Mimpi (14)

1.4K 93 8
                                    

****WALDI POV****

Pesawat TNI AU telah lepas landas.
Membawa kami para Anggota baru terbang menuju tanah terkaya di Indonesia, Papua.

Cukup lama perjalanan udara ini, akhirnya kami sampai di pangkalan militer Papua.

Kami langsung di bawa ke barak menggunakan truk TNI AD.
Saat sampai, kami di sambut oleh anggota TNI di atas kami dengan baik.

Di minggu-minggu awal kami di sini...
Hanya ada upacara dan apel pagi juga sore tiap hari.
Brifing..... Tiap malam
Sholat........
Dan juga membicarakan strategi.

Ya benar
Kami akan memburu sebuah kelompok organisasi yang membelok dari ajaran pancasila.
Dan mereka itu bersenjata.

.
.
.

Beberapa bulan berlalu dan persiapan baik persenjataan serta mental kami sudah benar-benar siap.
Kini timku yang beranggotakan 17 orang tengah menjelajahi area pedalaman.

"kau kenapa di?, dari tadi kau murung"
Tanya rifan temanku

"oh? Tidak apa-apa...."
Kataku

Sebenarnya entah kenapa hari ini aku terus terpikir abri.
Sebentar lagi dia akan menjalani ulangan kenaikan kelas.
Aku tidak boleh kehilangan fokus, aku harus tetap waspada di area musuh.

Cukup lama kami menyusuri pedalaman ini, kami di kejutkan dengan penemuan sebuah area yang di penuhi gubuk dan beberapa senjata tajam berceceran di tanah.

"jangan-jangan ini........."

Kapten tim kami mengangkat tangannya untuk memberikan kode bersiap.

Sontak kami menyiapkan senapan yang ada di tangan kami, lalu kami mulai berjalan memasuki area itu.

Saat kami memeriksanya, ternyata area itu kosong.

Dor!

Suara tembakan muncul di sertai salah satu rekan tim kami tiba-tiba terjatuh.

"fajar!, aku berteriak dan mendekati fajar yang terkapar di tanah"

"waldi amankan fajar! Yang lain tetap waspada!"
Ujar kapten tim kami

"w...waldi..... Akh..... Aku........."
Fajar berusaha bicara sambil menahan sakit dari luka tembakannya.

"diam! Jangan banyak bicara!"
Aku berusaha menaham perdarahan di dadanya dengan tanganku.
"bertahan jar!"

"w...waldi....... Ughhh!!!!!!

Dor!
Dor!
Dor!

Suara tembakan mulai terdengar dimana-mana.
Entah dari mana datangnya.

"ughh....... "
Nafas fajar semakin tidak teratur.
Dia mulai kejang dan akhirnya matanya kehilangan cahayanya dan berhenti bergerak.

"sial!"
Ucapku

"waldi Cepat!"
Ucap pak agus menarikku menjauh

Kami berdua berusaha berlari menyusul tim.

Dor
Dor

Tembakan mulai muncul ke arah kami.

"larilah duluan!"
Ucap pak agus mendorongku ke belakangnya.

Dor

Pak agus juga mulai menembak

"tapi pak....."

"cepat!"

Dor!

"ugh!!!!!"
Pak agus langsung terjatuh saat terkena sebuah tembakan di punggungnya.

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang