18. Berbagi Kisah

6.1K 934 73
                                        

Akhyar akhirnya berhasil membujuk Ola untuk libur kerja Sabtu ini. Sebelumnya Ola memilih hari Minggu saja untuk berduaan dengan pacar barunya itu, karena hari Sabtu biasanya Wak Tima kebanjiran orderan. Mau tak mau berbagai alasan harus Ola ungkapkan ke Wak Tima agar mengizinkannya libur untuk Sabtu ini.

Kini dua pasangan yang baru jadian itu sedang duduk berdampingan di sebuah café hotel berbintang lima. Seperti biasa, Akhyar selalu ditemani tiga pengawalnya yang selalu berjaga-jaga di seputarnya. Tidak terlalu jauh, juga tidak terlalu dekat.

"Wah, Mas. Gantengnya. Ini lagi sekolah di Amerika ya?"

Sepertinya Akhyar ingin Ola mengenalnya lebih jauh. Dia bawa album foto dirinya saat muda.

Mata Ola berbinar-binar mengamati foto-foto Akhyar saat bersekolah di Amerika. Akhyar muda memang sangat mempesona. Banyak foto-foto dirinya dikelilingi teman-teman perempuan yang cantik-cantik. Ada juga foto-foto yang menunjukkan keakraban Akhyar dengan teman-teman laki-lakinya. Akhyar selalu terlihat menjadi pusat perhatian di setiap foto.

"Massachussets. Jauh, Sayang. Berjam-jam di dalam pesawat. Membosankan," jawab Akhyar sambil mengusap-usap bahu Ola dengan usapan terlembutnya.

Ola terkekeh.

"Capek kan? Kamu udah ngerasain terbang dari sini ke Perancis 17 jam. Gimana rasanya?"

"Iya, Mas. Capek. Tapi karena mikirnya akan ketemu anak, menantu dan cucu, jadi nggak kerasa capeknya. Yang ada seneng-seneng. Apalagi sama Ayu yang manjanya duh..., perjalanan terasa singkat."

Akhyar tersenyum senang melihat Ola yang semangat bercerita tentang keluarganya.

"Aku itu ya, Mas, paling seneng sama orang-orang yang sekolahnya tinggi-tinggi sampe ke luar negeri. Mas Yusuf dan aku dulu selalu berusaha mengajari Nayra dan Farid agar nilainya bagus-bagus di sekolah, berharap kelak mereka punya pendidikan tinggi. Kami berdua berharap paling nggak adalah yang sekolahnya di luar negeri. Alhamdulillah kesampaian. Lewat beasiswa lagi. Ternyata Farid yang mewujudkan keinginan kami berdua..."

Akhyar terus mengusap-usap bahu Ola. Sekilas wajahnya sedikit berubah ketika Ola menyinggung mendiang suaminya. Ola begitu semangat berkisah, seakan-akan suaminya itu masih hidup. Matanya berbinar-binar jika menyebut nama 'Yusuf.'

"Lha. Ini siapa, Mas? Cantiknya masya Allah..." tunjuk Ola ke sebuah foto yang menunjukkan Akhyar sedang duduk berduaan dengan seorang perempuan muda berkerudung putih yang berseragam sekolah.

Akhyar berusaha menenangkan dirinya, rasa khawatir langsung menyelimuti dirinya.

"Oh. Itu Nayura..." jawab Akhyar akhirnya. Dia berusaha santai dengan terus mengusap-usap bahu Ola, hingga tak sadar mendekap Ola agak kuat.

Cukup lama Ola mengamati foto cantik Nayura.

"Dia di mana sekarang, Mas?" tanyanya.

Akhyar tersenyum.

"Tidak terlalu jauh dari rumah Uzma di Bintaro. Dia tinggal di BSD," jawab Akhyar.

Ola masih saja mengamati foto jadul itu.

"Pantas Mas susah melupakannya. Cantiknya nggak ada bandingannya..." gumam Ola penuh rasa kagum. Ola mengamati foto Akhyar dan Nayura di album itu dengan seksama. Lalu dia tersenyum membayangkan Akhyar dan perempuan yang bernama Nayura berduaan. Sangat serasi. Akhyar dengan segala kesempurnaannya, Nayura dengan kecantikannya yang luar biasa. Wajahnya putih mulus, pandangan matanya sayu namun tajam, hidungnya bangir pas dengan parasnya. Bibirnya mungil lagi tipis. Meski tubuhnya terbalut pakaian longgar, tapi Ola yakin tubuh Nayura sangat sempurna.

A Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang