BAB 1: Ingin Kerja

543 27 11
                                    

Katanya, karena gue keseringan mancing ikan di pinggir sungai sambil memakan roti isi selai nanas yang gue beli satu jam sebelum pancingan dilontarkan, gue jadi gak perhatian lagi sama dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katanya, karena gue keseringan mancing ikan di pinggir sungai sambil memakan roti isi selai nanas yang gue beli satu jam sebelum pancingan dilontarkan, gue jadi gak perhatian lagi sama dia. Kata teman-temannya gue juga tidak bisa bergaul saat mereka nongkrong di kedai kopi hingga larut malam. Bahkan kata nenek tetangganya alis gue seperti makam.

Selalu ada salah di antara ciri-ciri sebuah hubungan yang sudah mencapai akhir. 7 tahun bersama yang dimulai dengan pengumuman kelulusan SMA ternyata hanya berakhir dengan kalimat sederhana.

"Kita putus." Ucapnya.

Di antara kami, air mata yang membasahi pipi ternyata lebih banyak darinya. Ternyata hati kecil gue benar, kalau gue memang tidak sesayang itu lagi sama dia.

"Kenapa diam aja!? Kita putus!" katanya sambil terisak.

"Kamu jangan nangis. Kamu jangan sesedih itu."

Satu minggu kemudian, histori pencarian di hp gue dipenuhi dengan keyword: cara merelakan mantan, cara tidak sakit hati lagi, cara cepat move on, amalan cepat jodoh, cara membuat mantan menyesal, tutorial sugesti patah hati, download gratis ebook move on, kriteria pasangan zodiak, ramalan jodoh, orang-orang sukses setelah putus cinta, kisah hidup raja romawi, kiat-kiat membuat mantan menelpon lagi, how to stop banjir, memberantas koruptor tanah air, apakah benar dengan menjadi kaya raya dapat membuat mantan ingin balikan

Ternyata, malah gue yang sedih berlarut-larut. Paket internet gue hanya gue habiskan untuk menyesali. Sampai di suatu hari gue melihat sebuah iklan yang terpasang di sebuah dinding wc umum.

"Ingin kaya raya? Ingin dikejar-kejar wanita? Ingin mantan Anda menyesal dan mengejar-ngejar Anda lagi? Bergabunglah bersama kami!"

Sambil menunggu joran pancing yang belum juga bergerak, gue terus saja memandangi iklan itu. Gue tahu, hanya orang kurang pintar yang akan benar-benar menghubungi kontaknya.

Untungnya gue teringat dengan guru gue. Sebenarnya bukan guru juga, bisa dibilang sahabat gue. Bukan sahabat dekat juga sebenarnya. Dia adalah bapak-bapak yang kebetulan duduk bersebelahan dengan gue ketika memancing beberapa bulan yang lalu. Kami belum sempat kenalan, tapi gue ingat dia juga suka memancing.

Dia bilang gini: "Kalau kamu penasaran dengan satu hal, tapi kamu juga masih ragu dengan hal itu, maka coba tanyakan pada hatimu yang lugu. Jawablah penasaranmu kata-demi-kata."

Jawablah kata-demi-kata. Gue tersenyum lebar ketika mengingat hal itu.

"Ingin kaya raya? INGIN! Ingin dikejar-kejar wanita? INGIN! Ingin mantan Anda menyesal dan mengejar-ngejar Anda lagi? INGIN! Bergabunglah bersama kami! GABUNG!"

Tut ... tut ... tut....

Panggilan telpon gue akhirnya diangkat.

"Halo, saya ingin!" kata gue dengan semangat.

"Halo selamat sore Bapak Ingin. Ada yang ingin kami bantu?"

"Saya Mardo, Pak. Saya ingin,"

"Baiklah Bapak Mardo, ada yang ingin dibantu?"

Mardo & KuntilanaknyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang