Genggam dan Bawa (113)

322 31 13
                                    

****ABRI POV****

"ahhh enak sekali"

"iya ya bri, walaupun pelayannya lagi PMS tapi makanannya tetap enak"
Kata Ivan.
"yok pulang"

Aku dan Ivanpun berdiri dan hendak berjalan menuju pintu restoran, tiba-tiba kami di hadang oleh seorang om-om.

"ett, cepat sekali van? Sudah mau pulang?"
Tanya om itu.

"hahah iya pak, baju saya tadi juga ketumpahan air, makanya buru-buru mau pulang"

"ohh begitu...., ya sudah silahkan, tapi dengan syarat...... Kalian ciuman dulu di depan anggota komunitas yang lain"

Eh?!

"glek... a...ap...apa?"
Ivan menelan ludah.
"a...aku....aku tidak bisa..... "

"kenapa tidak?"

"soalnya..... Bi...Bibir Syam lagi sariawan!"

"ahh i...iya, tadi kegigit pas makan"
Ucapku.

"ahh tidak apa-apa itu, ayolah ciuman, sekali saja"
Om itu terus memaksa kami.

"bri, bagaimana ini?! Aku sangat takut!"
Bisik Ivan.

"aku juga tidak tahu harus apa van! Kenapa jadi seperti ini?!"

"kalau begitu kita langsung lari saja keluar, bagaimana?"

"tapi van...... "
Aku melihat ke arah pintu, saat ini sudah ada dua pria dewasa yang berdiri di dekat pintu, sepertinya hendak menjaga agar kami tidak kabur.

"sial!"
Dengus Ivan.

"van, tidak ada cara lain! Kita harus melakukannya"

"bri, kau yakin?! Bagaimana dengan Fahmi?!"

"Fahmi tidak akan tahu van, kita tidak punya pilihan lain"

"baiklah, kalau begitu tutup matamu"
Pinta Ivan.
Dan akupun langsung menutup mataku.

Kedengaran orang-orang mulai bersorak "CIUM! CIUM! CIUM!" begitu.

.
.

****FAHMI POV****

"Fatimah"

"FAHMI!"
Kataku kesal saat Gusti memanggilku dengan nama Fatimah.

"iya Fahmi, tapi aku ingin kau melihat orang-orang di luar"
Gusti menarik tanganku keluar dari dapur.

"CIUM! CIUM! CIUM! CIUM!"

"orang bersorak begitu ada apa?"
Tanyaku heran.

"mi! Syukurlah! Cepat lihat di dekat pintu itu!"
Rajab menunjuk dua orang pria di dekat pintu yang hendak berciuman.

"mereka mau ciuman? Eh?! Tunggu dulu........... ABRI?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Aku langsung melepas Hijabku dan berlari mendekati Abri dan Ivan yang mana bibir mereka sebentar lagi akan bersentuhan.

"ABRI!!!!!!!!!!!!!!!"

****ABRI POV****

"ABRI!!!!!!!!!!!!!!!"
Fahmi?!

Aku langsung membuka mataku dan tiba-tiba seseorang menarik tanganku keluar dari restoran.

.
.

****FAHMI POV****

"A...Ab...ri..........."
Ucapku saat melihat seseorang menarik Abri keluar.

"Mi! Van!"
Rajab dan Gusti menghampiri aku dan Ivan.

"tadi itu siapa?!"
Tanya Gusti.

"aku tidak tahu, aku belum pernah melihat orang itu sebelumnya"
Kataku.
"DAN KAU............ APA YANG KAU LAKUKAN TADI HAH?!!!!!!!"
Aku menarik Ivan dengan kasar.

"hehehe ternyata itu kau mi.... Maaf ya, aku pinjam Abri"

"HAH?! KAU PIKIR ABRIKU ITU BARANG?!!!!!!!!, AKU AKAN...... "

"FATIMAH!"
Sahut Gusti.

"NAMAKU FAHMI!!!!!"

"Wanita Berjakun?!"

"INI AKU GUSTI!!!"
Gusti Emosi dan membuka Rambut palsu yang dia kenakan.
"Fahmi kita tidak ada waktu!, hajar Ivan lain kali saja, kita harus mengejar Abri!"

"Abri?! SIAL! ABRI!!!!!!!"
Aku langsung lari keluar dari restoran untuk mencari Abri.

.
.
.

****ABRI POV****

Di Samping Restoran....

Dia membekap mulutku.

"sepertinya di sini sudah aman....."

"mmm"
Aku mencoba melepaskan diri.

"oh? Maaf dek"

"kakak kenapa bisa di sini?!"
Tanyaku, aku sangat terkejut orang yang menarikku tadi adalah kak Aryo.

"kamu sendiri apa yang kamu lakukan tadi di dalam sana?! Siapa laki-laki tadi? Biar kakak hajar dia! Berani-beraninya dia menciummu!"

"kak Aryo dia temanku, cuma tadi kami di paksa ciuman biar bisa keluar"

"arghhh apapun itu kakak tidak mau tahu!, kamu..... "

"kakak kenapa di sini?!"

"kakak khawatir bri, kakak tidak mau kamu kenapa-napa"

"terus kenapa kakak bisa tahu aku disini?"

"pfft... H.. Hahaha"

"kok ketawa?"
Kak Aryo tertawa dan mengelus kepalaku.

"makanya lain kali GPS hpmu di nonaktifkan kalau tidak mau lokasi kamu ketahuan hahaha"

"hmm..... Kakak memata-matai Abri?!"

"hehehe maaf bri, kakak khawatir kamu kenapa-napa"

"ya sudah, terima kasih ya kak, tapi temanku masih di dalam sana! Aku harus.... "
Aku bangkit dan hendak kembali kembali ke depan restoran.
Namun langkahku terhenti saat.....

"Bri!"
Fahmi datang dan langsung memelukku.
"kau baik-baik saja kan? Aku sangat khawatir bri......."

"aku baik-baik saja, Ivan mana?"

"uh?! LUPAKAN KADAL PURBA ITU!, aku senang kau tidak kenapa-napa... Mana orang yang tadi membawamu?! Biar aku.... "

"ah! Mi biar aku kenalkan dengan kak Aryo!"

"Aryo?, oh?, kakakmu yang sangat menyayangimu itu?"
Tiba-tiba Fahmi terlihat tidak senang.

"Ada apa bri?"
Kak Aryo muncul dan mendekati kami.

"kak! Perkenalkan, ini Fahmi"

"Fahmi?, jadi ini yang namanya Fahmi?"

"kakak sudah tahu Fahmi?, perasaan aku belum pernah menceritakan soal Fahmi ke kakak"

"kakak sudah tahu, orang yang spesial untukmu kan?, kalau dia spesial untukmu berarti kakak juga harus sopan padanya"
Kak Aryo mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Fahmi.

Fahmipun menjabat tangan kak Aryo.

"Jangan pernah sakiti Abri"
Bisik kak Aryo pada Fahmi.

"nah dengar mi! Jangan pernah sakiti Abri"
Kataku.

"iya iya bawel"

"APA?!!!!!!"
Kataku bersamaan dengan kak Aryo.

*****

Dan Merekapun bertemu :v

Jangan lupa vote dan komentar :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang