Harapan Ola mengunjungi dokter kandungan bersama dengan Nayra tidak terwujud. Ternyata Nayra mempunyai acara lain di kampus tempat Guntur mengajar. Sebagai istri salah satu pejabat kampus, Nayra diharapkan ikut mendampingi suaminya, mengikuti sebuah acara resmi di kampus.
"Nggak papa, Nayra. Bulan depan saja. Yang penting dokter kamu sama Ibu sama. Jadi kita bisa sharing-sharing informasi..." ujar Ola lewat ponsel suaminya. Ponselnya sendiri sedang dicas di sisi tempat tidur.
"Iya, Bu. Hm..., ngomong sharingnya bisa biasa aja nggak sih, Bu? Haha..."
"Ck. Ibu kan lagi semangat belajar. Soalnya suka dengerin Papa ngobrol sama kliennya lewat telepon pake bahasa Inggris. Sering perempuan yang telepon. Jadi Ibu ya mesti ngerti..."
Terdengar tawa dari ujung sana.
"Idih, Ibu. Cemburunya juga bisa biasa aja nggak sih?"
Nayra terdengar semangat menggoda ibunya.
"Nayraaaa. Guntur ya beda sama papamu. Papamu mah kalo ngobrol suka bujuk-bujuk..."
"Ya namanya juga businessman. Mesti ramah sama klien, Ibuuuu. Haha."
"Iya, iya. Ibu ngerti. Tapi nggak salah ibu belajar. Kamu jangan discourage ibu ah..."
Gelak tawa Nayra terdengar lebih keras.
"Ibu kereeeeen. Ntar sering-sering belajar sama Bagas, Bu. Sudah lancar Inggrisnya."
"Iya. Suruh Bagas ngomong Inggris sama ibu. Sekalian belajar, Nayra."
"Iya, Bu. Hm..., salam buat dokter Firza, Bu. Aku sudah izin jadwalku ditukar Minggu depan. Sudah bilang juga kalo Ibuku yang akan datang siang ini."
Tiba-tiba Akhyar muncul sambil mengulurkan tangannya ke arah Ola ingin menggunakan ponselnya.
"Ok, Nay. Ibu siap-siap dulu ya?" ujar Ola sambil menahan tangan Akhyar yang seperti memaksa meraih ponselnya yang sedang digunakan istrinya.
"Baik, Bu. Kasih kabar ya, Bu..."
"Iya..."
Ola serahkan ponsel ke tangan Akhyar dengan wajah masam.
"Yang sabar dong, Mas," rutuknya. Dia serahkan ponsel ke tangan Akhyar dengan sedikit kasar.
Akhyar balas menarik tangan Ola dan mengecup punggungnya sekilas.
"Biar kamu lebih cepat siap-siap. Keni sudah menunggu di bawah..."
Ola menarik napas pendek. Akhyar benar. Jadwal pertemuan dengan dokter Firza kurang dari satu jam lagi. Dia harus segera siap dari sekarang.
__________
Dokter Firza terkagum-kagum melihat penampilan Ola yang sederhana namun tetap terlihat sangat elegan. Dia sempat merasa minder begitu mengetahui usia Ola yang sebenarnya. Ola terlihat sangat muda dari usianya. Apalagi saat mendengar kabar dari Nayra bahwa ibunya dinyatakan mengandung bayi kembar. Bertambahlah kekaguman Dokter Firza. Karena Ola terlihat sangat bugar dan sehat, meski mengandung di usianya yang cukup tua.
"Wah. Sudah besar perutnya ya, Bu..." decak Dokter Firza sambil membimbing Ola duduk di hadapannya. Dia juga dibantu asistennya.
"Iya. Hm..., terima kasih banyak, Dokter..." ucap Ola. Dia merasa sangat senang dengan sambutan Dokter Firza.
"Nayra cerita lengkap ke saya, katanya Ibu baru menyadari kehamilan Ibu yang ternyata sudah berusia hampir tiga bulan ya?"
"Iya, Dok..."
![](https://img.wattpad.com/cover/270749651-288-k670351.jpg)