Kamar Terlarang (64)

640 41 7
                                    

19:54 Malam...

Aku tidak di bolehkan pulang oleh pak Adit.
Aku bahkan di suruh menelpon orang tuaku untuk bilang akan menginap di sini. Pak Adit mengancamku jika aku mengatakan hal yang macam-macam pada orang tuaku.

"makan dulu sayang"
Pak Adit menyuruhku makan bersamanya di dapurnya.
"kenapa?, jangan begitu..... Kalau kamu tidak makan, kamu bisa sakit dan tidak bisa menghiburku lagi"

"pak.... Biarkan aku pulang, kumohon"
Aku menangis meminta padanya agar dia membiarkanku pulang.

"kamu pikir kalau kamu menangis saya akan luluh? Tidak begitu Rajab, semakin kamu tersiksa maka semakin saya suka juga"

Aku menunduk, rasanya aku semakin takut berada di tempat ini.

"malam ini tidur dengan saya ya"

"t..tidak mau!"

"apa?kamu bilang apa?!, kau ingat ini rumah siapa?!!!! Saya yang berkuasa di sini! Kau harus mengikuti apa yang aku inginkan!"
Itu sudah cukup untuk membuatku terdiam.

Itu benar, ini adalah Rumahnya.
Aku tidak punya pilihan lain selain mengikuti apa yang dia inginkan, tapi bukan berarti aku hanya akan menikmati siksaan ini.
Aku harus kabur dari sini.

.
.

****ABRI POV****

"salah ri, yang ini di bagi dengan bilangan ini, nanti hasilnya itu baru di kalikan dengan bilangan yang ini"

"ohh begitu...."

"jangan hanya bilang oh begitu, mengerti tidak?"

"hehehe sedikit"
Ari malah tertawa.

"yehhh... "

Sementara itu di depan kami, Kak Rahmat terlihat sibuk dengan beberapa berkasnya.

"kak, kakak kayaknya pusing"
Kataku.

"iya, Baru-baru ini ada laporan penemuan mayat tanpa beberapa organ di sungai"

"ihh serem"
Ucap Ari.

"mayat ya? Dimana kak?!"
Tanyaku antusias.

"kabupaten seberang, mayatnya remaja pria dengan kisaran umur 17 hingga 18 tahun"

"seumuran kita bri! Jangan-jangan itu kau!"
Kata Ari.

"jadi aku ini apa?! Hantu?"

"mayatnya di temukan seorang warga pencari kerang di sungai, saksi mengatakan mengaku mencium aroma busuk dari sebuah karung yang mengambang di tepian sungai, saksi kemudian mencoba menarik karung itu naik ke darat, tapi saat di tarik karungnya terbuka dan saksi kaget melihat ujung kaki keluar dari karung"

"ihhh, kalau aku yang jadi orang itu pasti aku sudah lari"
Kata Ari.

"kau kan memang penakut"
Ledekku.

"hasil autopsi mengatakan pada tubuh mayat itu tidak terdapat ginjal, jantung, hati, dan juga mata, saat ini kami menduga kalau mayat adalah korban penculikan dan perdagangan organ ilegal"
Jelas kak Rahmat.

"lalu, apa pelakunya belum tertangkap kak?"
Tanyaku.

"belum, tapi kami mencurigai salah seorang buronan penculikan yang menjadi incaran kami selama 7 bulan terakhir ini, dia sering berganti nama dan pekerjaan sebagai bentuk penyamarannya, nama aslinya adalah Erick, aku rasa aku punya fotonya... Tunggu aku cari"
Kak Rahmat menggeledah tasnya untuk mencari foto yang ingin ia tunjukkan pada kami.

Dring!!!

Aku langsung mengangkat HP ku.
Dari Si Bucin (Fahmi).

"halo mi"

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang