49

1.1K 246 413
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

"He had a sudden seizure but don't worry, he's fine now."

Mata aku pejamkan, terasa lapang saat mengetahui yang dirinya kini baik-baik saja namun tekakku masih terasa perit menahan diri dari menangis.

Tuhan saja yang tahu betapa takutnya aku saat melihat keadaannya tadi, takut akan kehilangannya.

Tidak henti-henti aku menyalahkan diriku sendiri. Seandainya aku ada di sisinya malam tadi..

"Jungkook perlu jalani pembedahan secepat mungkin."

Perlahan-lahan mata aku celikkan, wajah Seokjin yang cukup serius aku tatap. Kini dokumen yang sejak tadi berada di tangannya dihulurkan kepadaku.

"Kami perlukan tandatangan awak, sebagai ahli keluarga pesakit, kami perlukan kebenaran dari awak untuk kami jalankan prosedur pembedahan ke atas pesakit."

Aku hanya diam saat Seokjin memberikan penerangan ringkas kepadaku. Perlahan-lahan tanganku menyambut hulurannya.

"But, Yerim.."

Kepala aku angkatkan saat Seokjin memanggil namaku. Kini dirinya hanya diam menatapku, seolah-olah ada sesuatu yang dirinya hendak sampaikan kepadaku namun terlihat cukup sukar.

"He refused to undergo a surgery.."

.
.
.

Sejak pagi tadi, aku setia menemaninya di dalam wad sementara Naeun aku biarkan di rumah omma.

Sehinggalah hari mula bertukar malam, dirinya masih belum sedar buatkan aku tidak lalu untuk makan dan minum, risaukannya.

Dengan kelopak mata yang mula terasa berat, perlahan-lahan kepala aku rehatkan di atas katil, di sisinya.

Mataku tidak lepas dari menatap wajahnya yang terlihat cukup tenang. Lega saat melihat dadanya yang turun, naik perlahan mengatur nafas, buatkan aku tahu, dia masih di sini denganku.

Perlahan-lahan mata aku pejamkan, letih setelah hampir seharian menunggunya. Beberapa minit berlalu, aku hanya diam dengan mata yang terpejam.

Sehinggalah, dapat aku rasakan atas kepalaku dielus lembut dan perlahan buatkan aku kembali mencelikkan mataku.

Sebaik saja aku membuka mataku, terlihat dirinya sedang menatapku dengan renungannya yang cukup redup dan lembut.

Still With You | jjk [✓]Where stories live. Discover now