Akhir dari Sebuah Awal (120)

1.4K 57 42
                                    

****ABRI POV****

Tok tok tok...

"Abri?"
Ibu Fahmi membukakan pintu rumahnya untukku.

"tante! Apa Fahmi ada di rumah?!"

"lho?, bukannya tadi di pemakaman dia bilang pulang denganmu?"

"oh.... g..gitu........"

.
.
.
.

****FAHMI POV****

Pelabuhan....

"pak, aku ingin membalaskan kematian yang lain....., jadi kumohon jangan ikut campur dulu"

Itulah permohonanku pada pak Rahmat.

Aku menjatuhkan Pistolku ke tanah.

"padahal kau bisa langsung menghabisiku dengan senjata itu"

"aku ingin kau merasakan saat saat dimana teman-temanku kau renggut satu persatu"
Aku berjalan perlahan ke hadapannya.
Dan saat aku tepat di hadapannya...
"kau hanya atlet tingkat SMA yang gagal dan masuk penjara, teman-temanku kalah olehmu karena kecuranganmu"

"curang?, mereka saja yang terlalu gegabah, kau mau tahu cara mereka tewas?"

Aku melotot di hadapannya.

"kakak angkat Abri, tewas kehabisan darah dan kau tahu itu kan?, paman Abri apa kau tahu?, berjalan sendirian di malam hari....., aku langsung menikamnya dari belakang"

"k...kau........ "

"teman-temanmu, siapa namanya? Ivan?, kebetulan saat aku mau memastikan Aryo meninggal di rumah sakit aku berfikir kenapa tidak sekalian saja aku habisi mereka berempat. Ivan ku habisi di dalam kamar mandi, Akbar yang beberapa jam kemudian datang mencari Akbar aku dorong dari jendela, Rajab yang tengah tertidur langsung aku tikam dengan pisau dari belakang dan.... "

BUGH!

Aku langsung menghajar wajah perempuan ini.
Emosiku sudah tidak dapat aku kendalikan, dia yang tersungkur kemudian tertawa dan berusaha bangkit.

"h..haha..hahaha, aku belum selesai sialan, temanmu itu, Gusti yang paling lucu, dia hanya bisa pasrah saat aku menunjukkan diriku di hadapannya"

Bugh!

Tanpa ku sadari dia menendangku, aku berusaha tetap seimbang.
Lengah sedikit saja.....
Dia bisa membunuhku.

Aku kembali maju dan mencoba untuk menghajarnya, tapi dia selalu dapat menghindari kepalan tanganku.
"lumayan juga, apa pacarmu yang mengajarimu?, tapi sayang sekali, dia kalah olehku"

BUGH!

Satu pukulan di perutku dan itu berhasil membuatku tersungkur.

Seketika dia menarik bajuku, inilah yang paling berbahaya dan....

"apa?!"
Aku menarik rambutnya.

"h..hanya perlu sedekat ini agar aku bisa menjambak rambutmu"

"hei! Lepaskan! Lepaskan rambutku!"
Tangannya sudah terlepas di bajuku.

Aku segera menarik rambutnya dengan kuat hingga dia jatuh tersungkur ke tanah.

"uhh"
Aku segera naik dan menindih tubuhnya.

"ini untuk Paman Abri.... "
Satu pukulan aku daratkan di wajahnya.
"ini untuk Aryo... "
Kembali aku daratkan pukulanku, tangannya berusaha menghajarku tapi aku menginjak tangannya dengan kakiku.

"Rgghhhhh........"

"jika kau memang ingin bersama kakakmu......, bilang saja, ini untuk Ivan!"
Aku kembali menghajarnya, wajahnya mulai mengeluarkan darah.
"untuk Akbar.....!!!!!!"
Kini aku semakin menguatkan pukulanku, aku tidak ingin menyia-nyiakan saat ini.
"RAJAB!!!!!!"
Bugh!

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang