Setelah hampir seminggu menghabiskan waktu di apartemen mewah, hari ini Akhyar mengajak istrinya pergi menuju kediaman adiknya di Bintaro. Di samping Akhyar hendak mengambil sebagian barang-barang miliknya yang berada di dalam paviliun kecilnya di sana, yang akan dia manfaatkan di apartemennya, Akhyar juga ingin melepas rindu terhadap keluarga kecil Uzma. Maklum, sebelumnya dia cukup lama tinggal di rumah Uzma.
Akhyar dan Uzma memiliki hubungan persaudaraan kakak adik yang sangat dekat. Uzma merupakan seorang adik yang sangat mengerti dan memahami sikap serta jalan hidup Akhyar. Kesabaran Uzma dalam menghadapi Akhyar membuat Akhyar amat sangat menyayanginya. Uzma adalah satu-satunya keluarga yang selalu pasang badan jika Akhyar menghadapi masalah. Sikap Uzma pun sangat didukung suaminya, Saif.
Akhyar tidak segan-segan memenuhi kebutuhan Uzma, menjamin kehidupannya dan keluarganya, juga memberikan kasih sayang kepada anak semata wayangnya, Nadzir. Meski Uzma kerap menolak, Akhyar tetap saja melakukannya.
Tentu saja pasangan pengantin baru ini disambut senang oleh Uzma dan keluarga. Dan ternyata hari itu Uzma kedatangan keluarga suaminya, Rema dan Adimas. Ada Sarah dan keluarga. Yang sedikit mengagetkan Akhyar, keluarga Gamal, adik Rema, juga sedang berkunjung ke rumah Uzma. Gamal tentu membawa serta istri. Bahkan anak dan keluarga kecilnya pun ikut serta.
Semua menyambut gembira kedatangan Akhyar dan istri.
Hampir semua takjub melihat penampilan Ola yang jauh berubah. Semua saling pandang kagum, karena mereka semua tahu bahwa sebelumnya Ola adalah seorang buruh cuci dan penjual jamu. Kini Ola terlihat sangat pantas berdampingan dengan sang pemilik banyak bank di beberapa belahan dunia itu. Gaun rancangan Gema yang melekat di tubuh ramping Ola yang berisi, sangat pas. Ola terlihat seksi dengan gaun selututnya. Kalung mahal yang melingkar di leher mulus Ola juga menyita perhatian mereka. Meski wajahnya dihias make up tipis, Ola tetap terlihat sangat cantik. Cara berdiri dan menatap orang-orang yang memperhatikannya pun tidak luput dari decak kagum.
Semua hampir berpikiran sama. Wajar Akhyar mati-matian mengejarnya. Bahkan Nayura, meski dia sudah melupakan masa-masa indah bersama Akhyar beberapa puluh tahun yang lalu, tapi masih terlihat sirat cemburu di wajahnya. Tapi sepertinya Nayura tidak bisa mengusir rasa kagum yang memuncak ketika melihat penampilan Ola. Dia akui, Ola memang sangat memesona. Terutama saat Ola menyapanya dan menyalaminya, bahkan memeluknya.
"Duh, Mbak. Pangling aku..." puji Nayura yang tidak sanggup menahan rasa kagumnya. Rema, iparnya yang berdiri di sampingnya juga turut memuji Ola. Ola bersikap biasa saja. Dia tidak terlena dengan pujian-pujian. Dia hanya ingin menyesuaikan posisinya sekarang sebagai istri seorang pebisnis terkenal. Dia harus mengubah penampilan juga sikapnya. Namun tetap menjadi diri sendiri dengan tidak merubah sikap terhadap orang yang sudah dia kenal sebelumnya.
"Gara-gara anakmu, Nayura. Yang bikin berubah..." ujar Ola setengah berbisik. Nayura tersipu mendengarnya. Rema yang mendengar pujian Ola juga ikut tertawa. Gema yang di dekat mereka memandang Ola dengan pandangan tidak percaya. Gaun rancangannya terlihat sangat indah dan pas di tubuh Ola.
"Terima kasih, Sayang," ucap Ola sambil memeluk tubuh tinggi Gema. Gema mengangguk senang.
"Jangan bosan, Khallah..." ucap Gema. Dia memang senang sekali jika rancangannya dipakai seseorang di hadapannya.
"Tentu saja, Gema. Ini bahannya adem, nggak panas, nggak gatel. Trus ukurannya tuh kok bisa pas ya... Khalla nyaman sekali..." puji Ola sungguh-sungguh. Dia memang sangat menyukai baju hasil rancangan Gema.
Gema bertambah bangga dengan dirinya sendiri. Diliriknya mamanya yang mesem-mesem.
"Dengerin, Ma. Khalla Ola aja seneng dengan rancangan Gema," decak Gema sok.
Ola sedikit heran melihat sikap Gema terhadap mamanya. Sementara Rema hanya geleng-geleng kepala dengan gelagat keponakannya itu. Gema belum berubah, ada saja yang membuatnya beradu argumen dengan mamanya.
"Maklum, Khalla. Mama tuh selalu nggak pede kalo make rancangan Gema. Beberapa kali Gema tawarin, dia nolak melulu..." rutuk Gema. Nayura hanya tersenyum simpul.
Tiba-tiba Uzma menghampiri mereka berempat. Dia muncul dari arah dapur. Uzma diikuti Sarah, anak Rema. Keduanya langsung memburu Ola dan memeluknya secara bergantian.
"Ayo, Mbak. Duduk-duduk dulu..." ajak Uzma seraya menarik tangan Ola menuju ruangan yang sudah rapi. Uzma juga mengajak yang lainnya.
______
Sementara itu Akhyar tampak berbincang-bincang akrab dengan kerabatnya di salah satu sudut ruang tamu. Ada Adimas dan anaknya, Saif (suami Uzma), juga menantunya, Hanif (suami Sarah). Ada juga Gamal dan menantunya, Igor. Dan Akhyar terlihat nyaman duduk di sebelah Igor. Sahabat lama sekaligus mitra bisnisnya. Mereka duduk sedikit berjarak dari keluarga Adimas.
Tampak mata Igor sesekali tertuju ke arah Ola yang duduk-duduk leseh bersama para tamu perempuan lainnya di sudut ruangan lainnya. Akhyar tentu jengah melihat gelagat sahabatnya itu. Sebelumnya, Igor terang-terangan memuji pesona Ola di depan Akhyar.
"Wow..., pasti panas malam-malam lu, Yar..." decak Igor menggoda. Tentu dengan suara sangat pelan.
"Fu...k you..." umpat Akhyar sambil menginjak kaki Igor. Igor sedikit meringis.
"Kamu nggak mikirin perasaan istrimu. Lirik-lirik bini orang..." geram Akhyar dengan mulut yang sedikit bergerak. Dia tidak ingin pembicaraannya didengar yang lain, yang sepertinya terlibat topik pembicaraan hangat lain.
Igor terkekeh.
"Gema dulu yang memuji Ola, Coy. Kita tuh udah saling paham. Kalo bukan Gema yang mencurigai sikap lu terhadap Ola di restoran saat kita jumpa, gue juga nggak bakalan nekat manas-manasin lu..."
Akhyar terkesiap. Diliriknya Igor dengan rasa sebal.
Igor lalu menceritakan singkat tentang kecurigaan Gema dengan sikap Akhyar yang dingin terhadap Ola. Gema heran, Akhyar tidak membalas tangan Ola yang ingin menyalaminya. Malamnya Gema ungkapkan kecurigaannya ke Igor, suaminya. Gema juga memuji Ola yang tubuhnya sangat proporsional. Sekilas mirip Fani, mantan kekasih suaminya. Ramping dan berisi. Namun Ola lebih tinggi daripada Fani.
"Coba kamu tanya-tanya, Gor. Jangan-jangan ada cerita antara Khalli Akhyar dan ibu-ibu itu. Kayak musuhan gitu. Soalnya ibu-ibu itu terus curi-curi pandang ke Khalli tapi takut-takut, sementara Khalli sinis banget sama ibu-ibu itu. Hm..., aku nggak suka banget liat Mama mesem-mesem liat Khalli Akhyar. Mentang-mentang cinta pertama dan sikap Khalli yang memang baik. Hm..., lagian Khalli memang tampan sih..."
Cukup lama Igor mencermati kata-kata Gema malam itu. Lalu Gema memberi usulan ke Igor untuk memancing emosi Akhyar. Demi mendapatkan informasi mengenai Ola.
Akhyar menarik napasnya dalam-dalam. Diamatinya Gema dan istrinya yang duduk leseh berdekatan. Gema terlihat sangat nyaman berbincang-bincang dengan Ola.
"Jadi kamu nggak sungguh-sungguh memuji istriku dengan mengatakan ingin menikah dengannya jika tidak hadir Idris?" gerutu Akhyar bertanya. Dia ingat sekali kata-kata Igor yang cukup menghentak perasaannya. Kata-kata yang akhirnya mengantarnya kembali mengingat sikap aneh Ola. Hingga perasaan cinta dan rindu ke Ola hadir kembali. Bahkan lebih kuat.
Igor mendengus.
"I love my wife. Nothing can change it. Dia akhir labuh gue, Yar. Kita sudah saling paham. Dia tau selera gue. Tau tipe perempuan kesukaan gue. Tapi bukan berarti hal yang harus diperdebatkan. Jika Ola terbaik di mata gue, tapi Gema yang terbaik di hati gue..."
Akhyar menundukkan pandangannya memahami maksud kata-kata Igor.
"Kita bisa saja bermain mata. Tapi kita nggak bisa main-main dengan hati..." gumam Igor selanjutnya. Dia lempar senyumnya ke arah Gema yang sedang asyik berbincang-bincang dengan Ola. Sejak malam pernikahan Akhyar dan Ola, Gema mengaku kepada Igor bahwa dia sangat menyukai sosok Ola yang menenangkan. Hingga Gema menyatakan bahwa dia iri dengan Ayu yang memiliki 'eyang' sebaik Ola.
Begitupula dengan Akhyar. Dia hela napas lega saat melihat istrinya yang tampak ceria berkumpul dengan keluarganya. Bahkan akrab dengan Nayura dan anaknya.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/270749651-288-k670351.jpg)