****ABRI POV****
21:32 Malam....
"jadi apa kau sudah siap?"
Aku menganggukkan kepala pertanda siap untuk di latih oleh kak Rahmat.
"baiklah, serang saja aku""huh? Tapi kak....... "
"SERANG SAJA!"
Aku melancarkan tendangan langsung ke arah kak Rahmat.
Tapi dia berhasil menangkisnya."terlalu terburu-buru"
Lha?! Tadi yang menyuruhku menyerang siapa?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Aku kembali melancarkan serangan ke arah kak Rahmat, pukulan, tendangan dan tinjuan tapi dia selalu berhasil menghindarinya.
"hah..... Hah...... Hah...... "
Aku sudah ngos-ngosan, dan kak Rahmat terlihat belum berkeringat sama sekali."dari caramu menyerangku, sepertinya kau menguasai seni beladiri lain"
"a....aku...... Aku sabuk hitam karate"
"hmm, menarik"
Tiba-tiba kak Rahmat melepaskan tendangannya ke arahku.
"benar-benar menarik"Aku membuka mataku, ternyata aku berhasil menangkis tendangan dari kak Rahmat menggunakan tanganku.
"perasaan.... Aku tidak........ "
"itu respon tubuhmu, kau bisa beladiri jadi tubuhmu juga sudah terlatih untuk menghindari serangan yang mengarah padamu"
"be...begitu ya....... "
Aku baru tahu itu."satu yang kurang darimu, kau perlu penguasaan diri, kau masih tergesa-gesa saat menyerangku, aku menyuruhmu untuk langsung menyerangku agar aku bisa melihat respon seperti apa yang otakmu berikan saat di hadapkan dalam situasi yang sulit secara tiba-tiba"
Sumpah aku tidak mengerti sama sekali.
"itu sama saja saat pikiranmu di hadapkan dengan situasi yang sama seperti tadi, kau langsung mengambil tindakan yang gegabah, penguasaan diri itu perlu Abri, agar kau bisa tetap berpikir jernih saat dalam situasi segenting apapun"
"tapi kak..... Bagaimana caranya?"
Tanyaku."kau perlu meringankan pikiranmu dulu, jika dalam keadaan sulit, kau harus berusaha meringankan pikiranmu, jangan anggap masalah itu datang dan semuanya berakhir dalam hidupmu, selalu ada jalan keluar untuk setiap masalah"
"aku..... Tidak mengerti kak"
"pikirkan sesuatu yang berarti dalam hidupmu, benda atau orang yang kau sayangi, maka itu akan memberikanmu kekuatan untuk tetap bertahan"
"aku...... "
"kau harus belajar untuk lebih menggunakan hatimu bri, otakmu bisa menipumu, matamu bisa mengecohmu, telingamu bisa salah mendengarkan, tapi hatimu tidak akan pernah membohongimu dan kau juga tidak akan bisa membohongi hatimu"
Kini aku mengerti!
Maksud kak Rahmat adalah agar aku bisa mengontrol emosiku, selama ini aku selalu mengambil tindakan sesuai dengan emosiku saja, aku jarang sekali mendengarkan kata hatiku."aku mengerti, terima kasih kak"
Aku membungkuk di hadapan kak Rahmat."sama-sama, aku juga mau berterima kasih karena telah membantu Ari belajar, dengan kau di sini membuatnya seperti Ari yang dulu lagi"
"Ari yang dulu?"
Aku merasa Heran, memangnya ada apa dengan Ari?."Ari itu kurang bergaul dengan orang lain, aku sendiri bahkan tidak pernah melihat ia bersama temannya. Tapi, melihat dia membawamu pulang membuatku merasakan bahwa Ari menyukaimu"
Menyukaiku......
"Jangan salah mengartikan, Ari terlihat sangat senang bersamamu, padahal dia itu anak yang pendiam dan sulit untuk di ajak bicara, tapi sejak kau di sini aku melihat perubahan dalam diri Ari, hampir sama saat Ayah dan Ibu kami masih hidup"
Aku jadi merasa sangat kasihan dengan Ari. Selama ini dia harus menderita karena sikap teman-temannya di sekolah, bahkan sepertinya kak Rahmat sendiri tidak tahu jika adiknya selalu menjadi bahan bulian.
"kak, izinkan aku tinggal di sini selama beberapa hari lagi! Aku mau melatih emosionalku dan juga aku mau membantu Ari lebih banyak kak"
Pintaku."kau tidak masalah, aku takutnya keluargamu khawatir bri"
Ucap kak Rahmat."tidak masalah bagiku kak, aku merasa ini juga demi kebaikanku sendiri"
Ucapku dengan tegas."hmm.... Baiklah, latihan hari ini sampai di sini dulu"
Kak Rahmat berjalan memasuki rumah, kemudian sebelum masuk langkahnya terhenti dan menoleh ke arahku.
"oh iya, masakanmu mengingatkan aku dengan ibuku"
Kemudian dia masuk ke rumah.Aku benar-benar senang di puji seperti itu, aku rasa dengan aku di sini aku bisa membawa sedikit perubahan bagi dua bersaudara itu.
Sementara itu di tempat lain....
****GUSTI POV****
Kami menyusuri setiap perkampungan dan setiap lorong-lorong untuk mencari tahu dimana Abri.
Kami belum menerima kabar apapun dari pihak kepolisian tentang Abri.
Fahmi juga masih di rawat di ruang ICU."mungkin kita hari ini sampai di sini saja"
Kataku."tapi gus..... "
"bar, kita tidak bisa terus memaksakan diri, kita sekarang hanya bisa yakin jika Abri masih hidup dan Fahmi bisa pulih"
Jelasku."Gusti benar bar, ini juga susah larut, kita lanjut besok saja setelah pulang sekolah"
Kata Ivan.Kami berempatpun pulang.
Aku membonceng Rajab dan mengantarnya sampai Rumahnya."Hati-hati di jalan gus"
Ucap Rajab saat kami tiba di rumahnya."iya, kalau begitu aku pamit ya"
Akupun melajukan motorku meninggalkan rumah Rajab.Malam yang dingin, udara lembab terasa menusuk kulit, sepertinya akan turun hujan sebentar lagi.
Dan benar saja....."AHHHHH SIAL!!!!!!"
Kebetulan ada gubuk kecil di pinggir jalan, ada orang lain juga di situ. Aku langsung menepikan motorku dan berteduh di gubuk itu."permisi"
Ucapku pada orang yang juga berteduh di situ."iya silahkan"
Kata orang itu.
Akupun duduk di sampingnya."baru pulang kerja ya?"
Tanya orang itu."hehehe maaf sebelumnya, saya masih SMA dan saya baru pulang dari rumah teman saya kak"
Jawabku."ohh maaf kalau begitu"
Ucapnya."kakak ini tinggal dimana ya?"
Tanyaku."rumahku lumayan jauh dari sini, aku kesini untuk mencari seseorang, ah! Mungkin kau mengenalnya soalnya dia juga Masih SMA!"
Katanya.Kemudian dia mengeluarkan selembar foto dari jaketnya dan memperlihatkannya padaku.
"ini dia orangnya, namanya Abri"
Mataku terbelalak saat melihat foto Abri yang orang ini tunjukkan."i...ini...... Abri! Dari mana kakak dapatkan foto Abri?!"
Tanyaku."akhirnya! Jadi kau mengenalnya?!, aku sudah 2 bulan mencarinya, bisa kau antar aku ke rumahnya?"
"tapi...... Ada hal apa sampai kakak ingin bertemu dengan Abri?"
Tanyaku lagi."temanku..... Menyuruhku menemui Abri dan mengucapkan permohonan maafnya, nama temanku adalah Waldi dan namaku adalah Rifan"
*****
Untuk kalian yang tidak ingat atau kurang nyimak, Rifan ada di Episode "Mimpi" bagian ke 14 dari cerita.
Jangan lupa vote :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
RomanceKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...