Sebenarnya agak geli-geli gimana gitu pas nulis cerita cinta kakek ninih ini. 😁😁 Tapi kok lama-lama jadi enjoy sendiri. Haha. terasa menantang saja. Terima kasih banyak-banyak vote n comm. 🙏👍👍
_______
Ola meletakkan kembali sebuah foto kecil hitam putih mendiang suaminya ke laci kecil yang berada di dalam lemari bajunya. Gamang dia rasakan sekarang. Sedikit bimbang menghubungi Akhyar. Sementara sebelumnya dia sudah berjanji akan segera menghubungi kekasihnya itu saat tiba di rumah.
Ola perlahan melangkah menuju meja riasnya. Dia tatap wajahnya yang terpantul dari cermin, sambil meraba-raba kedua pipinya. Ola tersenyum tipis mengingat saat-saat duduk di samping Akhyar dan berbincang-bincang di mobil mewah milik Akhyar. Dia merasa seperti mimpi, bisa jatuh cinta untuk kedua kalinya di usianya yang hampir menginjak setengah abad di tiga tahun mendatang, di saat dirinya sudah memiliki sepasang cucu.
Ola masih tidak bisa mempercayainya sama sekali. Apalagi menyadari sosok Akhyar yang sempurna, pria impian hampir semua wanita. Wajahnya sangat tampan dengan fisik tubuh yang sempurna, kaya raya, dermawan, baik hatinya, dan sangat romantis. Hampir semua kata-kata yang ke luar dari mulutnya menenangkan hati sesiapa yang mendengarnya. Ola memejamkan matanya masih merasa tidak pantas berdampingan dengan pria matang itu.
Ola akhirnya membuka laci meja riasnya, dan meraih ponselnya.
Tak sampai terdengar bunyi nada sambung, suara Akhyar sudah terdengar riang di telinganya.
"Maaf, Mas. Agak telat..." ucap Ola. Sebelumnya dia berjanji segera menghubungi Akhyar begitu tiba di rumahnya. Namun Ola malah berdiri termenung di depan lemari pakaiannya yang terbuka, sambil menatap foto wajah mendiang suaminya.
"Sudah nyaman sekarang, Ola?" tanya Akhyar. Suaranya terdengar sangat tenang.
"Iya, Mas."
Ola lalu duduk di tepi dipannya. Lalu menghela napas panjang.
"Kenapa, Ola? Ada yang salah?"
"Nggak ada, Mas. Cuma..., entahlah." Ola menggigit bibirnya. Lalu dia mendengus tertawa.
"Merasa beda...," Ola menatap langit-langit kamarnya. Ingin dia ceritakan kepada Akhyar bahwa dia sebelumnya menatap foto wajah yang tak kalah tampan mendiang suaminya, tapi dia urungkan. Dia tidak ingin merusak suasana kasmaran antara dirinya dan Akhyar. Kini saatnya menikmati cinta dan membahas perasaan masing-masing sekarang dan waktu yang akan datang. Tidak ada gunanya membahas masa lalu.
"Seneng kan?"
"Sangat."
Akhyar tertawa kecil.
Sepertinya dia masih dalam perjalanan. Terdengar sayup-sayup suara musik dari mobilnya.
"Ola. Ternyata kamu sangat romantis. Aku sampe sekarang masih merasakan getaran-getaran cinta dari tangan kamu, tatapan kamu..."
"Mas Akhyar bisa saja..."
"Kamu yang bisa saja. Kamu yang bikin perasaan aku nggak karu-karuan selama berbulan-bulan."
"Masa sih, Mas?"
"Lha, sejak aku bantu Said melamar Ayu. Aku sudah ngincar kamu."
Ola gantian tertawa.
"Ora percoyo, Mas. Kalo udah ngincar aku, kenapa nggak dari dulu..."
"Ya pelan-pelan, Ola. Lihat situasi dulu bagaimana. Nggak grasak grusuk. Manis kan hasilnya?"
Ola tertawa lagi. "Iya, Mas," tanggapnya pendek.
"Aku senang kamu udah kenal siapa aku. Aku juga senang mengenal kamu. Tinggal nanti bagaimana kita sama-sama melangkah ke depan,"