Gadis kecil berambut panjang itu kemudian kembali menghilang bersama Torgol. Kak Kila terbang dengan cepat ninggalin kami. Tinggalah gue, Dea dan Sulay yang berhadap-hadapan.
"Sebenarnya ini ada apa, sih, Pak?"
"Ini perintah Si Bos, Do. Dia minta gue bantu nyembuhin cucunya,"
"Cucunya? Anak kecil tadi? Emang dia sakit apaan, Pak?"
"Gue juga gak dikasih tahu detilnya. Yang jelas, dia sekarat dan butuh dua kekuatan spirit biar bisa hidup."
Dea yang dari tadi cemberut tiba-tiba memukul Sulay. Untung gak begitu kencang.
"Kenapa lo harus nyerang gue, sih!?"
"Salah lo duluan nyerang ke sini!"
"Eh! Gue cuma pengin nyelamatin spirit penjaga kuburan itu, ya! Gak ada niatan nyerang! Siluman Kuyang tadi, tuh yang nyerang gue duluan!"
Emang pembelaan Dea ada benarnya. Tapi, waktu gue ingat bahwa dialah yang emang pertama bikin gue kesal karena numpahin kopinya Mery, gue rasa Dea ada salahnya juga.
"Terus sekarang gimana?" tanya gue.
"Aku mau pergi dulu! Aku juga lagi sebel sama kamu, Do!"
Dea menghilang bersama asap merahnya yang melayang keluar.
"Gue mau ke ruang medis dulu sebelum ke ruangan Si Bos. Lo mau ikutan, gak?"
Gue melihat ke arah cangkir kopi di bawah.
"Lo duluan aja, Pak. Nanti gue nyusul."
Waktu gue lagi bersihin meja dan lantai, Mery datang. Kelihatan banget kalau dia lagi susah jalan.
"Mending lo ke ruang medis, Mer. Gue takut lukanya parah,"
"Nanti aja, lah. Gue mau beres-beres dulu. Lagian kaki gue sakit buat jalan."
Gue teringat dengan Naya, ketika jempolnya berdarah gara-gara mau bantuin gue ngikat kail pancing. Waktu itu dia bilang, kalau berdarah demi seseorang yang dia sayang sama sekali gak sakit. Walaupun, diam-diam gue ngelihat dia kesakitan.
"Lo sering ngasih gue kopi enak bikinan lo, lo ngasih gue sarung pedang yang bagus, lo masakin gue nasi goreng, dan lo ngasih gue hadiah Valentine. Jadi, seenggaknya biarin gue nemenin lo dan merawat luka lo hari ini."
Habis ngomong ngawur kayak gitu, gue menggendong Mery dan mau bawa dia ke ruang Medis.
"Do! Apa-apaan lo!? Turunin gue! Malu, tahu!"
Secara refleks tiba-tiba tubuh gue ngeluarin asap hitam banyak banget! Bikin gue sama Mery gak bisa dilihat orang. Gue sama Mery bingung terus ketawa-ketawa waktu ngelewatin orang-orang, dan gak ada yang ngelihat kami!
"Lo udah bisa ilmu menghilang, Do!?"
"Emang iya!? Kok bisa!?"
Mery senyum aja digendongan gue. Pipinya yang memerah gue rasa efek lain dari serangan Dea tadi.
"Gue berat gak, Do?"
"Hah? G-gue udah sering ngangkat yang lebih berat dari lo, sih. Jadi santai aja,"
"Oh ... maksud lo gue gendut? Terus lo sering ngangkat cewek lain? Gitu, ya? Oke,"
"Lho? Kok jadi gitu! Maksud gue lo gak seberat sapi,"
"Oh ... sekarang nyamain gue sama sapi?"
"Enggak gitu ... Mery."
Mery ketawa aja, terus narik kuping gue. Sakit ternyata!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mardo & Kuntilanaknya
Viễn tưởng#1 PARANORMAL (15 JANUARI 2024) #1 KUNTILANAK (1 MEI 2024) #2 GHAIB (20 JULI 2024) #4 HUMOR (1 MARET 2024) Bersama Dea rekan gaibnya, Mardo yang tadinya hobi mancing sekarang harus mancing makhluk gaib untuk sebuah pekerjaan. Pekerjaan macam apa yan...