Babak kedua (74)

399 39 0
                                    

Keesokan Harinya...

Pertandingan akan di lanjutkan di babak kedua nanti malam.
Saat ini aku sedang di sekolah dan ngumpul di perpustakaan bersama teman-teman.

"oke bri, lawanmu selanjutnya cukup sulit, Louis, dia memang lebih pendek darimu tapi dia sangat lincah"
Jelas Akbar.

"7 kali menang dan belum pernah kalah, dia menguasai beladiri Muay Thay"
Sambung Ivan.

"Muay Thay?, itu akan sangat sulit, terlebih lagi Abri hanya menguasai Karate, Muay Thay adalah beladiri yang kebanyakan mengandalkan tinjuan, tapi kau harus waspada dengan lututnya, jika dia sudah mengunci tubuhmu maka lututnya juga akan sangat mematikan"
Jelas Gusti.

"kau harus melakukan sesuatu bri, kau harus melakukan hal yang sama seperti Faisal, gunakan teknik yang mengandalkan kaki, seperti saat Faisal melawanmu dia unggul pada serangan kakinya karena dia lebih tinggi darimu, kau harus melakukan hal yang sama"
Sambung Gusti.

"Aku mungkin bisa, tapi tidak berkali-kali"
Kataku.

"cukup serang bahunya saja bri, Muai Thay agak lemah dalam sisi pertahanan jadi kau bisa memiliki banyak celah"
Kata Gusti.

"kau pasti bisa bri"
Fahmi meyakinkanku.

"lalu bagaimana dengan lawan Zudy?"
Tanyaku.

"itu...... Lawannya adalah seorang Wanita"
Kami sangat terkejut.
Wanita?!
Sebenarnya seperti apa sistem pertandingan ini?!

"Winda, menguasai beladiri Taekwondo, Silat, Dan Jujitsu, 12 kali menang dan 1 kekalahan"

"d.dua...belas kali........?! Wanita macam apa itu?!"
Tanya Fahmi.

"sepertinya pertandingan kedua Zudy akan menjadi pertandingan yang di tunggu-tunggu semua orang. Zudy menguasai beladiri Karate dan Taekwondo, dia dan Winda itu memiliki kesamaan yang mana keduanya unggul dalam kekuatan pukulan"
Jelas Gusti lagi.

"tapi sepertinya Zudy akan menang di sini, Cara bertarung Zudy itu bisa di bilang brutal dan dia juga menyerang dengan sangat cepat"
Kata Akbar.

"kita lihat saja"
Kataku.

"oh iya bri, Babak kedua nanti penggunaan pelindung kepala akan di hilangkan, jadi kau harus mewaspadai serangan di area kepala"
Kata Gusti.

"baiklah sekali lagi terima kasih"

.
.
.

Malam harinya, kami semua sudah berkumpul di lapangan hitam.
Sudah dua pertandingan berlangsung malam ini, kini tiba saatnya Zudy yang bertanding.

Dia terlihat bersiap di bawah arena.

"di Sudut merah! Petarung dari sma Negeri 8! Zudy!!!!!!!!!!, dimana di pertandingan sebelumnya dia berhasil membuat lawannya tidak dapat bergerak lagi"

Zudypun naik ke atas ring.

"dan di sudut biru! Satu-satunya petarung wanita di Turnamen ini! Winda!!!!!!!!!!! Sebelumnya telah mengalahkan Ari dari SMK Negeri 1!"

"Ari?! Apakah maksudnya Ari........ "
Tidak salah lagi, pasti yang dia kalahkan adalah Ari!.

Seorang perempuan dengan mengenakan baku Taekwondopun memasuki ring.
Wanita itu terlihat sangat tenang berjalan ke hadapan Zudy.

Ting!
Bel di pukul pertanda pertandingan di mulai.

Winda tiba-tiba memukul dada Zudy dengan cepat.

"uh!"
Zudy terlihat kesakitan.

Tapi Zudy segera membalikkan keadaan, Zudi berbalik dan menghindar.
Aku bisa membaca gerakan Zudy, dia akan memukul tengkuk perempuan itu untuk menjatuhkannya.
Tapi baru saja tangan Zudy akan mendarat, Winda berhasil menangkap tangan Zudy.

Zudy sepertinya mencoba melepaskan tangannya, tapi Winda berhasil mengunci tangan kanan Zudy itu.

Tiba-tiba saja Zudy terjatuh.
Winda menggunakan kakinya untuk menjatuhkan Zudy dengan menendangnya selagih lengah

Zudy yang sudah terjatuh terlihat sangat panik. Dia sepertinya sudah mulai kehabisan tenaga.

Winda yang melihat kesempatan itu langsung mencoba untuk mengunci tubuh Zudy, tapi Zudy dengan sigap berguling dan menghindar.
Zudy berusaha kembali berdiri dan menarik kaki Winda yang sudah kini terbaring di arena.

Tapi....
Justru itu menjadi kesempatan lain untuk Winda.
Winda menarik tubuhnya dengan susah payah ke atas dan langsung memeluk tubuh Zudy.
Zudy semakin panik, dia sadar bahwa sekarang Winda sudah mengunci seluruh tubuhnya.
Dan.....

Bugh!

Bersamaan, Winda menggunakan sikunya untuk memukul Tengkuk Zudy dengan kuat dan Lututnya juga dia gunakan untuk menendang perut Zudy.

Zudy langsung terjatuh dan sepertinya tidak sadarkan diri.
Saat di periksa Juri, Zudy benar-benar pingsan bahkan mulut dan hidungnya mengeluarkan darah.

Winda keluar sebagai pemenang dan Zudy segera di bawa menuruni arena.
Kami segera kebelakang arena dan melihat kondisi Zudy.

Aku pernah melihat teknik yang di gunakan wanita itu, dia mengunci tubuh lawannya saat berdiri dan langsung menyerang lawan ke dua titik terawan dari lawannya.
Teknik yang sulit untuk di gunakan tapi Zudy membuat kesalahan dan malah memberikan kemudahan padanya.

Syaraf Zudy pasti terkunci akibat serangan sikut di tengkuknya.

"kau menyadarinya?"
Suara itu?
Kak Rahmat!

Kak Rahmat sudah ada di belakang kami, yang artinya apakah dia dari tadi juga menyaksikan pertandingan ini?!.

"gadis itu juga melakukan hal yang sama pada Ari di babak sebelumnya"
Kata kak Rahmat.

"Ari?! Jadi benar Ari juga sudah di kalahkan?!"
Tanyaku.

"benar, syarafnya terjepit jadi walaupun sebenarnya dia masih sadar, dia tidak dapat menggerakkan tubuhnya"
Kak Rahmat kemudian mendekati Zudy yang terbaring.
Kak Rahmat mendudukkan tubuh Zudy dan dia langsung memukul tengkuk Zudy.

Seketika Zudy membuka matanya dan batuk darah.
"uhuk! Uhuk uhuk!"

"titiknya juga tidak boleh di serang sembarangan, jika salah maka orang akan langsung tewas, ini teknik yang sangat dalam pada seni bela diri karena bisa di bilang sudah mencantumkan energi tenaga dalam, jika jurinya lebih jeli maka harusnya gadis itu di diskualifikasi"
Jelas kak Rahmat.

"A...Ab...ri......."
Zudy yang sudah sadar masih kesulitan berbicara.

"kenapa Zudy bicaranya begitu?"
Tanya Akbar.

"Syarafnya belum kembalo total, tapi tenang saja, beberapa jam pasti akan membuatnya kembali, yang penting tengkuknya tidak mendapatkan tekanan yang kuat"
Jawab kak Rahmat.

"jika Abri lolos di babak ini, maka tidak di ragukan lagi kalau lawan Abri di babak terakhir adalah perempuan itu"
Kata Rajab.

"sepertinya itu akan sedikit sulit, lawan Abri di babak ini juga salah satu lawan yang tidak bisa di anggap remeh"
Kata Gusti.

"baiklah, untuk peserta selanjutnya silahkan bersiap di bawah Arena!"

*****

Zudy sudah kalah

Jangan lupa vote :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang