19. OhLala

6.4K 903 87
                                        

Ola yang tubuhnya hanya terbalut dengan selembar handuk, berdiri di depan lemari pakaiannya yang terbuka, memilih-milih pakaian yang hendak dia gunakan untuk ikut menghadiri acara kumpul keluarga besar Akhyar Sirojuddin. Ola menggigit bibirnya bingung saat memilih baju yang akan dia pakai, sementara hampir semua pakaiannya bertema sama dan tidak ada yang baru dan istimewa. Ada juga kebaya bagus yang dibelikan besannya saat pernikahan Nayra, dan teranyar, kebaya penuh dengan hiasan manik-manik saat pernikahan Ayu. Tidak mungkin Ola memakainya, karena kebaya tersebut bukan pakaian yang tepat untuk menghadiri acara keluarga.

Ola akhirnya memilih baju kurung berwarna putih panjang di bawah lutut yang biasa dia pakai saat menghadiri acara yasinan RT di lingkungan rumahnya. Dia padu baju kurung tersebut dengan jarik batik yang dia pakai saat pesta pernikahan Nayra.

Ola puas dengan penampilannya kali ini. Namun sedikit gamang saat berdiri di depan cermin riasnya. Dia pegang dadanya yang tak berkalung, melirik telinganya yang tak beranting, mengamati dua tangan-tangannya yang tak bercincin dan tak bergelang. Ola cepat-cepat meraih selendang putih panjangnya, dia letakkan ke atas kepalanya berusaha menutup dada dan telinganya. Perasaan gamangnya pun hilang. Setelahnya, Ola berhias. Hanya bedak dan gincu tipis.

Ola juga tidak membawa tasnya yang lusuh. Dia ingat mata Akhyar yang sedikit tidak nyaman dengan tasnya saat kencan Sabtu kemarin. Ola akhirnya hanya membawa dompet kecil yang berhias indah, oleh-oleh Wak Tima dari Banda Aceh. Ada sedikit uang di dalamnya.

"Aku sudah siap, Mas. Keni bisa jemput aku sekarang..." ujar Ola ketika ponselnya berdering. Dia bahagia sekali. Bagaimana tidak, semalam sebelum tidur, Akhyar menghubunginya dan mengucapkan kata-kata mesra. Akhyar sudah tidak tahan ingin segera meminangnya setelah memperkenalkannya dengan keluarganya sore ini.

_______

Di sepanjang perjalanan menuju rumah Uzma, hati Ola berbunga-bunga. Masih terngiang-ngiang kata-kata mesra Akhyar seakan ingin memeluknya selama-lamanya dan tidak akan melepasnya. Kalimat yang diungkap Akhyar semalam penuh dengan harapan indah di masa yang akan datang. Akhyar ingin sekali sehidup semati dengan dirinya.

Harapan yang terungkap Akhyar membuat Ola bertekad, akan bersikap sebaik-baiknya di hadapan keluarga besar Akhyar sore ini. Entah kenapa kali ini Ola yakin akan diterima di keluarga Akhyar. Semalam Akhyar bercerita panjang lebar mengenai Sabine anaknya, yang  diterima baik di keluarganya, bahkan menjadi cucu kesayangan Haya, uminya. Akhyar menilai ibunya tidak menilai dari fisik seseorang atau harta seseorang. Akan tetapi, dia menilai hatinya. Ola semakin terhibur dengan kata-kata penuh dukungan dari Akhyar.

Namun, perasaan Ola berubah saat mobil yang dikendarai Keni memasuki gerbang putih besar yang terbuka sendiri. Matanya membulat besar saat melihat halaman luas penuh dengan berbagai macam mobil mewah. Juga ada sekumpulan tamu laki-laki yang masih berdiri bercakap-cakap di luar rumah.

"Silakan, Bu..." ucap Keni yang sudah membukakan pintu mobil untuk Ola. Ola pun turun dari mobil dengan perlahan.

"Ini rumah adiknya Pak Akhyar, Ken?" tanya Bu Ola memastikan. Sebelumnya Akhyar memang bercerita bahwa dia tinggal di rumah adiknya. 

"Iya, Bu. Tapi Pak Akhyar tinggal di paviliun kecil di belakang rumah ini..." jawab Keni sambil mengarahkan Ola ke arah lain. "Ini dulu rumah Pak Akhyar. Tapi dia serahkan ke adiknya," lanjut Keni menjelaskan.

Ola menelan ludahnya saat sebentar matanya memutar ke segala penjuru halaman luas rumah adik Akhyar. Semua serba indah dan mewah. Beberapa kendaraan mahal berjejer di dalam garasi yang sangat luas, juga belasan motor besar di garasi lainnya. Belum lagi taman indah luas yang dipenuhi pohon dan tanaman mahal. Ada juga kolam yang airnya sangat jernih. Ola tidak menyangka sama sekali dengan apa yang dilihatnya.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang