Malam Harinya aku, Abri dan pamannya yang masih sangat muda itu makan di tempat favorit kami berdua.
Pecel lele.Tapi entah kenapa dari tadi makananku susah turun ke perut.
"jadi kami itu sering makan di sini fan, kau harus coba masakan di sini!"
"benarkah?!, sepertinya selera kalian lumayan juga"
Biasanya Abri duduknya di sebelahku!
Kenapa malam ini Abri duduknya di sebelahnya?!!!!!Ini tidak boleh terjadi!
"eh bri, bisa kesini dulu? Aku mau kasih liat sesuatu"
"uh? Apa mi?"
Akhirnya Abri beranjak dari sana!Tapi....
Eh lha?! Kok Irfan malah ikut?!Abri malah mengajak Irfan duduk di sebelahku juga.
Kini aku ada di tengah-tengah mereka.
Lumayan sih, setidaknya aku jadi pemisah antara mereka berdua. Hehehe."apa yang mau kau perlihatkan?"
Tanya Abri."uh? Hehehe maaf aku lupa"
"uhhhh"
Yah malah kesal dia.
Aku harus memperbaiki suasana!."bri, nanti kita ke konsernya boncengan saja ya"
"kok boncengan? Kan Irfan mau ikut, kita naik mobil saja"
Hhhhh!!!!!!!!"kau kenapa? Hari ini kau terlihat sedikit murung mi"
Hatiku yang murung bri!
"Abri, aku baru cek hpku! Aku masih menyimpan foto waktu masih kecil kita!, coba lihat"
Irfan kemudian menunjukkan hp nya pada Abri.
Abri seketika langsung tertawa."hahaha aku dulu gemoy sekali!"
Kata Abri.Aku mencoba mengintip dan aku melihat foto Abri kecil tengah di peluk oleh seseorang yang sepertinya itu adalah Irfan.
"cih"
"kau kenapa?!"
Tanya Abri."tidak apa-apa, aku cuma kebetulan mau meludah"
Jawabku seadanya..
.
.
.Sementara itu di jalanan pinggir gunung......
****RAJAB POV****
Aku baru saja pulang sehabis membawa berkas penting ke rumah komandanku.
Rasanya tidak adil juga, yang lain hari ini pasti sedang bersenang-senang di hari liburnya.
Sementara aku harus menjalankan tugas......Brmmm!!!!
Brmmm!!!!Seorang pengendara motor melajukan motornya tepat di sebelahku.
Perasaanku jadi tidak enak saat aku melambatkan laju motorku dia malah ikut melambatkan motornya.Perasaan takut menyelimutiku, jika aku berhenti aku bisa saja akan di apa-apakan oleh orang ini.
Tapi aku tidak bisa terus melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan ini!Piiiip!!!!!!!
.
.
.
.
.
.****FAHMI POV****
"ahahahahahahahaha"
Sudah 2 jam aku hanya mendengar mereka berdua hahahihi.
Atau aku pulang saja?
Soalnya makananku rasanya sudah tidak enak seperti suasana hatiku sekarang.Drrrt!!!!
Drrrrt!!!!!"mi, Ivan menelpon"
Abri membuyarkan lamunanku."hah? Apa? Ohhh, halo van?"
Aku segera menjawab telpon dari Ivan."woy kau dimana?! Dari tadi di telpon tidak di angkat"
"lagi di luar, ada apa?"
Tanyaku."Rajab kecelakaan, sekarang di rumah sakit"
"hah?! Oke oke aku akan segera kesana"
Akupun menutup telpon Ivan."kenapa mi?"
Tanya Abri."Rajab kecelakaan, kita ke rumah sakit sekarang juga"
.
.
.
.Aku, Abri dan Pamannya itu segera pergi ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar kecelakaan Rajab.
Di rumah sakit sudah ada Gusti, Akbar dan Ivan bersama kedua orangtua Rajab.
Dokter terlihat baru saja selesai berbicara dengan mereka saat kami baru tiba.
"bagaimana Kondisi Rajab?!"
Tanya Abri pada yang lain."lumayan parah, kata dokter barusan Rajab juga sempat di pukuli, banyak luka bekas pukulan di tubuhnya"
Jelas Akbar.Gusti yang terlihat sangat stres langsung pergi meninggalkan kami semua.
"Gus!"
Akbar dan Abri segera mengejar Gusti."umm..... Terima kasih kalian sudah repot-repot kesini setelah dapat kabar Rajab"
Kata Ayah Rajab."tidak apa-apa om, Rajab itu teman kami, jadi kami harus sedia"
Kataku."maaf, tapi bisa kalian jaga Rajab dulu, om sama tante mau pulang dulu untuk ambil pakaian Rajab di rumah"
"tentu saja om, kami akan menjaga Rajab"
Balas Ivan.Akhirnya Ayah dan Ibu Rajab pulang kerumahnya dulu.
Aku, Ivan dan Pamannya Abri itu duduk di depan kamar Rajab.Abri dan Akbar belum juga kembali setelah mengejar Gusti.
"Gusti baik-baik saja mi, dia cuma butuh sedikit ketenangan, kami sekarang sedang ada di taman Rumah sakit"
Begitulah kata Abri di telpon barusan.
Setidaknya itu membuatku jadi sedikit tenang."jadi kau pamannya Abri....... Wah muda sekali"
"yahahaha begitulah, kami hanya beda 2 tahun"
Sementara itu aku hanya diam menyaksikan Ivan dan Irfan berbincang.
Aku bukannya tidak menyukai Irfan, tapi aku hanya tidak suka kedekatannya dengan Abri.
Maksudku dia terlihat baik, tapi tetap saja bagiku mereka terlalu dekat!
Walaupun dia paman Abri, tapi aku tetap tidak suka kedekatan mereka.
Apalagi Irfan itu masih sangat muda, tinggi pula. Aku saja hanya sebahunya."Fahmi?"
"uh?! Apa?!"
Irfan membuyarkan lamunanku."kau itu suka melamun ya, Hati-hati ini rumah sakit"
Kata Irfan."masa? Padahal Fahmi itu orang yang lebih suka bertindak, apa kau punya masalah mi?"
Tanya Ivan dengan tatapan curiga padaku."t....tidak, kepalaku hanya sedikit pusing saja hari ini"
Balasku sambil pura-pura memijat kepala.*****
Maaf ya, sekarang jadi jarang Update soalnya Author akhir-akhir ini sangat sibuk dan itu tidak bisa di ungkapkan wkwkwk
Tapi author mohon jangan lupa untuk vote :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
RomanceKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...