Pergi (04)

2.6K 196 3
                                    

"ahh...... Ahh....."
Hanya desahan yang keluar dari mulutku saat kak waldi merojok pantatku dengan sangat ganas.

"uhh.... Yeah...... Kamu suka dek? Huh? Suka? Ohh yes......"
"ohh..... Terush.... Akhh... Terus kakhh"

Kak waldi kemudian kembali melumat bibirku sambil tetap mengentotiku.
Kami sudah sejam melakukan aktivitas ini dan tubuh kami berdua juga sudah basah oleh keringat.

"owhhhhh kakak mau keluar sayang ohhh"
Racau kak waldi semakin hilang kendali.

Genjotannya semakin keras bahkan kontolku sudah muncrat berkali kali akibat rojokannya yang mengenai titik kenikmatanku.

"awhh..... Ohh..... Kak.... Ahhh.........."

Kak waldi segera memelukku dengan erat dan memasukkan kontolnya lebih dalam hingga kembali menyentuh prostatku.

CROOOOOT......... CROOOOOT.............. CROOOOOOT.............. CROOOT....

"AKHHHHHHHHH.................."
Kak waldi bagaikan seekor serigala yang sangat buas.

semprotan spermanya begitu deras dan hangat di dalam tubuhku.

Tak lama setelah kak waldi keluar, dia menjatuhkan dirinya dan berbaring di sampingku dengan kontolnya yang masih menancap di anusku.

"makasih ya sayang"
Ucap kak waldi dengan lembut sambil melingkarkan pelukannya di tubuhku.

Aku hanya diam, tersipu malu tanpa berani memandang wajahnya.

"hm? Kamu kenapa?, kamu...... Tidak suka ya......, kalau begitu kakak...."

"aku.....suka kok kak"
Potongku

Kak waldi kembali tersenyum dan mengecup lembut keningku.
Rasanya malam ini aku benar-benar bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dia, kak waldi, orang yang sangat aku sayangi.

"5 bulan lagi......"
Katanya sambil memandangi langit-langit kamar.
Entah kapan tapi kontolnya sudah keluar dari anusku, dan juga aku bisa merasakan spermanya yang hangat mengalir keluar dari anusku.

"5 bulan? Ada apa kak?"
Tanyaku setelah mendengar kak waldi mengucapkan 5 bulan lagi.

"hm?, oh.... 5 bulan lagi...... Kakak akan melaksanakan UN"
Jelasnya

"lalu setelah itu........ Kakak akan lulus dan masa sekolah bagi kakak sudah selesai"
Sambungnya

Entah kenapa suasana kamar jadi terasa sendu.

Kak waldi kemudian membalikkan badannya kembali ke arahku.
Dia menatapku, sangat dalam....
Tangannya mengusap pipiku dengan pelan dan lembut.

"kakak tidak tahu..... Bagaimana dan apa yang akan kamu lakukan saat kakak sudah tidak ada"
Suasana benar-benar terasa sedih
Mendengarnya mengatakan hal itu membuat hatiku bergetar dan bertanya-tanya.

"m...memangnya kenapa kak? Abri akan selalu jadi milik kakak, kakak tidak perlu khawatir"
Kataku berusaha meyakinkan kak waldi.

Namun wajahnya masih tetap terlihat sendu.
Lalu kemudian dia kembali memelukku dengan erat.

"sudahlah, jangan di pikirkan perkataan kakak barusan"
Bisiknya pelan di telingaku.

Setelah itu akupun tertidur dalam pelukan kak waldi.

.
.
.
.
.

****

8 Bulan Kemudian........

Libur akhir semester tiba
Bagiku ini hanya seperti hari libur biasa, bedanya dengan waktu yang sedikit panjang.....

Ini juga sudah lewat 3 bulan kak waldi lulus dari sekolah.
Entah apa rencananya, dia tidak pernah memberitahuku mengenai rencananya ketika tamat nanti.

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang