Malam yang cukup melelahkan bagi pasangan Akhyar dan Ola. Setelah acara benar-benar selesai, mereka berdua memutuskan langsung pulang ke apartemen.
Sebenarnya Ola masih ingin sekali berbincang-bincang dan berkumpul dengan keluarga besar. Ola masih sangat menikmati acara yang disuguhkan di hari bahagianya. Akan tetapi saat melihat wajah lelah suaminya, Ola akhirnya menuruti kehendak suaminya. Pulang ke apartemen dan beristirahat.
"Kamu bahagia hari ini, Ola?" tanya Akhyar sambil memegang dua bahu Ola yang menghadap ke arah cermin. Ola sedang membersihkan wajahnya. Tubuhnya sudah terbalut baju tidur.
"Sangat bahagia, Mas. Mas selalu beri aku hari-hari indah..." jawab Ola puas.
Dia membenarkan usulan suaminya agar langsung beristirahat di apartemen setelah acara usai. Rasa lelah baru dia rasakan sekarang. Terlalu lelah juga tidak bagus untuk janinnya yang semakin besar.
Akhyar sejenak menepuk-nepuk bahu Ola. Lalu kemudian melangkah gontai menuju kamar mandi.
Ola sempat melihat raut wajah Akhyar yang murung lewat cermin. Terlintas pertanyaan 'ada apa' dengan diri suaminya di benaknya. Tapi dengan cepat Ola tepis perasaan ganjilnya, karena menurutnya Akhyar hanya kelelahan biasa.
Ola teruskan kegiatan membersih wajahnya.
_______
Guyuran air hangat dari shower cukup mengurangi perasaan gusar Akhyar. Setidaknya lelahnya berkurang. Apalagi sebelumnya saat dalam perjalanan pulang dia mendapatkan balasan pesan singkat dari Anggiat yang akhirnya mau menuruti keinginannya untuk memberikan surat wasiatnya kepada Sabine sebagai jaminan bahwa perjanjian mengenai segala harta yang dia miliki tidak akan berubah hingga ajal menjemputnya. Semua akan jatuh ke tangan Sabine.
Penjelasan Akhyar cukup beralasan bagi Anggiat. Akhyar tidak ingin ada masalah besar yang menyangkut harta-hartanya di kemudian hari. Akhyar ingin hidupnya berakhir dengan tenang tanpa meninggalkan masalah. Akhyar ingin anak cucunya tidak berebutan atas harta-hartanya. Biar Sabine yang memiliki semuanya. Tidak akan ada yang akan mengganggu keputusannya. Dan itu lebih baik.
"Kamu bayangkan, Ang. Seandainya harta yang aku miliki sekarang aku bagi-bagi. Pasti Sabine akan menganggap bahwa aku telah melanggar janjiku. Pasti hati kecilnya akan berkata begitu. Ini tidak sesuai dengan janji. Papa telah melanggar janji Papa. Dan aku tidak ingin itu terjadi. Mumpung aku masih bernyawa. Setidaknya aku bisa menyaksikan siapa di balik ini semua."
Mengenai hidupnya dan Ola. Akhyar jelaskan kepada Anggiat, bahwa dia akan memulai kehidupan yang baru, kehidupan penuh cinta. Dia yakin anak-anak yang berada di dalam perut istrinya adalah anak-anak kuat dan pintar, yang akan tumbuh dan dididik baik oleh Ola, yang tidak akan mempermasalahkan harta-harta. Dia yakin Ola pasti akan mengerti keadaannya.
Namun yang menjadi pertanyaan besar di dalam pikirannya adalah kenapa? Kenapa Sabine mempertanyakannya di hari bahagianya? Apa Sabine sengaja ingin merusak suasana hatinya? Merusak suasana hati istrinya? Merusak hari bahagianya menjadi hari terburuk di sepanjang sejarah hidupnya?
Ah. Untung saja Akhyar masih bisa menguasai dirinya dengan tidak terbuai dalam perasaan gamangnya karena pertanyaan Sabine. Akhyar masih bisa tersenyum kepada para tamu kehormatannya. Akhyar masih bisa melayani bincang-bincang mereka dengan baik. Akhyar bisa menyelamatkan harinya, hari yang paling berarti bagi istrinya.
Akhyar urut pelan-pelan rambutnya di bawah guyuran air hangat. Ingin sekali dia terbebas dari belenggu pikiran-pikiran yang buruk tentang Sabine. Tiba-tiba ada pertanyaan-pertanyaan lain menghujam pikirannya. Apa yang menyebabkan Sabine berubah? Adakah seseorang yang mempengaruhi pikiran Sabine?
