Hubungan Darah (117)

412 48 7
                                    

"AKBAR RAJAB SEKARANG!!!!!"
Teriakku dengan sisa tenaga yang kumiliki.

Akbar dan Rajab yang dari tadi ada di atas pohon langsung melempar jaring ke arah kami.
Merasa dirinya sudah tertangkap, wanita ini terus meronta mencoba melepaskan diri dari jaring yang tadi di lemparkan.

"c...cukup sampai di sini! Hentikan perbuatanmu itu!"

"kalian menjebakku!, dan kau! Siapa kau sebenarnya!!!! Apa maumu ikut campur?!"
Amarah wanita ini semakin memuncak, kembali ia menghantamkan kepalaku ke aspal jalanan.
"kau tidak mengerti!, mereka semua sudah membunuh kakakku! Aku ingin mereka merasakan penderitaan yang ku rasakan selama ini!"

"k.... Kau salah.........., dirimu...dirimu sendiri yang membuatmu menderita"

"JANGAN SOK MENCERAMAHIKU!"

.
.
.
.
.

****FAHMI POV****

Drrrt...

"umm memangnya kau sudah siap?"

"mm..... Mau tidak?"

"hahaha, maulah sayang... Kapan lagi kita dapat suasana begini........ "

Drrrt....

Aku melepaskan bajuku dan langsung melumat bibir lembut Abri.
Lidahku dan lidahnya berdansa dengan sangat lihai di dalam sana, basah dengan liur kami berdua yang menjadi satu.

"mmhhh...."
Abri mengerang saat aku memasukkan tanganku dan memainkan area dadanya.

"sayang...... "
Ucapku.

Drrrt....

"mhh mi..... "

"apa sayang?"

"hpmu dari tadi bunyi"

"ughhh!!!!! Siapa yang berani mengganggu malam indahku ini?!"
Dengan geramnya aku turun dari ranjang dan mengambil hpku yang dari tadi berdering di atas meja.
"halo?"

"halo mi"

"Gusti?! Kau baik-baik saja kan?! Bagaimana rencananya?!"

"rencananya berhasil mi, tapi pelakunya berhasil meloloskan diri"

"a....apa.... "

"kami berhasil menangkapnya dengan jaring, tapi dia ternyata membawa pisau dan memotong jaring itu dan langsung kabur sebelum Akbar dan Rajab berhasil turun dari Pohon"

"apa?! Lalu kau sendiri?! Apa yang kau lakukan?!"

"itu...... Saat kami menjalankan rencana, tidak sengaja aku menemukan Andi yang ternyata menjadi korbannya juga, kak Aryo menyuruhku membawanya menjauh dulu"

"lalu bagaimana dengan Aryo?!"

"kenapa mi?"
Abri sudah ada di belakangku dan sepertinya dia menguping pembicaraan kami.

"kami sekarang di rumah sakit, kak Aryo pendarahan serius di bagian kepala, saat ini dia tidak sadarkan diri"

"kenapa dengan kak Aryo mi?!, mi ada apa?! Apa yang kau dan Gusti bicarakan?!"

"kak Aryo membutuhkan transfusi darah sesegera mungkin sebelum besok pagi, tidak ada siapapun kerabat kak Aryo di sini, kami bingung mi harus mencari pendonor!"

"te...tenang dulu gus, apa golongan darah Aryo?"

"AB"

"baiklah, tenang saja, aku akan kesana"
Aku menutup telponnya.

"mi ada apa?! Jawab aku!"

"maaf bri, sebenarnya alasan aku mengajakmu kesini agar kau bisa aman untuk sementara waktu"

"aman? Aman dari apa mi?!"
Benar juga, Abri tidak tahu apapun soal teror itu. Yang dia tahu hanya Rajab dan Ivan yang menjadi korban Begal.

"bri, seseorang mengincarmu, aku dan yang lain harus membawamu pergi dulu agar orang itu tidak mencelakaimu"

"apa.... Maksudmu?, hah?! Jangan-jangan Rajab dan Ivan kecelakaan itu! Jadi mereka di begal karena aku?!"

"bri tenang dulu, dengar baik-baik, aku akan kembali ke sana, kau tetap di sini"

"kenapa?, apa yang terjadi?! Siapa lagi yang menjadi korban?!"
Jika aku bilang Aryo, Abri pasti bersikeras untuk ikut dan semua akan sia-sia.

"tidak ada bri, aku hanya harus kembali ke rumah saja dulu, ada sesuatu yang...... "

"tadi kau bilang Aryo! Jangan bilang kak Aryo terlibat dalam ini semua dan dia sekarang yang menjadi korban!"

Sial....
Jika seperti ini, sudah tidak ada lagi cara untuk melarangnya.
Tapi, bukannya Aryo kekurangan darah?

"Bri! Apa golongan darahmu?!"

"eh? Golongan darahku? AB.... "

"bagus! Bereskan barang-barangmu!, kita harus sampai di sana sebelum pagi!"

"mi ada apa?!"

"jika kau masih ingin melihat kak Aryomu itu, kita harus bergegas bri!"

Abri mengangguk.

.
.
.
.

*****

Sorry ya, Author punya kabar buruk yang baik.
Mengingat Kisah sejenak ini merupakan cerita pertama author dan mendapatkan lumayan banyak perhatian dari pembaca, author sudah merencanakan akhir untuk cerita sejenak ini.
Tapi bukan berarti akhir ini adalah akhir dari cerita sejenak.
Istilahnya, Akhir dari sejenak adalah cerita awal.

Author berencana membuat cerita baru lagi dan masih menyangkut Abri dan Fahmi.
Tapi jangan khawatir, ini masih ada hubungannya dengan kisah Sejenak ini.

Hehehe maaf yak
Author orangnya agak ribet memang :v

Oh iya, author punya Quote untuk kalian semua para pembaca yangbudiman.

"sesungguhnya orang yang tidak vote dan komentar adalah orang yang pelit, dan orang pelit kuburannya sempit :v"

SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang