.
.
.[7 Bulan Kemudian.]
Perlahan-lahan mata aku celikkan, terjaga dari lenaku saat terdengar pancuran air perlahan dari dalam tandas.
Perlahan-lahan aku menoleh saat merasakan dirinya tiada di sisiku, memelukku erat dari sisi belakangku seperti selalu.
Dapat aku dengar dengan jelas bunyi gema batuknya berkali-kali dari dalam tandas buatkan aku terduduk, risaukannya.
Dengan posisi terduduk, aku terdiam saat aku mendengar dengan jelas dirinya sedang muntah di dalam tandas.
Sudah menjadi kebiasaan, dirinya akan muntah setiap malam, kesan dari kemoterapi.
Perlahan-lahan aku menuruni katil, sempat aku mengerling Naeun yang masih nyenyak tidur di katilnya sebelum langkah aku atur menuju ke tandas.
Sampai saja di hadapan pintu tandas yang tekuak kecil, dengan senyap daun pintu aku tolak perlahan sebelum terlihat dirinya terduduk di atas lantai, menangis.
Kelihatan dirinya sedaya-upaya cuba menangis tanpa suara dengan tangannya yang menggigil, mula mengesat sendiri air matanya buatkan dadaku terasa sesak saat melihat keadaannya sekarang.
Belum pernah aku melihatnya menangis seperti sekarang.
Dengan dirinya yang duduk membelakangkanku, pastinya dirinya tidak sedar dengan kehadiranku sekarang.
Perlahan-lahan aku menghampirinya sebelum aku melutut di sisinya dan tanpa suara, bahunya aku sentuh.
Kelihatan dia terkedu dengan kehadiranku. Tidak sanggup menatapnya lebih lama, tubuhnya aku peluk erat dengan mata aku pejamkan, menahan tangisan.
Untuk seketika, dirinya hanya membiarkan aku memeluknya sebelum perlahan-lahan terasa dirinya mula membalas pelukanku erat.
Terasa kepalanya direhatkan di bahuku sebelum dirinya menangis tanpa suara di dalam pelukanku.
Sedaya-upaya aku cuba menahan diri dari menangis, aku perlu kuat, untuk dia.
Belakang tubuhnya aku usap perlahan, begitu juga kepalanya sebelum sisi kepalanya aku kucup lembut dan perlahan.
"Saya penat, Yerim.." Tuturnya perlahan dengan tangisan buatkan dadaku terasa sesak menahan tangisan.
"Saya dah tak larat.." Tuturnya lagi, cukup perlahan buatkan aku terasa cukup rapuh.
"Awak kuat.. Saya tahu awak mampu.."
Terasa sebak saat dirinya menggeleng perlahan dengan esakan halusnya yang mula menyesakkan aku.
YOU ARE READING
Still With You | jjk [✓]
Fanfiction"Jangan dekat, kalau tak saya terjun!" "Terjun jelah, ingat aku kisah ke? Aku naik ni pun sebab nak ambil angin." Di saat dirinya terasa rapuh, tuhan hadirkan seseorang di dalam hidupnya. Jeon Jungkook. Lelaki itu terlihat biasa, tenang, seperti...