Kelulusan (110)

319 27 13
                                    

1 Tahun kemudian....

"bri cepat! Nanti kita terlambat!"
Andre menyuruhku untuk lebih cepat memakai atributku.

Tepat hari ini, adalah hari kelulusan angkatan yang ada di atasku. Kami junior mereka akan melaksanakan parade untuk upacara kelulusan hari ini.

Aku dengan atribut lengkap segera mengambil tongkat komandoku dan berlari memasuki lapangan.

Brak!!!

"aduhh..... Sakit.... "
Aku terjatuh saat menabrak seseorang.

"dek, kamu tidak apa-apakan?!"

Kak Aryo?!
Dengan balutan seragam hitam kelulusannya.

"maaf ya dek, aku tidak melihatmu"
Kak Aryo membantuku berdiri.
"keren bri, kamu cocok dengan seragam itu"

"hehehe terima kasih ya kak, kakak... Hari ini.......... "

"kelulusan kakak, jadi....  Mungkin hari ini kita terakhir ketemu ya bri?"
Aku tersenyum.

"tidak apa-apa kak, suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi kok"

"iya, ah! Kamu punya sosial media kan?"

"pastinya kak"

"nanti kakak minta ig dan facebook kamu ya, jadi pas kamu lulus nanti bisa langsung hubungi kakak"

"siap kak!, kalau begitu aku ke lapangan ya kak, paradenya bentar lagi mau di mulai"

"oke sip, semangat ya"

"pastinya!"

.
.
.
.

Huffff.....

Aku duduk di pinggir lapangan.
Kelelahan setelah parade panjang yang sangat melelahkan.

Teman-teman yang lain sedang sibuk mengabadikan momen ini bersama keluarganya.
Kecuali aku.
Bapak tidak bisa hadir hari ini....

"nih"
Kak Aryo menyodorkan sebotol air mineral padaku.
"kamu pasti kelelahan"

"terima kasih kak"
Aku menerima air itu dan langsung meminumnya.
Kak Aryo sendiri sudah duduk tepat di sampingku.

"kakak kok kesini?"
Tanyaku.

"yah mau kemana lagi?"

Apa mungkin....
Keluarga kak Aryo tidak ada yang datang?

"kakak sudah tidak punya siapapun lagi"
Ucapnya disertai senyuman.

"kak Aryo........ "

"Orang tua kakak sudah tidak ada"

"uh?"

"mereka..... Tewas karena kecelakaan, Adik laki-laki kakak yang ada di dalam mobil itu juga turut jadi korban"

"kak....... "

****ARYO POV****

Itu semua terjadi di suatu malam...
Saat usia kakak masih 15 tahun.

Mobil yang keluarga kakak melaju menembus badai.

"hujannya deras sekali"
Ucap ayahku yang sedang menyetir mobil.

"pak, kita tinggal saja dulu, jangan nekat"
Saran ibu.

Tapi ayah tetap melaju.

"kak, Abri takut"

"jangan khawatir dek, kita pasti sampai di rumah"
Aku memeluk Abri adikku agar dia tenang.

"Abri sayang kakak..... "

"Aryo juga sayang Abri"

Ting ting ting ting ting

"pak! Pak ada kereta mau lewat pak!"

"uhh!!!!!"
Keringat dingin ayah sudah bercucuran, dia terus berusaha menginjak rem tapi mobil tetap melaju.

Kereta semakin dekat dan kami juga turut mendekat ke rel kereta.
Ibuku menangis tersedu-sedu, sementara ayah masih tetap berusaha menginjak rem.

"Aryo! Abri!"
Ibuku menatap kami berdua.
"Aryo, jaga adikmu baik-baik"

Ayah juga mulai meneteskan air matanya.
"ayah bangga dengan kalian..... "

"ibu menyayangi kalian berdua!"

Dan mobil kami tertabrak kereta yang melintas.

"k....kak.."

Aku membuka mataku, tanpa kusadari aku sudah ada di luar mobil, mobil yang kini hancur tak berbentuk.

Itu karena sebelum kereta menyambar mobil kami, ibu segera membuka pintu di dekatku dan ayah mendorongku dengan kuat.

"kak...... "

"Abri?! Abri?!!!!"
Aku langsung bangkit dan mendekati mobil yang sudah rusak itu.

Darah mulai mengalir keluar dari bagian bawah mobil.

Aku melihat kedalam mobil, ayahku dengan tubuh yang setengahnya sudah hancur terjepit badan mobil dan bagian depan kereta.
Sementara ibuku....., mengeluarkan banyak darah karena terkena serpihan kaca mobil.

"k...kak......kak Aryo........ "

"h...hah?!"

Abri!
Abri masih hidup!
Tapi setengah badannya juga sudah terjepit bagian mobil yang hancur.

"Abri! Bertahanlah! Kakak akan menolongmu!!!!!"

"kak..... Aryo......"
Abripun menutup matanya...
Untuk selamanya.

"Abri?!, Abri! Abri!!!!!!!!! Bu! Yah!!! Bangun!!!!!! Abri....... Hiks..... Abri bicara!, jangan tinggalkan kakak sendiri!"

"nak!"
Seseorang yang kuketahui masinis kereta dari seragamnya berusaha menarikku menjauh dari lokasi kejadian.

"lepaskan aku!!!!!! Abri!!!!!! Bu!!!! Yah!!!!!!!! Bangun!!!!!!!!! Jangan tinggalkan Aryo sendiri!!!!! Bu!!! Yah!!!!!!! Abri!!!!!!!, lepaskan aku!!!!! Adikku masih hidup! Aku harus mengeluarkan dia dari sana! Abri bangun!!!!!! Kita akan pulang kerumah bersama-sama! Jangan tidur begitu!!!! Abri!!!!!!!!!!"

****

****ABRI POV****

Kak Aryo....
Menangis tersedu-sedu...
Aku tidak tahu apa sebabnya, sepertinya dia hanya teringat kedua orang tuanya yang sudah tiada.

"kak Aryo, jangan menangis"
Kataku menenangkannya.
Kemudian aku memeluknya.

"harusnya mereka ada di sini sekarang!, atau sebaiknya aku juga mati saja saat itu!"

"kakak jangan bilang begitu, ada aku kak, kakak mungkin sudah tidak punya keluarga, tapi Abri sudah menganggap kak Aryo sebagai kakak kandung Abri sendiri"

Tangis kak Aryo semakin pecah, bahkan dia sampai teriak-teriak.

"aku salah bicara ya?"
Ucapku.

***Flashback end.

*****

Kata kalian : "ohhh pantes........ "

Jangan lupa vote :D

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang