59. Curhat Ola

7.4K 956 63
                                    

Percakapannya dengan Igor melalui telepon genggam mengenai 'anak' lumayan mengusik pikiran Akhyar. Igor memiliki prinsip yang cukup matang mengenai anak. Ternyata ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan jika memulai memiliki anak. Setidaknya ada dua hal, kehidupan anak itu sendiri dan kehidupan sebagai orang tua.

Belum lagi Akhyar harus menghadapi kenyataan bahwa usianya sudah terlalu 'tua' untuk memulai memiliki anak. Terbayang-bayang di benaknya Ola yang lelah setelah melahirkan, lalu menyusui dan merawat anak. Muncul kekhawatiran bahwa Ola yang akan berubah, Ola yang sibuk sehingga waktu untuk 'bersenang-senang' pun akan berkurang. Atau bahkan Ola yang tidak lagi sesehat sekarang.

Khawatir Akhyar kemudian memuncak ketika mengingat pesan dokter kandungan yang dia kunjungi saat melakukan skrining tes genetik. Meski dia dan Ola dinyatakan sehat dan tidak memiliki masalah yang serius jika memiliki anak, akan tetapi tetap ada peluang penyakit yang akan diderita Ola selama hamil atau setelahnya. Akhyar merasa dia tidak siap menghadapi hal-hal seperti itu.

"Kayak ada yang dipikirin, Mas? Dari tadi meluk-meluk aku tapi nggak ngomong apa-apa," ucap Ola ke Akhyar yang memeluknya dari belakang. Sementara dia sendiri sibuk membolak balik daging asap di atas panggangan untuk makan malam.

Beberapa hari ini Ola melihat perubahan sikap suaminya, yang lebih manja, yang tidak ingin berjauhan darinya, yang selalu memanggilnya jika merasa 'kehilangan', yang selalu memeluknya erat-erat. Bahkan bersetubuh pun Akhyar terlihat tidak semangat.

"Sayang kamu, Ola." Hanya itu jawaban yang ke luar dari mulut Akhyar. Ola pun tidak ingin bertanya lagi. Dia balas pelukan suaminya dengan pelukan yang disertai kecupan bibir hangatnya.

"Sudah matang?" tanya Akhyar yang berubah hangat. 

"Sebentar lagi, Mas."

"Aku harus siapin apa?"

"Minuman saja."

Akhyar bergegas mengambil dua botol kecil berisi air mineral dari kulkas, beserta dua gelas.

Ola tersenyum melihat Akhyar yang wajahnya mulai menunjukkan kehangatan saat menata alat-alat makan di atas meja makan.

"Tadi sore Nayra telepon aku pas Mas sedang mandi. Dia bilang Ayu nanya apa kita akan menginap di rumah Iparnya Mbak Hanin. Katanya kamar buat kita sudah disiapin sama keluarga mereka. Dulu pas antar Ayu kuliah di Melbourne, Nayra dan keluarga tinggal di sana selama seminggu," mulai Ola sambil meletakkan dua helai daging asap di atas piring Akhyar yang sudah penuh dengan salad.

"Sudah aku booking hotel dekat rumah sakit di mana Ayu akan melahirkan. Kita akan menginap di sana," tanggap Akhyar yang sudah memulai menyantap makan malamnya.

Ola agak kecewa dengan jawaban Akhyar. Sebenarnya dia ingin sekali berkumpul bersama keluarga besar di Melbourne. Sore tadi Nayra bercerita bahwa Farid sekeluarga akan menginap di rumah keluarga Frederick Hakiem, kerabat Bu Hanin. Bu Hanin sendiri juga akan menginap di sana. Juga Ayu yang rencananya akan menginap di sana beberapa hari setelah melahirkan nanti.

"Ok, Mas. Nanti aku sampaikan ke Nayra..." ucap Ola akhirnya. Meski kecewa dalam hati, Ola tetap menunjukkan bahwa dirinya sangat menyetujui keinginan suaminya untuk menginap di hotel.

"Adi dan Rema juga menginap di hotel yang sama. Jangan khawatir. Tetap ramai..." ujar Akhyar seraya menatap Ola tajam.

Wajah Ola agak memerah karena tatapan suaminya itu. Dia merasa Akhyar mengetahui apa yang sedang dia pikirkan.

_______

Setelah makan malam, seperti biasa Akhyar dan Ola duduk-duduk di atas sofa di depan televisi.  Jika sebelumnya Akhyar selalu memutar program olahraga kesukaannya atau Ola yang selalu menyaksikan sinetron kesukaannya, sudah tiga malam ini Akhyar dan Ola mulai menyukai drama korea.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang