69. Siapa?

8.2K 894 61
                                    

Akhyar yang tidak sabar, langsung menghubungi dokter Aditya setelah Ola menghabiskan makan malamnya. Dia ingin segera mengetahui hasil pemeriksaan sampel darah Ola saat itu juga. Tentunya dokter Aditya sangat terkejut karena perempuan yang dia periksa kandungannya tadi pagi adalah istri dari orang yang dia kenal.

Akhyar bukan main senang mendengar penjelasan dokter muda itu. Bahwa tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan dengan kandungan Ola. Ola dinyatakan sangat sehat. Bahkan dokter itu menjamin bahwa Ola bisa melahirkan secara normal. Mengenai jenis kelamin, dokter Aditya belum bisa memastikan. Alat-alatnya belum cukup canggih. Lagipula masih terlalu kecil janin yang dikandung Ola.

"Kamu benar-benar sumber kebahagiaanku, Ola," ujar Akhyar seraya menatap Ola yang masih berbalut selimut dengan tatapan hangat.

Akhyar beranjak dari kursi duduknya dan duduk di sisi Ola yang masih selonjoran di atas tempat tidur. Diusap-usapnya kepala Ola sambil sesekali mengecupnya.

Akhyar merogoh sakunya.

Ola tertawa kecil melihat Akhyar yang sedang menyemprotkan parfum yang dia beli ke leher dan pergelangan tangannya.

"Aku lupa memakainya tadi..." gumam Akhyar.

Kemudian dia rebahkan tubuhnya dan berbaring di sisi Ola yang masih berbalut selimut putih tebal.

"Suka wangi yang ini?" tanya Akhyar. Dia dekatkan wajahnya ke wajah Ola.

"Iya. Kamu selalu wangi, Mas," balas Ola mengiyakan lewat isyarat matanya.

Akhyar tersenyum memandangnya.

"Kamu apalagi. Aku suka aroma tubuhmu, Ola. Meski tak berparfum..."

Ola tertawa kecil.

Akhyar perlahan menyelipkan tangannya ke balik selimut Ola dan mengusap-usap perut Ola.

"Oh. Aku nggak percaya aku akan jadi Papa... lagi," gumam Akhyar.

Bahagia Ola memuncak. Dia tak bisa membendung air mata harunya. Sikap suaminya sangat menyenangkan hatinya.

"Ada dua, Ola?"

"Iya, Mas..."

Akhyar tersenyum. Dia tatap wajah istrinya sambil terus mengusap-ngusap perutnya.

Ola merasakan ketenangan yang luar biasa. Ini sama sekali di luar dugaan. Awalnya dia mengira suaminya tidak akan menerima kenyataan bahwa dia sedang mengandung. Dia bahkan hampir berencana untuk pergi dari pandangan Akhyar seandainya Akhyar kecewa atau marah.

Masih dia ingat saat-saat Akhyar menyatakan keinginannya untuk selalu berdua saja tanpa ada yang mengganggu. Akhyar sangat serius menyatakannya seakan keputusannya tidak akan berubah.

Kini Ola sangat lega. Akhyar justru bersikap lebih hangat. Tampaknya Akhyar sudah memikirkan hal-hal yang akan datang. Ola bisa merasakan dan melihat dari sikap diam Akhyar sekarang yang sedang mengusap-usap perutnya.

"Aaaaah...," desah Ola pelan. Matanya memicing sayu saat merasakan sentuhan tangan Akhyar yang kini berpindah ke area sensitifnya.

"Kamu belum sampai tadi..." ucap Akhyar. Dia tersenyum manis melihat wajah Ola yang memerah.

"Ooh, Mas Akhyaaar..." erang Ola. Jari tengah Akhyar melengkung menusuk-nusuk lubang nikmatnya. Ola mendesis nikmat.

"Sudah, Mas. Aku sedang nggak mau..." Ola tahan tangan Akhyar.

Akhyar tersenyum menyeringai melihat wajah Ola yang meringis.

"Aku tau apa yang kamu inginkan, Ola..." ujarnya sambil dengan cepat melepas seluruh pakaiannya.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang