24. Tolong Dia

5.9K 941 99
                                        

Beberapa bulan kemudian...

Akhyar kaget bukan main, tiba-tiba ada sebuah motor melintas di depan mobil yang dia setir.

BRAK!

Bunyi motor beradu dengan mobilnya sangat kuat.

Akhyar sepintas ragu untuk ke luar dari mobilnya. Tapi karena setelahnya dia mendengar suara orang mengaduh menyayat hati dari luar mobilnya, tak sampai hati dia pergi meninggalkan orang yang dia tabrak begitu saja.

Akhyar turun dari mobilnya.

"Tolong. Tolong..." mohon orang itu dengan suara lirih. Akhyar heran melihatnya, karena tidak ada sedikitpun darah yang mengucur dari tubuh pria yang dia tabrak, atau motornya yang terlihat rusak. Dia buka penutup kepala yang menutupi wajah orang itu.

"Tolong diaaaa..."

Akhyar terkejut untuk kedua kalinya. Karena wajah itu sudah pernah dia lihat sebelumnya, tapi kapan dan siapa?

"Yusuf?" ucapnya dengan mata terbelalak.

______

"Astaghfirullah!" ucap Akhyar begitu menyadari mimpinya. Ini mimpi yang ke sekian kali setelah menyelidiki kasus kematian Yusuf. Penuh dengan misteri.

______

Beberapa bulan sebelumnya.

"Apa ada perkembangan?" tanya Akhyar dengan nada tertahan. Dia sedih, Ola tidak menginginkan bertemu dengannya lagi.

"Sulit ini, Pak. Kacau."

Akhyar mengurutkan keningnya.

Karena tidak ingin kasus Ola akan serupa dengan Sabine, Akhyar semakin penasaran dengan sosok Ola. Dia memang mengagumi sekaligus mencintai Ola dengan segenap hatinya. Dia juga siap menerima Ola dengan segala kekurangan dan masa lalu Ola. Meski Ola dengan jujur berkata bahwa dia masih sangat mencintai mendiang suaminya dan belum sanggup melupakannya, Akhyar tetap mencintai Ola.

Tidak seperti kasus Sabine, Ola tidak mempunyai kaitan apapun dengan keluarganya. Baik hubungan kekeluargaan, bisnis, atau hubungan lainnya. Dengan kata lain, Ola bisa dia gauli jika ada kesempatan menikah. Tapi, Akhyar tetap saja ingin mengetahui latar belakang Ola; keluarganya, suaminya, dan semua yang berkaitan dengan kehidupan Ola.

Mungkin bagi sebagian orang itu bukan hal yang penting. Selama saling menyukai dan tidak ada ikatan darah, bisa saja dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Namun tidak berlaku bagi Akhyar, terutama keluarga besarnya. Apapun permasalahan, baik buruk, kecil dan besar, tetap harus dijelaskan serta diluruskan.

Tak mengherankan, jika keluarga besar Akhyar terkesan 'angkuh' serta meremehkan orang yang tidak mereka kenal. Karena mereka merasa memiliki jati diri yang jelas dan lebih tinggi dari yang lainnya.

"Besok saja kita bicarakan,Pak. Saya harus menjelaskan dengan detail. Ini tidak bisa saya jelaskan lewat telepon."

***

Akhyar menerima kedatangan Anggiat di kantornya yang berada di kawasan Bintaro suatu pagi. Wajah Anggiat terlihat sangat tidak semangat pagi itu.

"Buntu, Pak Akhyar. Saya tidak bisa bergerak lebih jauh. Karena kasus kematian Ahmad Yusuf Adam ini ternyata dipalsukan oleh Febyola sendiri."

Akhyar terhenyak. Dia pegang dadanya. Dia tidak menyangka sama sekali.

"Sebenarnya menurut insting saya, Febyola ini adalah orang yang sangat jujur. Tapi ketika saya diberikan bukti-bukti surat menyurat dari dukcapil, semua bukti berupa surat menyurat mengarahkan bahwa Bu Ola telah melakukan pemalsuan demi menjual rumahnya, serta menutupi hutang-hutangnya untuk memajukan usaha warungnya."

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang