Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhyar yang masih memeluk tubuh Ola yang meringkuk mendengus tersenyum ketika mendengar dengkuran halus Ola. Ola sepertinya sangat menikmati usapan lembut tangannya tepat di atas perutnya, sehingga membuatnya terlelap cepat.
Akhyar biarkan Ola tertidur pulas. Dia sangat memahami bahwa Ola pasti sangat lelah. Baru saja pulang dan mandi, Ola harus hadapi keributan kecil. Kemudian bercinta hebat dengannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Sedih, bahagia, marah, juga kesal.
"Ah..." desah Akhyar sambil perlahan menarik tangannya dari perut Ola. Dia tarik selimut tebal dan menutupi tubuh telanjang Ola agar Ola merasa lebih nyaman.
"Kasihan kamu, Sayang," gumam Akhyar sedikit merasa menyesal. Seharusnya dia tidak menanyakan mengenai test pack itu di saat Ola yang baru saja mandi. Seharusnya dia biarkan Ola menyelesaikan mandinya dan makan malamnya. Ola pasti sangat lelah dan lapar. Apalagi ada dua benih yang sedang dikandungnya.
Akhyar menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin rasa sesalnya berlanjut-lanjut.
Akhyar beranjak dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi.
______
Akhyar yang sudah rapi dan bersih, kini tengah menyiapkan makan malam khusus buat Ola. Makanan yang sudah dia beli sore tadi. Akhyar hanya tinggal menghangatkannya saja.
Akhyar sama sekali tidak merasa lapar. Dia sudah menyantap nasi briyani pemberian Rema sore sebelum Ola pulang.
Sesekali Akhyar mengawasi Ola yang masih tertidur lelap.
Makanan khusus buat istri tersayang sudah rapi tertata di atas meja kecil. Satu piring sedang berisi potongan kebab ayam, sepiring kecil nasi briyani, dan satu gelas tinggi berisi jus mangga nectar.
Kini Akhyar melangkah sambil membawa meja kecil menuju tempat tidur. Dia letakkan meja kecil berisi makanan di atas nakas di sisi tempat tidur. Lalu dia sendiri duduk di sisi Ola yang masih tertidur.
Akhyar tersenyum sendiri mengenang kejadian barusan. Kejadian yang sama sekali tidak dia duga.
Akhyar tercenung. Diliriknya sesaat wajah Ola. Berbagai pertanyaan pun muncul di dalam pikirannya. Apa Ola memang baru saja menyadari bahwa dirinya tengah mengandung? Bagaimana dia tahu ada dua benih? Ke mana dia pergi seharian ini? Apa hanya ke mall saja?
Seakan tahu Akhyar yang bertanya-tanya, Ola menggeliat dan terbangun.
"Mas?" Ola terlihat bingung dengan sikap Akhyar yang duduk di sisinya yang terbaring, seakan sudah sekian lama memperhatikannya.
Ola perlahan beranjak dari rebahnya dan mendudukkan tubuhnya sambil mendekap selimut.
"Lapar kan?" tanya Akhyar sambil meraih piring berisi nasi. Dia tampaknya sudah siap-siap hendak menyuapi Ola.
Ola tersenyum melihat sikap suaminya.
"Aku bisa sendiri, Mas..." ujarnya ketika Akhyar menyodorkan satu sendok makan nasi briyani dengan potongan-potongan kecil daging ayam.
"Makanlah..." suruh Akhyar.
Ola menghela napas sejenak. Dia menurut.
"Kamu ke mana seharian ini, Ola?" tanya Akhyar akhirnya.
Ola sedikit cepat mengunyah makanannya.
"Ke Clayton. Aku diantar Gerrie ke dokter kandungan..." jawab Ola pelan. "Setelah itu baru kita pergi ke Chadstone..."
Akhyar suapi lagi makanan ke mulutnya.
"Ceritakan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi."
Ola menelan makanannya yang sudah dia kunyah cukup lama. Lalu dia raih gelas berisi jus dan meneguknya sedikit.
"Kemarin. Pas kita jalan-jalan ke Sea Life. Nggak sengaja aku dengar percakapan Nayra dan Rena. Mereka membicarakan tentang kehamilan mereka yang masih muda..." mulai Ola.
Akhyar terkesiap.
"Nayra hamil? Paris juga? Dan kamu?"
Akhyar tertawa cukup keras hingga tubuhnya semua bergerak.
Ola ikut tertawa.
"Iya, Mas. Nayra baru hamil satu bulan lebih dan kandungan Rena hampir empat bulan,"
"Oooo..."
Akhyar menggelengkan kepalanya.
Ola tahan sejenak tangan Akhyar yang ingin menyuapinya lagi.
"Lalu aku marahi mereka berdua. Aku menyesalkan tindakan mereka karena berani bepergian jauh dalam keadaan hamil muda. Aku bahkan ingin memarahi Farid dan Guntur. Aku benar-benar marah. Sampai akhirnya aku merasa mual dan sedikit pusing."
Ola tersenyum simpul sambil mengusap-usap perutnya.
"Aku lalu pergi ke toilet ditemani Nayra dan Rena. Karena mualku cukup mengganggu. Nggak ada yang aku muntahkan di sana. Dan ini membuat Nayra dan Rena curiga. Aku tentu membantah keduanya karena mengingat hubungan badan kita memakai pengaman."
Ola menarik napasnya dalam-dalam.
Akhyar mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia mulai mengerti sekarang.
"Rena bersikeras menyuruhku untuk cepat memeriksa urinku dan memaksa dirinya untuk mendapatkan test pack." Ola menelan ludahnya sejenak. "Entah kenapa malah Gerrie juga muncul saat itu. Dia yang ternyata mendapatkan benda itu dan memberinya kepadaku,"
"Makan lagi, Sayang," suruh Akhyar seraya menyodorkan sendok ke hadapan Ola.
Ola menyambutnya dengan senang.
"Aku cek di toilet. Ternyata aku mengandung sudah lebih dari dua bulan..."
"Wooo..." sorak Akhyar pelan. Entah kenapa rasa haru menyelinap dalam dirinya. Hingga dia merasakan genangan air mata.
"Seharusnya kamu segera beritahu aku..." gumamnya penuh sesal.
"Aku mungkin terlalu khawatir dengan perasaan Mas. Takut Mas kecewa..."
Akhyar tatap wajah Ola.
"Lalu?" tanyanya. Dia tidak ingin membahas lebih jauh tentang keputusannya yang tidak memiliki anak.
"Gerrie menyarankanku untuk segera ke dokter."
Akhyar tersenyum lebar. Kini dia paham kenapa semalam Ola meminta izin darinya pergi ke Clayton.
"Dokter Aditya namanya," gumam Ola.
"Ah!" pekik Akhyar.
Ola terkesiap.
"Kenapa, Mas?"
"Aku kenal dekat dokter itu. Dulu dia yang memeriksa Niko dan Sabine."
"Oh."
Ola tertawa kecil.
"Masih muda sekali. Tapi sangat berpengalaman..."
"Dan dia bilang ada dua?"
Ola mengangguk cepat. "Dia juga periksa darahku. Hasilnya dia kirim ke Gerrie."