Ola pasrah. Akhyar mengajaknya pulang ke kediamannya. Akhyar tidak ingin berpisah dari Ola lagi. Nayra dan Farid sangat mendukung apa yang dilakukan Akhyar. Mereka berdua malah sedikit memaksa ibu mereka untuk langsung menerima ajakan Akhyar. Mereka tahu ibu mereka sudah jatuh cinta kepada sosok Akhyar.
Pun Sabine, dia terlihat antusias dengan semangat papanya. Dialah yang paling sibuk menghubungi keluarga besarnya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut calon Mama barunya.
Nayra dan Farid saling pandang. Sedikit cemburu melihat kebahagiaan Sabine. Terutama Nayra, karena tidak lama lagi dia harus menghadapi kenyataan bahwa kemungkinan besar rumah ibunya tidak lagi berdekatan dengan kediamannya.
Dan sepertinya Sabine menyadarinya.
"Sorry. I know what you feel, Guys. But, you know..., they need more special time..." ujar Sabine ke Farid yang terlihat sebal. Sabine memberi cubitan kecil di pinggang Farid.
Melihat sikap Sabine, Nayra tiba-tiba tersenyum. Dia merasakan ada keinginannya yang tercapai. Dia buru Sabine lalu memeluknya kuat-kuat. Sabine tentu menyambutnya dengan hangat.
"Aku kakakmu atau adikmu, Sabine?" tanya Nayra di tengah haru tangisnya. Dia akan punya saudara perempuan. Sabine ternganga mendengar pertanyaan Nayra. Dia sangat tersanjung mendapat pengakuan dari Nayra. Padahal pernikahan Akhyar dan Ola belum terlaksana.
"Aku ingin jadi adik saja, Nay..." isak Sabine sambil mencium-cium pipi Nayra. Padahal usianya beberapa bulan lebih tua dari Nayra. Entah kenapa Sabine merasa sikap Nayra lebih dewasa.
______
Sikap diam Ola selama perjalanan pulang membuat Akhyar bingung. Sebelumnya Ola terlihat sangat tenang selama proses pembebasan dirinya. Dia sudah menunjukkan sikap tidak ingin berjauhan dari Akhyar dengan selalu berdekatan dengan Akhyar, bahkan dia terus pegang erat tangan Akhyar.
"Kamu nggak nyaman naik sedan?" tanya Akhyar hati-hati. Dia tahu mobil kesukaan Ola.
Ola menggeleng lemah.
"Apa aku boleh meminta sesuatu, Mas?" Ola malah balik bertanya.
Akhyar menghela napas seraya mendekap bahu Ola kuat-kuat.
"Mau apa, Ola?" tanyanya sedikit cemas.
"Aku mau pernikahan kita hanya dihadiri dan diketahui orang-orang tertentu saja ..."
Akhyar menghela lega. Dia mengira Ola meminta hal aneh lainnya.
"Kamu malu menikah denganku?"
"Bukan itu, Mas. Kalo Mas setuju, kita tetap menikah malam ini, tapi aku ingin orang-orang tertentu saja yang mengetahui pernikahan kita..."
"Kenapa harus diam-diam? Seharusnya kita umumkan dan bila perlu seluruh dunia tahu kita menikah."
Ola tertunduk. Entah kenapa dirinya merasa tidak nyaman dengan keadaan yang dia hadapi. Bebas, tapi ada kebingungan yang dia rasakan.
"Aku..." Ola bingung melanjutkan kata-katanya.
"Aku malah ingin mengadakan pesta besar-besaran, Ola. Di kapal pesiar..."
Ola menggelengkan kepalanya.
"Aku ingin menghadiri Farid wisuda, Mas. Aku juga ingin menjenguk Ayu yang tak lama lagi akan melahirkan. Setidaknya aku ingin berbagi kebahagiaan kepada mereka dulu. Setelah itu kita bisa..." Ola segan menuntut lebih. "Aku sebenarnya juga nggak mengharapkan acara berlebihan. Sekadar mengundang beberapa orang saja."
Akhyar merasakan ketidaknyamanan yang tengah dirasakan Ola.
"Baik. Jika itu membuat kamu merasa lebih nyaman. Yang penting nanti malam, kamu sudah menjadi teman hidupku selama-lamanya..." ujar Akhyar akhirnya, mencoba memahami apa yang Ola inginkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/270749651-288-k670351.jpg)