bertanya ke Farid perihal sikap Tata.

"Trauma, Bu. Perempuan lagi..." jawab Farid pelan. Entah kenapa sejak kembali dari Melbourne, Tata berubah dan seringkali kelihatan murung. Kadang merengek ingin berkumpul bersama keluarga lagi, kadang tiba-tiba marah-marah sendiri karena menyesali mengandung anak perempuan lagi.

"Sabar kamu, Farid," ucap Ola. Dia mengira keluarga anaknya baik-baik saja selama ini.

"Yah. Biasalah, Bu. Dulu pas hamil Hera, Rena juga gitu, tapi nggak separah ini. Ini juga nggak setiap saat. Ada waktunya dia merasa senang dan bicara seperti biasa. Tapi kalo datang diamnya, yah..., begitu tadi. Diam. Nggak mood. Bisa seharian..."

Farid meneguk ludahnya. Perjuangannya sebagai suami Tata yang emosinya tidak stabil saat hamil kedua ini luar biasa. Farid memilih untuk tidak membicarakannya ke keluarga, karena dia juga sedang fokus menyelesaikan persyaratan lulus kuliah.

"Hampir bunuh diri dia, Bu..."

"Astaghfirullah..."

"Sudah berlalu, Bu. Kata dokter setelah melahirkan emosinya akan balik stabil lagi."

"Berat juga hidup kamu, Nak..."

Farid tertawa kecil.

"Nggaklah, Bu. Kalo kita jalankan, semua akan serba mudah. Justru dengan begini aku malah semakin sayang sama dia. Dia juga semakin sayang sama aku."

Tiba-tiba Tata muncul dengan gaya khasnya. Dia langsung meletakkan kepalanya di atas bahu mertuanya.

"Ngomongin aku ya?" tanyanya setengah merengek. Sepertinya suasana hati Tata tidak sebagus saat acara wisuda Farid berlangsung tadi siang.

"Iya, Rena. Yang sabar. Wong Farid itu sayang banget sama kamu. Ibu apalagi. Nggak papa dapet perempuan lagi. Nayra anaknya perempuan. Ayu juga kan anaknya perempuan..."

Tata mengangguk berat. Ola usap-usap bahu menantu kesayangannya.

"Doain aku ya, Bu. Lelah."

"Iya, Sayang."

"Berat nggak, Bu. Bawa dua?"

"Tuh. Satu saja kamu rewel. Ibu nih. Bawa dua. Belum lagi kalo yang paling gede rewel..., pusing Ibu, Re..."

Tata tertawa keras mendengar candaan Ola yang menyinggung suaminya yang terkadang sedikit membuatnya sebal, terutama di saat-saat awal kehamilannya.

Kehadiran sang mertua memang menyejukkan perasaan Tata. Farid sangat senang melihat perubahan emosi istrinya yang berubah baik saat berbincang-bincang dengan ibunya. Hingga akhirnya, malam itu Ola memutuskan menerima ajakan Lizett untuk menginap.

Pada awalnya Akhyar keberatan. Akan tetapi setelah dijelaskan baik-baik oleh istrinya, barulah dia mengerti. Ola ingin sekali berdekatan dengan Tata dan menenangkan perasaannya.

***

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang