****ABRI POV****
Aku membuka mataku.....
Aku tengah di gendong oleh seseorang.
Punggung yang besar dan kekar ini..."bri?, syukurlah kau baik-baik saja!"
Akbar terlihat senang melihatku masih hidup."bar..... "
"sudahlah jangan banyak bicara dulu!, kau harus segera di bawa ke rumah sakit"
"Fahmi..... "
Aku melihat seseorang juga berjalan di depan kami sambil menggendong Fahmi di punggungnya."bar.... siapa dia?"
"nanti saja bri, kau jangan banyak bergerak dulu.... "
Kata Akbar.Aku hanya bisa diam sambil memandangi Fahmi yang di gendong di depanku.
Apa dia baik-baik saja?
Tentu tidak....
Perban di kepalanya itu menunjukkan bahwa dia saat ini dalam kondisi yang tidak baik."kau beruntung bri...."
Ucap Akbar.
"kau memiliki pasangan seperti Fahmi, dia benar-benar orang yang bertanggung jawab, dan Fahmi juga sangat beruntung memilikimu""bar..... "
Aku menunduk...
"kau.... Tidak benar-benar menyukaiku kan?""hm"
Akbar tersenyum.
"perasaan seseorang tidak dapat di bohongi bri, aku menyukaimu"
Kata Akbar sambil menatapku.
"tapi aku lebih menghargai persahabatan kita di banding perasaanku ini""bar..... Maafkan aku......, kumohon lupakan aku... Aku tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi"
"percayalah bri, aku tidak akan membiarkan perasaanku menguasaiku, seperti Andi"
"Andi?, dia..... "
"kau tidak perlu memikirkan dia, saat ini teman-temannya sudah di amankan oleh polisi, Andi sendiri belum di temukan"
"apa kau tahu soal Ardi?"
"lupakan saja dia, dia sudah Meninggal"
"begitu..... "
Akhirnya kami sampai di kaki gunung.
Para polisi dan teman-teman yang aku kenal terlihat menunggu kami di seberang sana.
Tapi, di antara mereka juga ada Orang tua Fahmi..
.
.5 Jam kemudian...
Ingin rasanya aku menemui Fahmi, Bang Ridwan dan kak Rahmat yang juga di rawat di rumah sakit ini.
Tapi kondisiku juga masih belum pulih.Apalagi....
"JANGAN DEKATI FAHMI LAGI!"
Kata-kata ibu Fahmi benar-benar menjadi pukulan yang berat bagiku untuk menerima kalau aku memang harus menjauh dari Fahmi.****FAHMI POV****
"kakak!"
Faizal langsung menghampiriku saat melihatku sadar."zal, ibu....ayah...... "
Di dalam kamar juga ada Ibu dan Ayahku, tapi kenapa wajah mereka tidak senang melihatku sadar."Fahmi, kenapa kau bisa bertindak sejauh itu?!"
Ayahku tiba-tiba bertanya dengan nada yang terdengar marah."a...ayah....... "
"Kau laki-laki dan Abri juga!, kenapa kau melakukan hal bodoh seperti itu?! Ayah tidak ingin kau, Abri dan teman-temanmu yang lain sampai kenapa-napa!"
"mulai sekarang ibu mau kamu jauhi Abri! Kalau perlu kamu tinggal dengan kakekmu di luar kota!"
Kenapa.....
Apa mereka sudah tahu...."Fahmi, ini demi kebaikanmu dan yang lain, kau harus menjalani kehidupanmu secara normal"
Kata Ayah.
"bu, zal, bisa keluar sebentar?"
Ayah tiba-tiba menyuruh Faizal dan Ibu keluar dari kamar.Setelah ibu dan Faizal keluar, Ayah berjalan mendekati pintu dan menguncinya. Lalu setelah itu Ayah kembali mendekatiku.
"seberarti itukah Abri untukmu?"
Tanya Ayahku dengan suara yang tiba-tiba menjadi lembut.
"kau bisa jujur pada ayah, ayah akan selalu mendengarkanmu"
Ayahku menggenggam erat tanganku, itu memberiku kekuatan yang cukup untuk bisa membuka mulutku."yah.... Maafkan Fahmi"
Aku menangis dan langsung memeluk ayahku.
"aku sudah mengecewakan ayah! Aku anak yang tidak..... ""jangan bicara sembarangan, kau itu putra ayah yang paling hebat, ayah tidak melarang hubungan kalian, selama kalian bisa menjaga sikap dan tetap fokus dengan sekolah, ayah hanya ingin melihatmu senang"
"tapi ibu......"
"ibumu hanya syok karena mengetahui hal ini, dia pasti akan menerimanya sama seperti dia menerima ayah dulu"
Menerima ayah dulu?
"ibumu itu sama seperti ayah, dia akan melakukan apapun untuk melihat anak-anaknya senang"
****DARWIS POV****
Setelah menenangkan Fahmi, aku segera keluar dari kamarnya agar dia bisa beristirahat.
"yah, bagaimana?"
Tanya Istriku."ibu tidak perlu mengirim Fahmi jauh, dia sudah berjanji"
"ibu tidak masalah yah, tapi jika prestasi Fahmi sampai menurun juga ibu khawatirnya karena hubungan mereka"
"ibu ini, tidak pernah berubah"
"hahaha, jadi ingat jaman SMA kita ya yah"
"tapi ayah masih lebih romantis kan dari Fahmi"
"Anakmu itu lebih romantis, memangnya ayah dulu pernah lakuin hal apa waktu sama si Arsun?"
"sudah ah bu, tidak perlu di bahas lagi, ayah kira ibu sudah tidak suka liat pasangan laki-laki sama laki-laki lagi seperti dulu"
"kalau ibu tidak suka.... Lalu kenapa ibu mau menerima ayah walaupun waktu itu ayah punya hubungan dengan Arsun?"
"ibu sama ayah bicara apa?"
"nanti ya zal, kalau kamu sudah besar"
.
.
.****ABRI POV****
Seseorang tiba-tiba memasuki kamarku, di ikuti oleh Gusti.
"gus? Dia.... "
Aku ingat, dia orang yang tadi menggendong Fahmi."dia ini kak Rifan bri, dia ingin menyampaikan sesuatu padamu"
Kata Gusti."Abri, sebelumnya aku ingin minta maaf karena tidak sempat menahan Fahmi siang tadi"
Kak Rifan meminta maaf."lho! Jika kakak menahan Fahmi, Bisa-bisa Abri jadi tewas"
Kata Gusti."hehehe benar juga, tapi untung saja tadi aku melihat Fahmi tiba-tiba melompat turun ke sungai, jadi aku kembali untuk mengikutinya"
"tapi..... Kakak ini sebenarnya siapa?"
Tanyaku."maaf, aku sampai lupa, aku datang mencarimu atas janjiku pada sahabatku, Waldi"
Kak Waldi?!
"k..kak.... Waldi?"
Ucapku."aku datang untuk menyampaikan permintaan maafnya, dia tidak bisa menepati janjinya untuk kembali padamu, ini.... "
Kak Rifan memberikan selembar foto padaku.
Fotoku bersama kak Waldi."kak.... Hiks...... Jauh sebelum ini terjadi aku sudah memaafkan kakak, aku tidak akan pernah melupakan Kak Waldi!"
"Waldi...., aku sudah menyampaikan pesan terakhirmu"
Ucap kak Rifan dengan senyum.*****
Ahhhhhh
Jangan lupa vote :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejenak
Storie d'amoreKisah cinta Abri dan Fahmi, duo bucin yang memulai hubungannya dengan penuh liku-liku. Bersama teman-teman mereka, Gusti, Ivan, Rajab dan Akbar, menjalani hari-hari indah yang penuh dengan kekonyolan. Warning.... 18+ Bagi yang Homophobic harap tid...