Masih di kediaman Hanindita
—————Nayra dengan gerak malas beranjak dari tempat tidur menuju pintu kamar yang diketuk dari luar. Dia baru saja berhasil menidurkan Bagas yang rewel. Matanya menyipit karena ikut merasakan kantuk luar biasa.
Namun wajahnya berubah cerah saat membuka pintu kamar.
"Ibuuuu," pekiknya tertahan. Dia peluk ibunya kuat-kuat. Dia cium-cium wajah ibunya.
Tak sadar, Ola menangis saat tubuh mungil Nayra berada di dalam pelukannya.
"Ibu nggak wangi jamu lagi..." rengek Nayra manja. Ola tertawa kecil. Dia eratkan pelukannya. Ada sedikit rasa bersalah menerpa Ola. Nayra sangat menyukai bau rempah-rempah dari tubuhnya. Bahkan Nayra kecil hanya bisa tidur jika mendekap baju ibunya yang bau jamu.
Ola seka air matanya dengan pergelangan tangannya karena mengingat masa-masa Nayra kecil.
"Bagas sudah tidur?" tanya Ola setelah merenggangkan pelukannya.
Nayra cepat menarik lengan ibunya memasuki kamar mendekati tubuh Bagas yang meringkuk tidur.
Bukan main terenyuh hati Ola melihat cucu kesayangannya. Ada bekas aliran air mata yang mengering di pipi gembul anak laki-laki itu.
Dengan amat perlahan Ola duduk di tepi kasur sambil mengelus punggung cucunya.
"Nangis lama tadi, Nayra?"
Nayra menggeleng.
"Pas mau bobok aja, Bu. Seharian main sama papanya dan eyangnya. Di depan, di kolam, di taman belakang." Nayra mendengus tersenyum. "Kecapean dia."
Mata Nayra mengerjap mengamati wajah cerah ibunya yang duduk rapi di dekat tubuh anaknya. Dia juga mengamati tubuh ibunya yang terbalut gaun indah, serta kalung mewah berkilau di lehernya.
Nayra meneguk ludahnya.
"Ibuku cantik sekali," gumamnya.
Ola menoleh ke arahnya dan tersenyum. Diraihnya tubuh Nayra, dipeluknya sekali lagi. Lebih erat dari pelukan sebelumnya.
"Ibu bahagia?" Nayra pegang pipi Ola lembut.
Ola yang menangis mengangguk.
"Aku juga, Ibu. Ini yang aku inginkan sedari dulu. Melihat ibu didampingi pria yang tepat."
Nayra usap-usap punggung ibunya yang bergetar karena menangis haru.
"Ibu sekarang persis kayak dulu ketika Bapak masih ada. Cantik, ramping, wangi. Aku senang, Ibu. Aku tau malam-malam ibu di kamar yang selalu memandang foto Bapak setiap kali menjelang tidur. Aku tau Ibu selalu mengharapkan kehadiran Bapak di tidur Ibu. Aku dan Farid tau, Bu."
Nayra yang menangis tergelak sesaat.
"Kami berdua sering kecewa dengan sikap Ibu yang selalu menolak semua pria yang ingin mendekati Ibu..."
Ada tawa kecil dari Ola.
"Makanya aku dan Farid seneng banget Ibu yang akhirnya menikah lagi."
Ola menarik tubuhnya dari pelukan Nayra. Dia tatap wajah Nayra yang sangat menyerupai wajah mendiang suaminya. Wajah kedua anak Ola memang tidak satupun yang mirip dengan wajahnya.
Seringkali orang-orang mengira Farid dan Nayra bukan anak kandung Ola. Wajah keduanya cenderung menyerupai wajah orang-orang Persia, sementara Ola sendiri adalah keturunan Tionghoa dan Jawa.
Mungkin kemiripan wajah keduanya dengan wajah almarhum suaminya membuat Ola enggan menerima pria lain. Ola merasa Yusuf masih setia menemaninya. Dan ketika dua wajah itu hilang dari peredaran dan mimpi tentang Yusuf yang mulai jarang, Ola pun dengan mudahnya tersihir dengan pesona Akhyar. Akhyar memang hadir di saat yang tepat.
Nayra tersenyum-senyum melihat ibunya yang cukup lama mengamatinya.
"Papa gimana, Bu?" tanya Nayra dengan isyarat mata nakal.
Ola mengulum senyum.
"Baik..." jawabnya disertai tawa. Dia tahu arah pertanyaan anaknya.
"Maksudnya di sini..." ujar Nayra sambil menepuk-nepuk kasur.
Ola tertawa menggeleng.
"Kamu sama saja dengan ibu mertuamu, Nay," gerutunya.
Nayra mendelik.
"Tadi dia juga nanya begitu ke ibu," gumam Ola kemudian.
Tubuh Nayra bergetar menahan tawa. Dia tidak ingin Bagas terganggu.
Ola usap-usap kepala Nayra.
"Dia hangat. Ibu yakin kamu juga merasakannya."
Nayra tersenyum mengangguk. Dia ingat pertemuan pertamanya dengan Akhyar di malam sebelum acara lamaran Ayu. Akhyar menatapnya penuh kehangatan. Pujian Akhyar mengenai dirinya terdengar sangat tulus. Tidak menyangka pria gagah itu menghangatkan malam-malam ibunya sekarang.
***
Saran Hanin mengenai skrining genetik diikuti Ola dan Akhyar. Hasilnya sangat memuaskan keduanya. Tidak ada kelainan dengan kromosom baik dari tubuh Ola maupun Akhyar. Dokter pun sangat memuji langkah yang diambil keduanya. Masih jarang pasangan yang melakukan skrining test, karena takut akan hasil dan terkadang berujung saling menyalahkan jika hasil tidak memuaskan.
Dan Ola adalah pihak yang paling lega, karena dokter menyarankan agar mereka berdua melakukan hubungan badan yang sehat dan tidak aneh-aneh. Dan yang menggelikan, di saat dokter menjelaskan hubungan badan yang aneh-aneh, mata dokter itu selalu tertuju ke Akhyar.
Mengenai olahraga dan pola makan sehat, sang dokter tidak banyak bicara. Dia cukup mengerti saat melihat penampakan tubuh bugar Ola dan Akhyar. Bahkan di akhir konsultasi, malah dokter yang meminta saran olah raga terbaik untuknya.
"Kromosom ibu dan bapak kan tidak ada masalah nih. Tapi nanti jika ibu hamil, Ibu dan Bapak jangan kaget jika ada masalah-masalah kesehatan mengintai Ibu. Seperti darah tinggi, diabetes, kelahiran prematur, bahkan keguguran. Yang terpenting, Ibu dan Bapak selalu jaga kesehatan dan selalu memeriksakan kehamilan rutin dan tepat waktu," tutup sang dokter.
-------